Cefalù didirikan oleh orang-orang Yunani Kuno dan diberi nama berdasarkan letaknya di atas bukit batu yang tinggi dengan lereng curam yang menjorok ke arah laut. Meskpun namanya berasal dari bahasa Yunani, kota ini tidak ditemukan di catatan-catatan Thukidides, yang menyebutkan bahwa Himera adalah satu-satunya koloni Yunani di wilayah tersebut.[1] Dapat diperkirakan bahwa Cephaloedium pada saat itu hanya merupakan sebuah benteng (φρούριον) yang dimiliki oleh orang Himera dan baru kemudian mulai dihuni oleh lebih banyak penduduk setelah kehancuran Himera. Nama kota ini pertama kali muncul dalam sejarah pada masa ekspedisi Kartago di bawah Himilco pada tahun 396 SM, ketika ia membuat sebuah perjanjian dengan penduduk Himera dan penduduk Cephaloedium.[2] Akan tetapi setelah Kartago dapat dikalahkan, Dionysius I mengangkat dirinya menjadi Raja Cephaloedium, Cephaloedium kemudian diserang dan direbut oleh Agathokles pada tahun 307 SM.[3] Pada Perang Punisia Pertama, kota ini ditaklukkan oleh armada Romawi di bawah pimpinan Atilius Calatinus dan Scipio Nasica pada tahun 254 SM melalui persekongkolan bukan melalui pertempuran.[4]Cicero menyebut Cephaloedium sebagai kota yang berkembang, memiliki kewenangan municipium, dann mencetak uang logamnya sendiri. Pada masa itu, kota ini menjadi salah satu civitates decumanae yang membayar upeti ke Romawi dan mendertia pada masa penyalahgunaan wewenang Verres.[5] Cephaloedium ditemukan lagi di catatan-catatan sejarah lainnya oleh geografer-geografer kuno seperti Strabo, Plinius, dan Ptolemaeus, sebagai salah satu kota di Sisilia.[6]
Setelah Kekaisaran Romawi Barat jatuh, kota ini diambil alih oleh Kekaisaran Romawi Timur dan pemukimannya sebagian dipindahkan dari wilayah dataran ke atas bukit. Pada tahun 858, kota ini dikuasai oleh orang Arab dan diubah namanya menjadi Gafludi. Selama dua abad kemudian, Gafludi berada di bawah kekuasaan Keamiran Sisilia.
Pada tahun 1063, kota ini direbut oleh pasukan Italo-Norman. Raja Ruggeru II dari Sisilia pada tahun 1131 memindahkan kembali pemukiman kota dari wilayah atas bukit ke wilayah kaki dan memulai pembangunan sebuah katedral. Pada saat itu kota ini masih dihuni oleh orang Yunani Bizantium yang masih berada di bawah Gereja Bizantium Timur, beserta beberapa orang Arab.[7] Antara abad ke-13 dan tahun 1451, kota ini berada di tangan beberapa keluarga bangsawa feodal sebelum akhirnya berada di bawah Keuskupan Cefalù.
Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Cefalu". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.