Janda permaisuri agung
Janda permaisuri agung (atau Ibu suri agung) (Pinyin: tàihuángtàihòu; bahasa Jepang: 太皇太后; Rōmaji: taikōtaigō; bahasa Korea: 태황태후; Romaja: Tae Hwang Tae Hu; bahasa Vietnam: Thái Hoàng thái hậu) adalah gelar yang diberikan kepada nenek,[1] atau wanita dari generasi kekaisaran Tiongkok, Jepang, Korea dan Vietnam yang sama. Beberapa janda permaisuri agung menjadi wali selama masa kecil kaisar. Beberapa janda permaisuri yang paling terkemuka memperluas kewalian mereka walaupun kaisar sudah cukup umur untuk memerintah. Menurut pandangan tradisional para sejarawan Tiongkok, hal seperti ini yang menjadi sumber kekacauan politik kerajaan di Tiongkok.
Para janda permaisuri agung Tiongkok
Dinasti Han
Cao Wei
Dinasti Jin (265–420)
Dinasti Liu Song
Dinasti Chen
Dinasti Wei Utara
Dinasti Qi Utara
Dinasti Zhou Utara
Dinasti Tang
Dinasti Song
- Janda Permaisuri Agung Cao (1067–1085), pada masa pemerintahan Kaisar Shenzong
- Janda Permaisuri Agung Gao Taotao (1085-1093), pada masa pemerintahan Kaisar Zhezong
- Janda Permaisuri Agung Wu (1189–1197), pada masa pemerintahan Kaisar Guangzong
- Janda Permaisuri Agung Xie (1194–1203), pada masa pemerintahan Kaisar Ningzong
- Janda Permaisuri Agung Xie Daoqing (1274–1276), pada masa pemerintahan Kaisar Gong, dua kaisar yang naik takhta adalah cucu-cucunya, tetapi kemudian mereka melarikan diri dari bangsa Mongol
Dinasti Liao
Dinasti Jin (1115–1234)
- Janda Permaisuri Agung Tangkuo dari Istana Qingyuan (1135–1136), selama masa pemerintahan Kaisar Xizong
- Janda Permaisuri Agung Heshilie dari Istana Mingde (1135–1143), pada masa pemerintahan Kaisar Xizong
Dinasti Yuan
Dinasti Ming
Dinasti Qing
Referensi
|
|