Buku Tanpa Kata adalah sebuah alat penginjilan Kristen. Bukti-bukti menunjukkan bahwa "buku" ini dibuat oleh pendeta BaptisLondon yang terkenal, Charles Spurgeon, di dalam sebuah khotbah yang ia sampaikan pada tanggal 11 Januari1866[2] di hadapan ratusan anak yatim piatu berdasarkan ayat Mazmur 51:7b, "basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju![3]" Walaupun dinamakan "buku", karena memiliki halaman-halaman, namun "buku" tersebut dapat ditampilkan dalam sebuah plakat.
Buku ini terdiri dari beberapa blok warna yang secara berurutan melambangkan katekismus nonverbal untuk mengajar anak-anak, kaum buta aksara, atau orang-orang dengan budaya yang berbeda, tentang inti-inti ajaran kekristenan.[4] Walaupun demikian, buku ini dimaksudkan untuk ditampilkan sebagai pengalaman verbal, yang memungkinkan "pembacanya" mendapatkan gambaran visual tentang doktrin-doktrin dasar Kristen.
Variasi warna
Konsep yang digunakan oleh Spurgeon hanya tediri dari tiga warna: "pertama adalah hitam, kedua merah, dan ketiga putih bersih"
Hitam: melambangkan keadaan berdosa seluruh umat manusia. Biasanya dilambangkan sebagai halaman gelap.
Putih: melambangkan kebenaran yang dianugerahkan Allah kepada orang yang percaya melalui pengurbanan Yesus.
Paling tidak sekitar tahun 1880 buku tersebut telah digunakan dengan luas di rumah yatim, sekolah minggu, dan dalam misi lintas budaya.
Versi warna yang lain muncul ketika Dwight Moody menambahkan warna yang lain: emas (setelah putih) – melambangkan Surga - pada tahun 1875.[5]Hudson Taylor dan para misionaris China Inland Mission menggunakan warna keempat tersebut pada khotbah terbuka maupun penginjilan pribadi. Buku ini telah digunakan oleh misionaris dan guru-guru modern seperti Jennie Faulding Taylor, Amy Carmichael, Fanny Crosby (yang tunanetra), dan Child Evangelism Fellowship yang menambahkan warna kelima: green (setelah putih, sebelum emas) - melambangkan pertumbuhan di dalam Kristus setelah menerima keselamatan. Beberapa tokoh-tokoh Baptis modern menambahkan warna keenam: biru (setelah putih, sebelum hijau) - melambangkan baptisan air.