Tarian Hedung merupakan tarian tradisional dalam budaya masyarakat Adonara. Tarian ini merupakan tari perang yang dulunya dibawakan untuk menyambut pahlawan yang pulang dari medan perang. Tarian ini melambangkan nilai – nilai kepahlawanan dan semangat berjuang yang tak kenal menyerah. Dewasa ini,tarian hedung yang merupakan salah satu tarian kebanggaan masyarakat Adonara juga dibawakan dalam acara; penyambutan tamu,pada pesta adat seperti; pembuatan rumah adat dan pernikahan dan pesta sakramen Imamat. Pada komunitas rantau di wilayah Jakarta misalnya, tarian ini juga dilakukan pada momen – momen persaudaraan seperti saat pembukaan/penutupan petandingan sepak bola antar orang Adonara, penyambutan Imam baru,Pesta Pernikahan, Penyambutan Tamu,dll.
Dalam tarian ini, para penari baik tua, muda/anak – anak yang terdiri dari kaum laki – laki dan juga beberapa kaum perempuan menggunakan berbagai perlengkapan yang biasanya digunakan para ksatria Adonara untuk berperang,yaitu:
Parang Adonara (Kenube witi Taran).
Tombak (Gala).
Perisai (Dopi).
Ikat kepala daun kelapa (Knobo).
Gemerincing yang diikat di kaki (Bolo’n).
Kain sarung tradisional ( Kwatek – untuk Perempuan,Nowi’n – untuk Laki – laki ).
Diiringi musik tradisional (dari gong,gendang dan irama bolo’n), para penari memperagakan gerakan yang mirip dengan orang yang sedang berperang. Mereka akan ”berperang” satu sama lain memperagakan duel dengan mengayunkan parang atau membuat ancang – ancang untuk melemparkan tombak.
Artikel bertopik budaya ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.