Dimulai sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu, kultus Chenghuangshen awalnya melibatkan penyembahan dewa pelindung tembok dan parit kota, kemudian mulai berkembang dan diterapkan kepada para pemimpin desa atau kota yang didewakan dan memiliki wewenang serta campur tangan atas kehidupan dan jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dari desa atau kota itu, bersama dengan para dewa pejabat lain dalam hierarki makhluk ilahi.
Nama
Nama Chenghuangshen (城隍神) terdiri dari aksara Han pertama cheng (城) berarti "tembok kota" (saat itu berfungsi sebagai "benteng pertahanan"), aksara kedua huang (隍) makna harfiah "parit" dan aksara terakhir shen (神) berarti dewa. Secara keseluruhan, Chenghuangshen pada awalnya adalah nama atau jenis dewa yang diyakini mampu memberikan perlindungan ilahi pada pertahanan fisik suatu kota, khususnya tembok dan parit yang ada di dalam kota tersebut. Kemudian konsep itu menjadi lebih umum dan berkembang, gelar dewa diberikan kepada para pemimpin kota yang didewakan setelah kematiannya karena prestasi dan karyanya yang menonjol bagi kota tersebut selama menjadi pejabat kota.[1]