Jembatan Rama, disebut juga Jembatan Ram Setu berarti "Jembatan Rama", adalah rantai batu kapur antara pulau Mannar, di dekat Sri Lanka barat laut dan Rameswaram, di pantai tenggara India. Menurut kepercayaan Hindu, jembatan ini dibangun oleh Rama, inkarnasi Dewa Wisnu, untuk menyelamatkan Sita yang diculik ke Alengka oleh Rahwana, seperti yang ditulis dalam kisah Ramayana. Banyak inskripsi, koin, panduan pengelana tua, referensi lama, peta religius kuno menandakan struktur ini dianggap suci oleh umat Hindu.[1][2][3]
Nama
Jembatan itu pertama kali disebutkan dalam wiracarita berbahasa Sanskerta, Ramayana, gubahan Walmiki. Dunia barat pertama kali menemukannya dalam buku "karya bersejarah pada abad ke-9" oleh Ibnu Khordadbeh dalam Buku tentang Jalan dan Negara (sekitar 850 M), merujuk kepada tempat yang disebut Set Bandhai atau "Jembatan Laut".[4]
Nama Jembatan Rama atau Rama Setu (dari bahasa Sanskerta; Setu berarti jembatan) diberikan kepada bentang alam mirip jembatan ini di Rameshwaram, karena legenda Hindu mengidentifikasinya sebagai jembatan yang dibangun oleh Wanara (manusia monyet), tentara Rama, yang digunakan untuk mencapai Alengka dan menyelamatkan istrinya Sita dari raja Rakshasa, Rahwana, sebagaimana dinyatakan dalam wiracarita Ramayana.
Karena memisahkan laut India dan Sri Lanka, wilayah itu disebut Sethusamudram yang berarti "Jembatan Laut". Petanya dibuat oleh pembuat peta Belanda pada tahun 1747, tersimpan di Perpustakaan Saraswati Mahal di Tanjore, menunjukkan wilayah ini sebagai Ramancoil, dari bahasa Tamil"Raman Kovil" (Kuil Rama)[5] Peta lain disusun oleh J. Rennel tahun 1788 diambil dari perpustakaan yang sama, menyebut daerah ini sebagai Kuil Rama.[6] Peta lainnya terdapat di atlas sejarah Schwartzberg[7][8] dan sumber-sumber lain menyebut daerah ini dengan berbagai nama seperti koti, Sethubandha dan Sethubandha Rameswaram.[9][10][11][12]Ramayana gubahan Walmiki menyatakan pembangunan jembatan ini di bawah komando Rama dalam ayat 2-22-76.[13]
Peta pertama yang menyebut daerah ini Jembatan Adam (Adam's bridge) dibuat oleh pembuat peta dari Inggris pada tahun 1804, merujuk kepada legenda Islam, yang menyatakan bahwa Nabi Adam menggunakan jembatan untuk mencapai Puncak Adam di Sri Lanka, dimana ia berdiri bertobat dengan satu kaki selama 1.000 tahun, meninggalkan tanda berupa lubang besar menyerupai tapak kaki. Baik puncak maupun jembatan diberi nama menurut legenda ini.[3][14]
Evolusi geologi dan usia
Rama Bridge merupakan salah satu "Mysterious Places in the World’s". Jembatan purba misterius sepanjang 18 mil (30 Km) yang menghubungkan Pulau Mannar (Srilanka) dan Pulau Pamban (India) ini diperkirakan telah berumur lebih dari 100.000 tahun. Citra dari Jembatan Adam itu sendiri sangat mudah terlihat dari atas permukaan air laut karena letaknya yang tidak terlalu dalam, yaitu hanya tergenang sedalam kira-kira 1,2 meter (jika air laut sedang surut). Status dari jembatan tersebut masih merupakan misteri hingga saat ini, dan menurut tafsiran para ahli, diperkirakan Jembatan Adam erat kaitannya dengan wiracarita terkenal India, Ramayana.
Departemen arkeologi Sri Lanka telah mengeluarkan suatu pernyataan yang menyebutkan usia Jembatan Adam mungkin berkisar di antara 100.000 hingga 200.000 tahun, namun apakah jembatan ini benar-benar terbentuk secara alami ataukah merupakan suatu mahakarya manusia, hal itu belum bisa mereka terangkan.
S.U.Deraniyagala, Direktur Jenderal Arkeologi Srilanka yang juga merupakan pengarang buku Early Man and the Rise of Civilization in Sri Lanka: the Archaeological Evidence mengatakan bahwa peradaban manusia telah muncul di kaki Gunung Himalaya sekitar 200.000 tahun silam. Walaupun menurut para sejarawan peradaban paling awal didaratan India adalah peradaban bangsa Ca, hal itu bukan merupakan suatu jaminan bahwa terdapat peradaban yang lebih tua lagi dari mereka sebelumnya. Para sarjana menaksirkan bahwa mungkin jembatan purba ini dibangun setelah daratan Sri Lanka terpisah oleh India jutaan tahun silam.
Catatan dari Ramayana
Menurut wiracaritaRamayana, jembatan itu dibangun oleh pasukan manusia monyet (wanara) di bawah pengawasan Rama, dan dalam pewayanganJawa disebut "Situbanda" atau "Situbandalayu". Maksud dari pembangunannya sendiri ialah sebagai tempat penyebrangan menuju Kerajaan Alengka dalam misi untuk menyelamatkan Dewi Sita (Sinta), dimana pada saat itu Dewi Sita sedang berada dalam masa penculikannya oleh Raja Kerajaan Alengka, yaitu Rahwana.
Menurut agama Hindu, sejarah dunia terbagi menjadi 4 masa, yaitu Satyayuga (172.800 tahun), Tretayuga (129.600 tahun), Dwaparayuga (86.400 tahun) dan Kaliyuga (43.200 tahun). Tahap sekarang menurut kalender mereka ialah Kaliyuga. Kisah dalam Ramayana, menurut Kalender Hindu, terjadi pada masa Tretayuga. Berarti menurut catatan dalam epos tersebut, usia dari Jembatan tersebut berkisar 170.000 tahun.