Anna Wintour, OBE (lahir 3 November 1949) adalah kepala editor dari Vogue Amerika yang berkebangsaan Inggris, jabatan tersebut telah disandangnya sejak 1988. Pada tahun 2013, dia menjadi direktur artistik untuk penerbit Condé Nast, Vogue's. Dengan ciri khasnya rambut pageboybob haircut-nya dan kacamata hitam, Wintour telah menjadi seorang tokoh sangat penting dalam dunia mode, sangat dipuji akan seleranya menentukan tren mode dan dukungannya kepada designers yang lebih muda. Dia dikenal dengan sifatnya yang dingin dan penuntut sehingga mendapat julukan "Nuclear Wintour".
Dia adalah putri tertua dari Charles Wintour, editor Evening Standard London. Ayahnya memberitahunya bagaimana membuat koran yang relevan dengan kaum muda pada era itu. Anna tertarik dengan mode sejak remaja. Kariernya sebagai jurnalis mode bermula pada dua majalah Inggris. Kemudian, dia pindah ke Amerika Serikat, dan bertugas di New York dan House & Garden. Dia kembali pulang selama setahun untuk memperbaiki Vogue Inggris, dan kemudian memegang kendali majalah waralaba di New York, menghidupkan kembali apa yang menurut banyak orang sebagai publikasi stagnan. Perannya dalam majalah untuk membentuk industri mode telah menjadi subyek perdebatan di dalamnya. Aktivis Hak Asasi Hewan menyerangnya karena mempromosikan bulu binatang sebagai bahan pakaian, sementara kritikus lainnya menuntutnya karena menggunakan majalah untuk mempengaruhi pandangan elitis akan feminitas dan kecantikan.
Wintour lahir London, pada 1949, putri dari Charles Wintour (1917–1999), editor Evening Standard, dan Eleanor "Nonie" Trego Baker, putri seorang Professor Hukum Harvard. Orang tuanya menikah pada 1940 dan bercerai pada 1979. Wintour dinamai serupa dengan nenek dari ibunya, Anna Baker (lahir di Gilkynson), seorang putri pedagang dari Pennsylvania.[2] Audrey Slaughter, seorang editor majalah yang mempublikasikan Honey dan Petticoat, adalah ibu titinya.[3][4] Novelis akhir abad 18, Lady Elizabeth Foster, Duchess of Devonshire, adalah nenek moyang Wintour, dan Sir Augustus Vere Foster, Baronet terakhir dengan nama tersebut, adalah paman buyutnya.[5]
Dia memiliki empat orang saudara. Saudara laki-laki tertua, Gerald, meninggal dalam kecelakaan lalu lintas ketika masih kecil.[6] adik laki-laki terkecilnya, Patrick, yang juga seorang jurnalis, dan editor politik dari The Guardian.[7] James dan Nora Wintour berturu-turut bekerja di pemerintahan lokal London dan organisasi non-pemerintahan internasional.[8][9]
Kehidupan Awal
Di masa mudanya, Wintour bersekolah di North London Collegiate School, dimana dia sering melawan dress code dengan mengangkat hemlines roknya.[10] Pada umur 14, dia mulai memakai gaya rambut bobnya.[11] Dia mengembangkan niat di dunia mode dengan rutin menonton Cathy McGowan di Ready Steady Go!,[12] dan isu dari Seventeen yang dikirim neneknya dari Amerika.[13] " Tumbuh di London pada tahun 60-an, Anda harus memiliki karung Irving Penn atas kepala Anda tidak untuk tahu sesuatu yang luar biasa sedang terjadi di dunia mode," kenangnya.[14] Ayahnya teratur berkonsultasi dengannya ketika dia sedang mempertimbangkan ide untuk meningkatkan pembaca di pasar kaum muda.[12]
Pada umur 15, dia mulai berkencan dengan pria lebih tua yang memiliki koneksi bagus. Dia terlibat hubungan singkat dengan Piers Paul Read, yang berusia 24 tahun.[15] Diakhir masa remajanya, dia dan kolumnis gosip Nigel Dempster menjadi perlengkapan tetap di sirkuit klub London.[16]
Karier
Dari Mode ke Jurnalis
" Saya pikir ayah saya benar-benar memutuskan untuk saya bahwa saya harus bekerja dalam dunia mode ", kenangnya di The September Issue.[13] Dia mengatur agar pekerjaan pertama putrinya, di butik Biba yang berpengaruh, ketika ia berusia 15.[17] Tahun berikutnya, dia tamat dari North London Collegiate dan mulai program pelatihan di Harrods. Atas perintah orangtuanya, dia juga mengambil kelas mode di dekat sekolahnya. Dia segera menyerah dan berkata, "Kamu entah tahu mode atau tidak."[18] Pacar yang lebih tua lainnya, Richard Neville, memberinya pengalaman pertama dalam memproduksi majalah populer dan kontroversial Oz.[19]
Pada tahun 1970, ketika Harper's Bazaar UK bergabung dengan Queen dan menjadi Harper's & Queen, Wintour dipekerjakan sebagai salah satu asisten editorial pertama majalah tersebut dan memulai karier pertamanya di bidang fashion journalism.[20] Dia memberi tahu rekan sesamanya bahwa dia ingin mengubah Vogue.[21] Ketika disana, dia menemukan model Annabel Hodin, teman sekelasnya di North London. Koneksinya membantunya menemukan lokasi untuk pemotretan inovatif oleh Helmut Newton, Jim Lee[22] dan potografer lain yang menjadi trend-setting.[23] Salah satunya menciptakan ulang karya dari Renoir dan Manet menggunakan model dari go-go boots.[24] Setelah perselisihan hebat dengan rivalnya, Min Hogg,[25] dia keluar dan pindah ke New York dengan kekasihnya, jurnalis freelance Jon Bradshaw.[26]
New York City
Di rumah barunya, dia menjadi seorang editor mode junior pada Harper's Bazaar di kota New York pada tahun 1975.[24] Wintour's innovative shoots led editor Tony Mazzola to fire her after nine months.[27] Dia diperkenalkan pada Bob Marley oleh salah satu teman Bradshaw', dan menghilang bersamanya selama seminggu.[28] Beberapa bulan kemudian, Bradshaw membantunya mendapatkan posisi pertama sebagai seorang editor mode, pada Viva, sebuah majalah wanita dewasa yang dimulai oleh Kathy Keeton, istri dari penerbit Penthouse, Bob Guccione. Dia jarang berdiskusi selama bekerja disana, disebabkan oleh koneksi tersebut.[29] Ini adalah pekerjaan pertama dimana dia mampu mempekerjakan seorang asisten pribadi, yang memulai reputasinya sebagai bos yang sulit dan penuntut.[30]
Diakhir 1978, Guccione menutup bisnis majalah yang tidak menguntungkan tersebut. Wintour memutuskan untuk berhenti sejenak dari pekerjaannya. Dia berpisah dengan Bradshaw dan memulai hubungan dengan produser rekaman Prancis Michel Esteban, membagi waktu dengan Esteban antara Paris dan New York selama 2 tahun.[31] Dia kembali bekerja pada 1980, menyukseskan Elsa Klensch sebagai editor mode untuk majalah wanita baru yang bernama Savvy.[32] Majalah tersebut berupaya menarik wanita profesional yang sadar akan kariernya, yang menggunakan penghasilannya sendiri,[33] pembaca yang dijadikan Wintour sebagai target Vogue.[34]
Tahun berikutnya dia menjadi editor mode untuk New York.[24] Dari sana, mode menyebar dan hasil pemotretan yang telah dia kumpulkan bertahun-tahun akhirnya mulai menarik perhatian. Editor Edward Kosner kadang-kadang mengabaikan aturan yang begitu ketat untuknya dan membiarkannya bekerja dibagian lain majalah. Dia belajar banyak dari pekerjaannya pada sebuah sampul yang melibatkan Rachel Ward tentang betapa efektifnya menjual sampul dengan gambar selebritis.[35] "Anna saw the celebrity thing coming before everyone else did," Grace Coddington said three decades later.[36] Seorang mantan rekan mengatur sebuah wawancara dengan Vogue Editor Grace Mirabella yang berujung pada Wintour mengatakan pada Mirabella bahwa dia menginginkan pekerjaannya.[37][38]
Condé Nast
Dia bekerja pada Vogue kemudian ketika Alex Liberman, direktur editorial untuk Condé Nast, penerbit Vogue, berbicara Wintour tentang sebuah posisi disana pada 1983. Dia akhirnya diterima setelah perdebatan tentang penawaran dua kali lipat gajinya, menjadi direktur kreatif pertama majalah tersebut, dengan posisi dan tanggung jawab yang tidak jelas.[39] Perubahan-perubahan yang dilakukannya untuk majalah sering dibuat tanpa sepengetahuan Mirabella, menyebabkan pertentangan di antara staf.[40] Dia mulai berkencan dengan anak pskiatris David Shaffer, seorang kenalan lama di London.[41] Mereka menikah pada 1984.[42]
Pada tahun 1985, Wintour meraih redaktur utamanya, mengambil alih Vogue Inggris setelah Beatrix Miller pensiun.[43] Ketika bertugas, dia mengganti banyak staff dan mengontrol lebih jauh majalah lebih dari yang pernah dilakukan editor-editor sebelumnya, membuatnya dijuluki "Nuclear Wintour" dalam prosesnya.[44] Para editor yang ditahan tersebut mulai menyebut periode itu sebagai "The Wintour of Our Discontent."[45] Perubahan yang dilakukannya mengubah majalah dari eksentrisitas tradisional ke arah yang lebih sejalan dengan majalah Amerika. Pembaca ideal Wintour adalah para wanita yang sama dengan yang dia harapkan untuk membaca Savvy. "Ada tipe baru wanita di luar sana," ucapnya pada Evening Standard. "Mereka tertarik pada bisnis dan uang. Mereka tidak punya waktu lagi untuk berbelanja. Mereka ingin tau apa dan mengapa dan dimana dan bagaimana."[32]
Pada 1987, Wintour kembali ke New York untuk mengambil alih House & Garden. Perkembangan majalah tersebut sudah lama tertinggal di belakang saingan-saingannyaArchitectural Digest,[46] dan Condé Nast berharap dia bisa memajukannya. Dan lagi, dia melakukan perubahan radikal terhadap staff and penampilan majalah, membatalkan pemotretan senilai $2 juta dan artikel di minggu pertamanya.[47] Dia memasukkan banyak mode dalam pemotretan yang kemudian dikenal sebagai House & Garment, dan cukup selebriti yang terlibat disebut sebagai Vanity Chair, di dalam industri.[34]
Perubahan-perubahan tersebut memperburuk masalah dalam majalah. Ketika judul majalah disingkat menjadi HG, banyak pelanggan lama yang berpikir mereka mendapat majalah baru dan mengenyampingkan fakta bahwa ada hal baru yang baru saja berubah.[46] Kebanyakan pelangggan akhirnya tidak berlangganan lagi, dan sementara beberapa pengiklan busana datang, sebagian besar pengiklan majalah tradisional ditarik keluar.[48]
Sepuluh bulan kemudian, dia akhirnya menjadi editor Vogue. Di bawah Mirabella, majalah itu menjadi fokus kepada gaya hidup secara keseluruhan dan kurang memperhatikan mode.[34] Orang di dalam industri khawatir hal ini akan membuatnya kehilangan standar yang baru saja diperkenalkan edisi Amerika majalah Elle.[32][34]
Setelah membuat perubahan besar dalam staf, Wintour juga mengubah gaya gambar sampul. Mirabella lebih menyukai pemotretan kepala dari model yang telah dikenal baik di dalam studio; sementara sampul Wintour menampilkan lebih banyak bagian tubuh dan diambil di luar ruangan, seperti yang telah dilakukan Diana Vreeland bertahun-tahun sebelumnya.[32] Dia menggunakan model yang belum terlalu dikenal sebelumnya, dan menggabungkan pakaian dengan harga murah dengan pakaian dengan merk ternama dan mahal: terbitan pertama yang dikerjakan olehnya adalah edisi November 1988, berkolaborasi dengan seorang potografer Peter Lindbergh dan model Michaela Bercu yang berusia 19 tahun dengan sebuah celana jeans pudar seharga $50 dan sebuah jaket permata karya Christian Lacroix seharga $10,000. Itu adalah kali pertama seorang model majalah sampul Vogue memakai jeans[34] (Bercu seharusnya memakai sebuah rok yang cocok dengan jaket tersebut, tapi berat badannya bertambah dan rok tersebut tidak muat). Pada tahun 2012 Wintour menggambarkan sampul tersebut:
Itu tidak seperti yang dipelajari dan foto jarak dekat yang elegan yang menjadi ciri khas sampul Vogue sebelumnya, dengan riasan tebal dan banyak permata. Yang satu ini melanggar semua aturan. Michaela tidak melihat kepada mu, dan lebih buruk, dia nyaris menutup matanya. Rambutnya menutupi wajah. Terlihat sederhana, kasual, sebuah momen yang dipotret dijalan merupakan keseluruhan maksudnya. Setelah itu, hal-hal ini bisa terjadi adalah, orang membuat segala macam interpretasi: ini adalah tentang mempadu-padankan yang mahal dengan yang murah, Michaela sedang hamil, itu adalah pernyataan keagamaan. Tapi tidak satupun dari hal ini yang benar. Aku hanya menatap pada foto itu dan merasakan angin perubahan. Dan kau tidak bisa meminta dari sebuah gambar sampul lebih dari itu.[49]
Bertahun-tahun kemudian, Wintour mengakui bahwa poto tersebut tidak direncanakan sebagai pemotretan sampul sebelumnya. "Aku hanya berkata, 'Baiklah, ayo coba saja yang ini.' Dan kami melakukannya. Itu sangat natural. Bagiku itu seperti berkata, 'Ini sesuatu yang baru. Ini sesuatu yang berbeda,'" katanya pada tahun 2011, ketika Vogue menyimpan datanya secara online. Pencetaknya menelpon untuk memastikan bahwa itu adalah sampul, mereka mengira adanya kesalahan.[50]
"Pendekatan yang digunakan Wintour mengacu pada pemikiran—beginilah wanita sesungguhnya mempadu-padankan pakaian (dengan pengecualian mungkin memakai multi-ribu dolar T-shirt) ", satu reviewer mengatakan. Pada sampul Juni 1989, model lainnya ditampilkan dengan rambut basah, dengan hanya sebuah jubah mandi dan tidak terlihat menggunakan riasan.[34] Fotographer, penata rias, dan penata rambut mendapatkan pujian bersama dengan sang model.[32]
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Who Makes How Much
^Oppenheimer, 2. "His wife, Anna Gilkyson Baker, for whom Anna Wintour was named, was a charming, matronly, somewhat ditzy society girl from Philadelphia's Main Line ..."
^Oppenheimer, 99. "...[H]er animosity intensif[ied] after her father married Slaughter."
^Tunstall, Jeremy (1983). The Media in Britain. Columbia University Press. hlm. 103. ISBN0-231-05816-0. Diakses tanggal 10 June 2010. ... [F]or example a newish magazine is often identified with a particular editor; an example is the association of Audrey Slaughter in the 1960s and 70s with a succession of young women's publications — Honey, Petticoat, and Over 21.
^Oppenheimer, 81. "She quickly built up a reputation of being able to round up the best people and locations, mainly because of her connections through her father, pals like Nigel Dempster, and other well-placed people she met socially."