AstraZeneca

AstraZeneca plc
Publik
Kode emitenLSE: AZN
NasdaqAZN
OMXAZN
Komponen FTSE 100
IndustriFarmasi
Bioteknologi
Pendahulu
Didirikan6 April 1999; 25 tahun lalu (1999-04-06)
Kantor pusatCambridge, Inggris, Britania Raya
Wilayah operasi
Global
ProdukProduk farmasi
PendapatanKenaikan US$24,384 milyar (2019)[1]
Penurunan US$2,924 milyar (2019)[1]
Penurunan US$1,227 milyar (2019)[1]
Total asetKenaikan US$61,377 milyar (2019)[1]
Total ekuitas Kenaikan US$14,596 milyar (2019)[1]
Karyawan
70.600 (2020)[2]
Anak usahaMedImmune
Situs webwww.astrazeneca.com
Facebook: astrazenecacareers X: AstraZeneca Instagram: astrazeneca LinkedIn: astrazeneca Modifica els identificadors a Wikidata

AstraZeneca plc (/ˌæstrəˈzɛnəkə/) adalah sebuah perusahaan farmasi dan biofarmasi multinasional yang berkantor pusat di Cambridge, Inggris.[3] AstraZeneca memiliki portofolio produk untuk sejumlah penyakit, antara lain kanker, kardiovaskular, pencernaan, infeksi, syaraf, pernapasan, dan radang.[4] AstraZeneca AB yang berkantor pusat di Swedia, merupakan anak usaha dari perusahaan ini.[5]

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 melalui penggabungan Astra AB asal Swedia dan Zeneca Group asal Britania Raya[6][7] (yang dibentuk melalui pemisahan bisnis farmasi milik Imperial Chemical Industries pada tahun 1993). Sejak bergabung, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia dan telah mengakuisisi sejumlah perusahaan, termasuk Cambridge Antibody Technology (pada tahun 2006), MedImmune (pada tahun 2007), Spirogen (pada tahun 2013), dan Definiens (oleh MedImmune pada tahun 2014). Aktivitas riset dan pengembangan perusahaan ini dipusatkan di tiga lokasi, yakni Cambridge, Inggris; Gothenburg, Swedia, dan Gaithersburg, Amerika Serikat.[8]

AstraZeneca melantai di Bursa Saham London dan merupakan salah satu komponen dari Indeks FTSE 100. Perusahaan ini juga melantai di Nasdaq, Bursa Saham Mumbai, National Stock Exchange of India, dan OMX.

Sejarah

Astra AB didirikan pada tahun 1913 di Södertälje, Swedia, oleh 400 orang dokter dan apoteker.[9] Pada tahun 1993, ICI asal Britania Raya (dibentuk dari penggabungan empat perusahaan kimia) memisahkan bisnis farmasi, bisnis agrokimia, dan bisnis khususnya untuk membentuk Zeneca Group PLC.[10] Pada tahun 1999, Astra dan Zeneca Group resmi bergabung untuk membentuk AstraZeneca plc, dengan kantor pusat di London.[10] Pada tahun 1999 juga, AstraZeneca menetapkan lokasi kantor pusat baru untuk bisnisnya di Amerika Serikat, yakni "Fairfax-plus" di North Wilmington, Delaware.[11]

2000–06

Pada tahun 2002, obat Iressa buatan perusahaan ini disetujui di Jepang sebagai monoterapi untuk kanker paru-paru sel non-kecil.[12] Pada tanggal 3 Januari 2004, Dr Robert Nolan, mantan direktur AstraZeneca, membentuk tim manajemen untuk ZI Medical.[13]

Pada tahun 2005, perusahaan ini mengakuisisi KuDOS Pharmaceuticals, sebuah perusahaan bioteknologi asal Britania Raya dengan harga £120 juta.[14] Perusahaan ini juga mengadakan kolaborasi anti-kanker dengan Astex.[15] AstraZeneca juga mengumumkan bahwa mereka telah menjadi Diamond Member dari organisasi dagang Pennsylvania Bio.[16]

Pada tahun 2006, setelah menjalin kolaborasi sejak tahun 2004, AstraZeneca resmi mengakuisisi Cambridge Antibody Technology dengan harga £702 juta.[17]

2007–12: Kadaluarsa paten dan akuisisi

Pada bulan Februari 2007, AstraZeneca setuju untuk membeli Arrow Therapeutics, sebuah perusahaan yang fokus pada penciptaan dan pengembangan terapi anti-viral, dengan harga US$150 juta.[18] Berkurangnya jumlah paten yang dipegang oleh AstraZeneca pun sempat menjadi subyek spekulasi pada bulan April 2007, sehingga perusahaan ini merespon dengan menjalin sejumlah kolaborasi dan mengakuisisi sejumlah perusahaan.[19] Beberapa hari kemudian, AstraZeneca mengakuisisi MedImmune asal Amerika Serikat dengan harga sekitar US$15.2 milyar, untuk dapat memproduksi vaksin flu dan perawatan anti-viral untuk balita.[20] AstraZeneca kemudian mengkonsolidasikan semua bisnis biologinya ke dalam MedImmune.[21]

Pada tahun 2010, AstraZeneca resmi mengakuisisi Novexel Corp, sebuah perusahaan antibiotik yang dibentuk pada tahun 2004 sebagai hasil pemisahan dari divisi anti-infektif milik Sanofi-Aventis. Melalui akusisi tersebut, perusahaan ini juga mengakuisisi antibiotik eksperimental NXL-104 (CEF104) (CAZ-AVI).[22][23]

Pada tahun 2011, AstraZeneca mengakuisisi Guangdong BeiKang Pharmaceutical Company, sebuah produsen obat generik asal Tiongkok.[24]

Pada bulan Februari 2012, AstraZeneca dan Amgen mengumumkan bahwa mereka akan berkolaborasi guna menciptakan obat untuk penyakit radang.[25] Pada bulan April 2012, AstraZeneca mengakuisisi Ardea Biosciences, sebuah perusahaan bioteknologi, dengan harga $1,26 milyar.[26] Pada bulan Juni 2012, AstraZeneca dan Bristol Myers Squibb mengumumkan bahwa mereka akan bersama-sama mengakuisisi Amylin Pharmaceuticals dalam dua tahap.[27][28] Disetujui bahwa Bristol Myers Squibb akan mengakuisisi Amylin dengan harga $5,3 milyar dalam bentuk tunai dan asumsi $1,7 milyar dalam bentuk utang, sementara AstraZeneca membayar $3.4 milyar dalam bentuk tunai ke Bristol Myers Squibb, dan Amylin akan dimasukkan ke sebuah perusahaan patungan yang telah dibentuk oleh AstraZeneca dan Bristol Myers Squibb sebelumnya.[28]

2013: Restrukturisasi

2013

Pada bulan Maret 2013, AstraZeneca mengumumkan rencananya untuk melakukan restrukturisasi besar-besaran, termasuk menutup pusat riset dan pengembangannya di Alderley Park dan Loughborough, Britania Raya, serta di Lund, Swedia; investasi sebesar $500 juta untuk membangun pusat riset dan pengembangan baru di Cambridge, serta pemusatan aktivitas riset dan pengembangan di tiga lokasi, yakni Cambridge, Gaithersburg, Maryland (milik MedImmune, di mana mereka meneliti obat bioteknologi), dan Mölndal (dekat Gothenburg) di Swedia, untuk meneliti obat kimia tradisional.[8] AstraZeneca juga mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan kantor pusatnya dari London ke Cambridge pada tahun 2016.[29][30] Selain itu, perusahaan ini juga mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi 1.600 pegawai. Tiga hari kemudian, AstraZeneca mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi 2.300 pegawai, sehingga totalnya mencapai hampir 4.000 pegawai.[31][32] Diumumkan juga bahwa mereka akan fokus pada tiga bidang terapeutik, yakni Radang & Autoimunitas Pernapasan, Penyakit Kardiovaskular & Metabolik, serta Onkologi.[33] Pada bulan Oktober 2013, AstraZeneca mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi perusahaan onkologi bioteknologi Spirogen dengan harga sekitar US$440 juta.[34]

2014

Pada tanggal 19 Mei 2014, AstraZeneca menolak "tawaran akhir" dari Pfizer, yakni £55 per lembar saham, sehingga perusahaan ini dihargai sebesar £69,4 milyar (US$117 milyar). Keduanya telah mengadakan sejumlah rapat sejak bulan Januari 2014. Jika AstraZeneca setuju untuk diakuisisi, maka Pfizer akan menjadi produsen obat terbesar di dunia. Transaksi tersebut juga akan menjadi pembelian terbesar atas sebuah perusahaan asal Britania Raya oleh perusahaan dari luar Britania Raya. Namun sejumlah masyarakat Britania Raya, termasuk politisi dan ilmuwan, tidak setuju dengan akuisisi tersebut.[35] Pada bulan Juli 2014, AstraZeneca resmi mengakuisisi Almirall Sofotec dan obat paru-parunya, termasuk obat COPD, Eklira. Akuisisi senilai US$2,1 milyar tersebut juga meliputi alokasi dana sebesar US$1,2 milyar untuk pengembangan riset pernapasan, salah satu dari tiga bidang fokus AstraZeneca. Pada bulan Agustus 2014, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka akan berkolaborasi selama tiga tahun dengan Mitsubishi Tanabe Pharma untuk mengembangkan nefropati diabetik.[36] Pada bulan September 2014, AstraZeneca mengumumkan bahwa mereka akan berkolaborasi dengan Eli Lilly untuk mengembangkan dan mengkomersilkan kandidat inhibitor BACE – AZD3292 – untuk mengobati penyakit Alzheimer. Kesepakatan tersebut dapat menghasilkan hingga US$500 juta untuk perusahaan ini.[37] Pada bulan November 2014, MedImmune setuju untuk mengakuisisi Definiens dengan harga lebih dari US$150 juta. AstraZeneca juga memulai kolaborasi uji coba fase I/II dengan Pharmacyclics dan Janssen Biotech untuk menyelidiki pengobatan kombinasi.[38] Pada bulan yang sama, AstraZeneca setuju untuk menjual bisnis pengobatan lipodistrofi miliknya ke Aegerion Pharmaceuticals dengan harga lebih dari US$325 juta.[39]

Kontroversi

Pada 2024 AstraZaneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19, yang mereka kembangkan bersama Universitas Oxford, menyebabkan kematian dan cedera serius, yang disebut TTS – Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia.[40] [41]

AstraZeneca dalam dokumen hukum yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi Inggris pada Februari 2024, mengakui bahwa vaksin Covid-nya “dapat, dalam kasus yang sangat jarang, menyebabkan TTS”.[42] [43]

Sebanyak 51 kasus telah diajukan ke Pengadilan Tinggi, dengan para korban dan keluarga yang berduka menuntut ganti rugi yang diperkirakan bernilai hingga £100 juta.[44]

Catatan dan referensi

  1. ^ a b c d e "Preliminary Results 2019" (PDF). AstraZeneca. Diakses tanggal 27 February 2020. 
  2. ^ "AstraZeneca". Diakses tanggal 22 October 2020. 
  3. ^ "Registered office and corporate headquarters". AstraZeneca. Diakses tanggal 27 February 2020. 
  4. ^ "AstraZeneca - About Us". astrazeneca.com. 
  5. ^ "AstraZeneca AB". 
  6. ^ "Global 500 – Pharmaceuticals". Fortune. 20 July 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 August 2010. Diakses tanggal 19 August 2010. 
  7. ^ "Key facts". AstraZeneca. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 September 2010. Diakses tanggal 1 September 2010. 
  8. ^ a b Carroll, John (18 March 2013). "UPDATED: AstraZeneca to ax 1,600, relocate thousands in global R&D reshuffle". fiercebiotech.com. FierceBiotech. 
  9. ^ "Organizational Portraits – AstraZeneca". The Pharmaceutical Century: Ten Decades of Drug Discovery. Washington, D.C.: ACS Publications. 17 November 2000. Diakses tanggal 14 July 2008. 
  10. ^ a b "Our History - AstraZeneca Careers". AstraZeneca Careers. 
  11. ^ "AstraZeneca Selects Wilmington, Del. for New US Headquarters". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-01. Diakses tanggal 2021-02-10. 
  12. ^ "AstraZeneca's Iressa FDA committee judgement expected tomorrow". 23 September 2002. Diakses tanggal 7 July 2013. 
  13. ^ "ZI is dripping with promise". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-11. 
  14. ^ AstraZeneca buys biotech company for £120m The Telegraph, 23 December 2005
  15. ^ AstraZeneca and Astex ally for anticancer agents Business Intelligence, 1 July 2005
  16. ^ "Pennsylvania Bio – Member Listings". Pennsylvania Bio web site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 December 2005. Diakses tanggal 8 October 2005. 
  17. ^ AstraZeneca to buy CAT for £702m BBC News, 15 May 2006
  18. ^ AstraZeneca agrees to buy Arrow Therapeutics for US$150M Marketwatch, 1 February 2007
  19. ^ AstraZeneca seeks a remedy for its patent pain The Telegraph, 21 April 2012
  20. ^ "AstraZeneca to pay $15.2B to purchase rival MedImmune; Deal sees London-based drugmaker take on debt for the first time in order to fill product line". Bloomberg. 
  21. ^ AstraZeneca Buys MedImmune for US$ 15.6 Billion The New York Times, 24 April 2007
  22. ^ "AstraZeneca To Acquire Infection Research Company Novexel And Expand Collaboration With Forest Laboratories". 23 December 2009. Diakses tanggal 20 February 2015. 
  23. ^ "Novexel to be Acquired by AstraZeneca". Diakses tanggal 20 February 2015. 
  24. ^ AstraZeneca to buy Chinese generics firm Healthcare News, 8 December 2011
  25. ^ AstraZeneca and Amgen collaborate on treatments for inflammatory diseases Medcity News, 4 February 2012
  26. ^ AstraZeneca Reaches $1.26 Billion Deal for Ardea Biosciences The New York Times, 23 April 2012
  27. ^ Peacock, Louisa (30 June 2012). "AstraZeneca to pay £2.2bn towards 'joint venture' diabetes deal". The Daily Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-22. Diakses tanggal 1 July 2012. 
  28. ^ a b "Bristol-Myers to buy Amylin for about US$5.3 billion". Reuters. 30 June 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-30. Diakses tanggal 1 July 2012. 
  29. ^ "AstraZeneca to axe 1,600 jobs in overhaul of drug R&D". Reuters. 18 March 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-19. Diakses tanggal 24 May 2014. 
  30. ^ "AstraZeneca cuts UK headcount and moves to Cambridge". Times Higher Education. 19 March 2013. Diakses tanggal 24 May 2014. 
  31. ^ "AstraZeneca to cut 2,300 more jobs". USA Today. 21 March 2013. Diakses tanggal 24 May 2014. 
  32. ^ "AstraZeneca increase job cuts to 5,050". HR Grapevine. Diakses tanggal 29 October 2014. 
  33. ^ AstraZeneca Press Release. 21 March 2013 AstraZeneca outlines strategy to return to growth and achieve scientific leadership
  34. ^ Sandle, Paul (15 October 2013). "AstraZeneca buys oncology-focused Spirogen for up to $440 million". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-19. Diakses tanggal 2021-02-10. 
  35. ^ "AstraZeneca rejects Pfizer 'final' takeover offer, triggers major drop in shares". London Mercury. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 May 2014. Diakses tanggal 20 May 2014. 
  36. ^ "AstraZeneca and MTPC come together for research on diabetic nephropathy drugs". Business Sun. 20 August 2014. Diakses tanggal 21 August 2014. 
  37. ^ "GEN - News Highlights:Lilly Joins AstraZeneca to Co-Develop BACE Inhibitor for Alzheimer's". GEN. 
  38. ^ "GEN - News Highlights:AstraZeneca Bolsters Oncology Focus with Definiens Purchase, Trial Collaboration". GEN. 
  39. ^ "GEN - News Highlights:Aegerion Snaps Up Rare Disease Drug from AstraZeneca for US$325M+". GEN. 
  40. ^ Planasari, Sita (2024-05-01). "Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-02. 
  41. ^ Indonesia, C. N. N. "Vaksin Covid-19 AstraZeneca Disebut Picu Efek Samping TTS, Apa Itu?". gaya hidup. Diakses tanggal 2024-05-02. 
  42. ^ Planasari, Sita (2024-05-01). "Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-02. 
  43. ^ "AstraZeneca Akhirnya Akui Vaksin Covid-19 Produksinya Punya Efek Samping, Bisa Sebabkan Kematian". SINDOnews Lifestyle. Diakses tanggal 2024-05-02. 
  44. ^ Planasari, Sita (2024-05-01). "Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-02. 

Pranala luar