Gunung Etna (atau Aetna, dan dikenal secara lokal dengan nama Mongibello yang berarti gunung yang indah) adalah gunung berapi aktif di pesisir timur Sisilia, dekat Messina dan Catania, Italia. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 3.320 Mdpl. Tingginya tiga kali lebih besar dari pesaing terdekatnya, Vesuvius sehingga membuatnya menjadi gunung tertinggi di Italia di selatan Alpen.
Gunung Etna adalah yang terbesar di antara gunung-gunung berapi di Italia dengan keliling dasar sepanjang 140 km dan mencakup wilayah seluas 1.190 km². Etna adalah salah satu gunung teraktif di dunia dan hampir selalu dalam keadaan meletus. Meski demikian, gunung ini tidak terlalu dianggap berbahaya.
Ahli vulkanologi yang meneliti aktivitas Gunung Etna adalah Salvatore Caffo. Dia bekerja mengamati aktivitas gunung dari kantornya di Taman Nasional Gunung Etna.[4] Caffo tumbuh besar di Kota Catania yang terletak 30 mil di bawah kawah Gunung Etna. Kota Nicolosi hanya terletak 12 mil di bawah kawah. Kota ini dibangun lebih dari 800 tahun yang lalu, dan letusan Etna telah membuatnya hancur selama dua kali. Tidak hanya Nicolosi yang terkena dampak dari letusan Etna, ada lebih 20 kota kecil lainnya juga terletak di sekelilingnya. Salah satunya adalah kota Zafferana Etnea berjarak 8 mil dari Nicolosi, pada sisi tengggara Gunung Etna. Kota-kota lain yaitu Linguaglossa dan Randazzo.
Geologi
Gunung Etna terbentuk ketika lempeng tektonik Afrikabersubduksi di bawah lempeng tektonik Eurasia bertemu jauh di dalam permukaan bumi. Gunung Etna adalah serangkaian stratovolcano mempunyai empat kawah dengan dua di antaranya berperan sebagai kawah pusat. Keduanya adalah Bocca Nouva yang berada di posisi timur laut dan Voragine di bagian tenggara. Voragine merupakan kawah terbaru yang dibentuk pada letusan 1978. Kerucut Pien del Lago adalah fitur baru dari Gunung Etna.
Sejarah erupsi
Letusan Gunung Etna telah didokumentasikan sejak 1.500 Sebelum Masehi Sejak itu, telah ada lebih dari 200 letusan, hampir tidak terdeteksi untuk bencana. Pada 122 Sebelum Masehi, erupsi letusan menutup sinar matahari selama beberapa hari dan memuntahkan begitu banyak abu ke Kota Catania. Bencana itu menghancurkan ratusan rumah. Akibat musibah itu, pemerintah Romawi membebaskan pajak warga selama 10 tahun dan mengalokasikan seluruh pengeluaran untuk rekonsiliasi bencana.
Erupsi 1669
Letusan paling kuat terjadi pada tahun 1669 dan merupakan letusan yang paling merusak. Semburan lava dari puncak mengalir mencapai laut lebih dari 16 km. Sebanyak 1.500 orang Catania meninggal dunia akibat gempa bumi yang berporos di bagian bawah. Selanjutnya, warga-warga lokal membuat parit-parit untuk mengalihkan “perhatian” lava supaya tidak mengarah ke kota. Namun sayangnya, lava justru mengarah ke kota lain yaitu Paterno, menyebabkan terjadi sedikit peperangan antar penduduk di dua kota tersebut. Saat itu pembangunan parit tidak selesai, dan membuat lava menerjang tembok kota dan meluluhlantakkan hampir separuh kota Catania.
Erupsi 1852
Letusan besar lainnya terjadi pada 1852, menghasilkan lebih dari 2 miliar kaki kubik lava dan 'menelan' lebih dari 3 mil persegi dasar gunung berapi.[5]
Erupsi 1979
Sementara letusan terpanjang dimulai pada 1979 dan berlangsung selama 13 tahun.
Erupsi 1992
Merupakan erupsi letusan terbesar, berlangsung selama 400 hari. Lava memnutupi hampir seluruh lembah dekat kota Zafferana Etnea. Penduduk kota sangat panik, namun akhirnya lava berhenti hanya beberapa ratus meter sebelum kota. Di tempat itu kini dibangun patung agama sebagai tempat ucapan terima kasih karena telah selamat.
Upaya membangun parit juga dilakukan pada tahun ini. Untuk mencegah aliran lava, pemerintah membangun bendungan-bendungan untuk menghalau aliran lava. Tapi upaya itu tidak berhasil. Pemerintah kota lantas meminta bantuan Marini AS dengan operation volcano buster dengan cara menjatuhkan blok beton dari atas helikopter kargo. Meski tidak menuai sukses besar, cara ini sedikit banyak mampu untuk memperlambat lava sampai ke pemukiman.[6]
Erupsi 2013
Gunung Etna meletus pada tanggal 23 November 2014 (Sabtu).
Erupsi 2015
Gunung Etna memuntahkan abu vulkanik pada tanggal 3 Desember 2015 (Kamis malam). Pada letusan ini, lebih "lembut" dibanding letusan 2013. Saat itu tanda-tanda Etna ingin mengeluarkan lavanya diawali oleh gempa.
Erupsi 2021
Gunung Etna meletus sejak tanggal 16 Februari 2021. Pada 21 September 2021, gunung ini kembali mengeluarkan lava pijar setelah 3 minggu lebih tidak mengeluarkan lava.[7][8]
Kehidupan masyarakat
Lebih dari 25 persen penduduk Sisilia di lereng Etna bergantung hidup dengan sumber utama pendapatan dari pulau itu. Pulau yang memiliki pertanian yang subur karena kaya tanah vulkanik. Di sekelilingnya tumbuh zaitun, anggur, dan buah-buahan yang lain. Selain itu, pulau itu juga menjadi lokasi pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
Referensi
^ abThe elevation varies with volcanic activity. The volcano last erupted on 16 March 2017. It is frequently given as 3.350 m (10.990 ft), but many sources that support this concede that this is approximate. The coordinates given, which are consistent with SRTM data, are from a 2005 GPS surveyDiarsipkan 2020-08-24 di Wayback Machine.. The elevation data are based on a LIDAR (Light Detection and Ranging) survey carried out in June 2007, see Neri, M.; et al. (2008), "The changing face of Mount Etna's summit area documented with Lidar technology", Geophysical Research Letters, 35 (9): L09305, Bibcode:2008GeoRL..3509305N, doi:10.1029/2008GL033740
^"Etna volcano" (dalam bahasa English). 2019-01-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-07. Diakses tanggal 2019-01-11.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)