Doris Stevens atau Dora Caroline Stevens (lahir pada 26 Oktober 1888 dan meninggal pada 22 Maret 1963) adalah seorang pejuang hak suara perempuan di Amerika, dan juga seorang pengacara hak-hak perempuan serta penulis yang lahir di Omaha, Nebraska. Doris juga merupakan mahasiswa perempuan pertama di American Institute of International Law dan menjabat sebagai ketua pertama Inter-American Commission of Women. Ketika aktif berkuliah di Oberlin College, Doris turut memperjuangkan hak pilih disana.[1]
Masa Muda
Orang tua Doris bernama Caroline D. (née Koopman) dan Henry Henderbourck Stevens. Ibunya seorang imigran generasi pertama dari Belanda dan ayanya seorang Pator di Dutch Reformed Church. Doris juga tinggal bersa keempat saudaranya. Pada tahun 1905, Doris menyelesaikan sekolahnya di Omaha High School.[2]
Pada tahun 1911, Doris memutuskan untuk berkuliah di Oberlin College. Ia ingin mendapatkan gelar sarjana di bidang sosiologi, walaupun pada awalnya ia menginginkan bidang musik. Ketika di perkuliahan, Doris dikenal sebagai pejuang hak suara perempuan di kampusnya. Setelah lulus dari Oberlin College, Doris bekerja sebagai seorang guru musik. Selain itu ia juga aktif di bidang sosial ketika masih di Ohio, Michigan dan Montana. Setelah pindah ke Washington, D.C, Doris menjadi pengelola daerah di National American Suffrage Association (NAWSA).[3]
Pejuang hak suara perempuan
Doris datang ke Washington untuk melakukan pengintaian terhadap senat pada bulan Juni tahun 1913. Pada awalnya ia tidak memiliki rencana untuk menetap disana, namun Alice Paul meyakinkannya untuk tetap tinggal. Setelah itu ia diterima dan ditugaskan oleh NAWSA di Congressional Union for Woman Suffrage (CUWS). Kongres tersebut baru dibentuk oleh Alice Paul dan Mary Ritter Beard. Pada saat yang sama, sebuah sub divisi dibentuk di NAWSA, yaitu Uni Kongres. Sub divisi yang baru terbentuk itu beroperasi secara independen di NAWSA.[4]
Sejak saat itu, Doris ditunjuk sebagai sekretaris eksekutif di Washington, D. C. Dengan jabatannya tersebut, Doris memiliki tugas sebagai pengelola daerah yang tugasnya ditempatkan di distrik timur. Setelah itu Alice Paul membagi Washington, D. C. menjadi 12 negara bagian dan menunjuk pengelola daerahnya. Doris ditugaskan di daerah timur, Mabel Vernon ditugaskan di daerah barat laut, Anne Martin ke barat daya, dan Maud Younger ke selatan. Tugas seorang pengelola daerah adalah mengedukasi kelompok-kelompok yang ada di Kongres tentang hak pilih untuk perempuan di RUU. Selain itu mereka juga harus mendapatkan dukungan dari masing-masing negara bagian untuk mengesahkan RUU hak pilih perempuan. Namun hasil kongres tersebut tidak sesuai dengan harapan Paul dan yang lainnya. Terjadi perbedaan pendapat antara anggota NAWSA dengan Paul serta anggotanya. Setelah kongres tersebut, terjadi keretakan hubungan antara NAWSA dan Paul beserta anggotanya. Hal itu membuat Paul memutuskan hubungannya dengan NAWSA dan membentuk organisasi independen bersama anggotanya.[4]
Setelah terjadi perpecahan itu, Paul bersama Uni Kongres membentuk dewan penasihat wanita yang terdiri dari perempuan pekerja yang memiliki hak pilih, wanita terkemuka seperti Bertha Fowler, Charlotte Perkins Gilman, Helen Keller, Belle Case La Follette, May Wright Sewall dan juga para pendidik seperti Emma Gillett, Maria Montessori, dan Clara Louise Thompson, seorang Profesor Latin di Rockford College, untuk menambah kredibelitas dari oraganisais tersebut. Doris menjadi pengeloa nasioanal yang bertugas mengumpulkan perempuan-perempuan di negara-negara bagian yang memiliki hak suara untuk menentang kandidat mana pun yang tidak mendukung adanya hak pilih penuh untuk perempuan.[5]
Doris mengeluarkan kebijakan baru di CUWS pada awal tahun 1916. Ia akan merekrut delegasi perempuan-perempuan dari 435 distrik setelah berhasil mengorganisir perempuan-perempuan di 22 negara bagian. Delegsi perempuan yang direkrut ditugaskan untuk membentuk komite yang mampu menekan anggota kongres untuk mendukung adanya hak suara bagi perempuan. Selain itu delegasi tersebut diharapkan dapat meyadarkan anggota kongres bahwasanya warga negaranya mendukung perempuan untuk mendapatkan hak suaranya. Pada tahun yang sama, Doris memberlakukan strategi yang lain. Ia mengharuskan anggota CUWS untuk pergi ke negara bagian lain yang mengizinkan perempuan memiliki hak pilih. Disana mereka harus menetap dan membangu tempat tinggal sera mendaftar sebagai pemilih. Strategi itu dilakukan agar mereka dapat memberikan suara dalam pemilihan di negara bagian dan nasional. Mereka diharapkan dapat memilih kandidat legislatif yang mendukung pemberian hak suara terhadap perempuan. Doris sendiri mendaftar sebagai pemilih legislatif di Kansas pada tahun itu. Pada tanggal 5 Juni 1916, CUWS berubah menjadi National Woman's Party (NWP), yang memiliki satu platform untuk memperoleh amandemen konstitusi terkait hak pilih perempuan nasional. Setelah pergantian tersebut, Doris terus mengorganisir kampanye-kampanye mendapatkan hak suara perempuan di California.[6]
Penahanan
Karena Amerika Serikat mulai memasuki masa Perang Dunia I, beberapa pejuang hak suara perempuan memilih menghentikan aktivitas mereka pada tahun 1917 karena diangggap tidak patriotik, namun Doris masih tetap melakukan aktivitas perjuangannya. Setelah delegasi anggota NWP mengadakan pertemuan yang mengecewakan dengan Presiden Woodrow Wilson pada bulan Januari, Doris dan anggotanya memutuskan untuk melakukan aksi protes di Gedung Putih setiap hari. Mereka melakukan aksi mogok bicara di depan Gedung Putih sampai Wilson mengakui pentingnya perjuangan yang mereka lakukan. Aksi tersebut dilakukan selama lebih dari setahun tanpa memperhatikan cuaca dan ancaman penangkakapan terhadap mereka. Pada bulan Juli 1917, Doris dan 15 anggota NWP lainnya ditangkap karena berjaga di gedung putih di hari nasional. Mereka juga dituduh menghalangi jalan sehingga dijatuhui hukuman ditahan selama 60 hari di Occoquan Workhouse. Di dalam penjara tersebut, mereka tidak mendapatkan perelngkapan mandi seperti sikat gigi, dan sisir. Bahkan mereka harus menggunakan gayung secara bergantian dengan tahanan lainnya.[7]
Ketika Doris masih melakukan aksi protesnya bersama anggotanya yang lain di depan Gedung Putih, ia bertemu dengan suami pertamanya, Dudley Field Malone. Doris dan suaminya sering muncul di acara penggalangan dana untuk mendapatkan hak suara bagi perempuan. Pada akhirnya Presiden Wilson memenuhi keinginan mereka dengan menyetujui pemberian hak pilih kepada perempuan.[8]
Doris dan Dudley dinikahkan oleh pemilik toko perangkat keras yang merupakan Hakim Perdamaian pada 5 Desember 1921 di Peekskill, New York, Stevens. Doris juga memutuskan untuk tidak menggunakan nama Malone, tetapi tetap menjadi Doris Steven. Mereks tinggal di Croton-on-Hudson, New York pada pertengahan tahun 1920-an. Disana ia berteman dengan anggota terkemuka Greenwich Village dan bohemian, termasuk Louise Bryant, Max, Crystal Eastman, Edna St. Vincent Millay, dan John Reed. Pada tahun 1929, Doris menceraikan Dudley Malone karena adanya perselingkuhan di kedua belah pihak tidak dapat diselesaikan.[9]
Aktivis Kesetaraan Perempuan
Setelah mendapatkan hak suara bagi perempuan, fokus NWP bergeser ke kesetaraan di bawah hukum. Kesetaraan yang diinginkan adalah mendapatkan kesempatan kerja yang setara, kesempatan menjadi juri, dan juga kewarganegaraan perempuan yang sudah menikah. Ketika Amandemen Equal Rights diperkenalkan oleh Daniel Read Anthony, Jr. pada tahun 1923, para wanita terus mendorong dan berusaha melobi kedua partai politik. Pada tahun 1924, Doris mendapatkan jabatan sebagai sebagai wakil ketua NWP cabang New York. Ia menjadi ujung tombak kampanye NWP Women for Congress pada tahun yang sama.[10]
Ketika Doris menghadiri pertemuan pendahuluan Liga Bangsa-Bangsa di Jenewa pada bulan September 1927, ia mendapatkan dukunganbulat atas usulannya yang menuntuk adanya persamaan hak bagi perempuan. Setelah itu ia terus bertemu dengan banyak perempuan sembari mengumpulkan data hingga bulan Januari 1928. Pada tanggal 4 April 1928, Doris menghadiri Konferensi Pan-Amerika di Havana. I berusaha meyakinkan badan pengurus Uni Amerika Pan untuk membentuk Komisi Perempuan Antar-Amerika (Spanyol: Comisión Interamericana de Mujeres) (CIM).[11]
Setelah Doris kembali ke Amerika Serikat pada tahun 1929, ia mulai belajar hukum dan meanjutkan pendidikannya di Universitas Amerika dan Universitas Columbia dalam bidang hukum internasional dan kebijakan luar negeri. Ia menjadi anggota wanita pertama dari American Institute of International Law pada yahun 1931, walaupun ia tidak menyelesaikan studinya tersebut. Ia juga menghadiri pertemuan Liga Bangsa-Bangsa pada bulan September bersama Belmont dan Paul untuk mempresentasikan temuan kebangsaan mereka pada tahun yang sama.[12]
Pada tahun 1933 di Montevideo, Uruguay diadakan Konferensi Pan-Amerika Ketujuh, para wanita mempresentasikan analisis mereka tentang status status hukum wanita di 21 negara bagian masing-mansing anggota. Konferensi pun memberikan hak pilih kepada wanita, menyetujui perjanjian internasional pertama yang diadopsi tentang hak-hak perempuan seperti mempertahankan kewarganegaraan wanita, meloloskan Konvensi Kebangsaan, dan memperluas perlindungan kewarganegaraan kepada anak-anak.[13]
Tutup Usia
Stevens meninggal pada 22 Maret 1963 di New York City, dua minggu setelah mengalami stroke.[14] Pada tahun 1986, Universitas Princeton mendirikan kursi yang dianugerahkan melalui Doris Stevens Foundation dalam studi wanita. Pada tahun 2004 film HBO Iron Jawed Angels dibuat tentang hari-hari awal gerakan pemilihan. Doris Stevens diperankan oleh Laura Fraser.[15]