Sebelum mencalonkan diri sebagai anggota Kongres, Ocasio-Cortez bekerja sebagai guru dan aktivis masyarakat di the Bronx dan menjabat sebagai Pengarah Pendidikan dalam Northeast Collegiate World Series 2017 di National Hispanic Institute. Pada usia 29 tahun, ia merupakan perempuan termuda sepanjang sejarah Amerika Serikat yang menjabat sebagai anggota Kongres.[11]
Kehidupan masa kecil
Alexandria lahir dari pasangan beragama Katolik Blanca Ocasio-Cortez (née Cortez) dan Sergio Ocasio-Roman di Kota New York pada 13 Oktober 1989.[12] Ia adalah anak sulung di keluarganya dan memiliki adik bernama Gabriel.[13] Ayahnya lahir di Bronx dari pasangan keluarga Puerto Riko dan menjadi seorang arsitek, sementara ibunya lahir di Puerto Riko.[14][15][16] Alexandria tinggal bersama keluarganya di sebuah apartemen di Parkchester hingga berusia lima tahun ketika keluarganya pindah ke sebuah rumah di pinggiran kota Yorktown Heights.[15][17]
Setelah lulus dari SMA, Alexandria mendaftar di Universitas Boston. Ayahnya meninggal karena kanker paru-paru pada tahun 2008 semasa tahun kedua kuliahnya,[25][26] dan Alexandria terlibat dalam pertarungan pengesahan hakim yang panjang untuk menyelesaikan masalah harta warisannya. Ia mengatakan bahwa pengalamannya membantu ia belajar secara langsung untuk memahami birokrasi lewat cara pengacara yang ditunjuk oleh pengadilan untuk mengelola perkebunan dapat memperkaya diri mereka sendiri dengan mengorbankan keluarga yang berjuang[27] Selama kuliah, Ocasio-Cortez bekerja magang kepada Senator Ted Kennedy di bagian urusan luar negeri dan imigrasi.[28] Ia mengingat peristiwa itu dengan mengatakan, "Saya ialah satu-satunya penutur bahasa Spanyol sehingga akibatnya, pada dasarnya sebagai seorang anak-anak — seorang anak berusia 19, 20 tahun — setiap kali sebuah panggilan panik datang ke kantor karena seseorang mencari suaminya karena mereka telah diculik dari jalan oleh ICE, saya adalah orang yang harus mengangkat telepon itu. Saya adalah orang yang harus membantu orang itu menavigasi sistem itu."[28] Alexandria lulus dengan predikat cum laude dari Universitas Boston pada tahun 2011 dengan gelar Bachelor of Arts di bidang hubungan internasional dan ekonomi.[24][29][30][31][32]
Karier awal
Setelah lulus, Alexandria pulang ke The Bronx dan bekerja sebagai bartender dan pramusaji di sebuah taqueria untuk menolong ibunya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan sopir bus sekolah untuk berjuang agar rumahnya tidak disita.[33][34] Ia mendirikan Brook Avenue Press, rumah penerbit buku-buku yang menceritakan Bronx secara positif, yang kini tidak aktif.[35][36] Ocasio-Cortez also worked for the nonprofit National Hispanic Institute.[24][37][38]
Dalam pemilihan pendahuluan 2016, Alexandria menjadi panitia kampanye presiden Bernie Sanders.[39] Usai pemilu, ia keliling Amerika Serikat menggunakan mobil dan berkunjung ke Flint, Michigan, dan Standing Rock. Di sana, ia mencari tahu tentang pelanggaran hak asasi manusia terkait krisis air Flint dan Dakota Access Pipeline.[40] Dalam sebuah wawancara, Ocasio-Cortez mengaku bahwa sebelum berkunjung ke Standing Rock, ia mengira satu-satunya cara untuk berhasil terjun ke politik adalah memiliki kekayaan, pengaruh sosial, dan kekuasaan. Kunjungannya ke Dakota Utara menginspirasinya untuk mulai beraksi memperjuangkan masyarakat di lingkungannya.[41]
Dewan Perwakilan Rakyat
Pemilihan umum 2018
Ocasio-Cortez merupakan salah satu calon yang mengumumkan pencalonannya lewat siaran langsung Justice Democrats/Brand New Congress tanggal 16 Mei 2017.[42] Pada Agustus 2017, ia menghadiri Netroots Nation Conference di Atlanta dan menjadi panelis diskusi "cara menjalankan kampanye akar rumput yang lebih mengutamakan masyarakat daripada partai".[43][44]
Ocasio-Cortez adalah orang pertama sejak 2004 yang maju melawan Ketua Kaukus Demokrat, Joe Crowley, pada pemilihan pendahuluan Demokrat. Modalnya kecil, tetapi ia mengatakan, "Calon-calon yang kaya tidak bisa dilawan dengan uang yang lebih banyak. Kita perlu memakai strategi yang sama sekali berbeda untuk melawan mereka." Sumbangan kecil perorangan menyumbang hampir 75% anggaran kampanye Ocasio-Cortez dan 1% anggaran kampanye Crowley.[45] Kampanye Ocasio-Cortez memakan biaya US$194,000, sedangkan kampanye Crowley menghabsikan US$3,4 juta.[46]
Ocasio-Cortez belum pernah memegang jabatan politik.[47] Video kampanyenya dibuka dengan pernyataan "Perempuan seperti saya biasanya tidak terjun ke politik."[48]
Kedua calon hanya bertatap muka dalam acara bincang-bincang politik Inside City Hall pada tanggal 15 Juni. Formatnya adalah wawancara gabungan oleh Errol Louis yang digambarkan sebagai debat oleh NY1.[49] Acara debat lainnya dijadwalkan pada tanggal 18 Juni di Bronx, tetapi Crowley tidak datang. Ia mengutus mantan anggota Dewan New York CityAnnabel Palma untuk menggantikannya.[50][51][52]
Setelah dinyatakan menang, Ocasio-Cortez menjelaskan strategi kampanyenya:
Apabila kami ingin menang, cara kaum progresif radikal memenangkan pemilu adalah memperluas lingkup pemilihnya. Itu satu-satunya cara untuk menang secara strategis. Bukan fokus ke satu kelompok pemilih. Bukan mati-matian berusaha mengubah pandangan orang lain. Kami perlu memperluas lingkup pemilih, berbicara dengan orang-orang yang merasa kecewa, terpinggirkan, pesimis dengan politik, lalu memberitahu mereka bahwa kami berjuang untuk mereka.[61]
Pemilihan pendahuluan
Pada tanggal 26 Juni 2018, Ocasio-Cortez memperoleh 57,13% suara (15.897), sedangkan Joe Crowley memperoleh 42,5% (11.761) suara. Ia mengalahkan petahana yang telah menjabat selama 10 tahun dengan selisih 15 persen.[62]Time menyebut kemenangannya sebagai "kejutan terbesar sepanjang pemilu 2018";[63]CNN membuat pernyataan serupa.[5]The New York Times menggambarkan kekalahan Crowley sebagai "kekalahan pemilihan pendahuluan yang mengejutkan hari ini, kekalahan terbesar petahana Demokrat dekade ini, dan kekalahan yang akan membekas di tubuh partai ini dan negara ini".[39]The Guardian menyebut hasil pemilu ini "salah satu kejutan terbesar dalam sejarah politik Amerika Serikat masa kini".[64] Kemenangannya cukup mengejutkan karena anggaran kampanyenya 1 banding 18.[65]Merriam-Webster melaporkan bahwa frekuensi pencarian kata "sosialisme" di situsnya naik 1.500% usai kemenangan Ocasio-Cortez.[66] Karena Ocasio-Cortez tidak cukup terkenal (outsider), pada hari pemilihan pukul 23:00, Crowley tidak menelepon Ocasio-Cortez; ia yakin Crowley tidak punya nomor teleponnya dan mengaku juga tidak punya nomor telepon Crowley. Sore sebelumnya, Crowley memainkan lagu Bruce Springsteen, "Born to Run", dalam acara penutupan kampanyenya dan mempersembahkannya kepada Ocasio-Cortez.[67]
Bernie Sanders mengucapkan selamat kepada Ocasio-Cortez, "Ia melawan semua petinggi Demokrat di daerahnya dan menang telak. Sekali lagi, ia membuktikan kemampuan politik akar rumput progresif."[8]Noam Chomsky memandang kemenangannya sebagai "peristiwa yang cukup penting dan spektakuler". Ia yakin bahwa kemenangannya menunjukkan perpecahan di tubuh Partai Demokrat dan ia merasa "Ocasio-Cortez membuktikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diusulkannya memiliki daya tarik besar untuk masyarakat luas."[68]
Sejumlah pengamat membandingkan kemenangan Ocasio-Cortez melawan Crowley dengan kemenangan Dave Brat melawan Eric Cantor dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik di dapil kongres ke-7 Virginia tahun 2014.[69][70] Seperti Crowley, Cantor adalah anggota yang cukup berpengaruh dalam kaukus partainya.[71] Usai kemenangannya di pemilihan pendahuluan, Ocasio-Cortez mendukung calon-calon progresif yang melawan petahana Demokrat di seluruh Amerika Serikat.[72] Ia memanfaatkan ketenaran baru dan modal politiknya dengan cara yang belum pernah digunakan sebelumnya oleh para pemenang pemilihan pendahuluan.[73]
Tanpa kampanye pun Ocasio-Cortez memenangi pemilihan pendahuluan Partai Reformasi sebagai calon tambahan (tulis nama) di dapil kongres sebelahnya, dapil ke-15 New York, dengan perolehan sembilan suara, lebih tinggi daripada 22 calon tambahan lainnya. Ia menghargai dukungan tersebut, tetapi ia menolak pencalonan partainya.[74][75]
Liputan media
Sebelum mengalahkan petahana Joe Crowley dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat 2018, Ocasio-Cortez jarang diliput oleh media massa arus utama.[76][77]Brian Stelter menulis bahwa media-media progresif seperti The Young Turks dan The Intercept "sudah memperkirakan kemenangan Ocasio-Cortez".[70]Margaret Sullivan mengatakan bahwa metode pengukuran potensi calon yang tradisional seperti total hadil penggalangan dana juga mendorong "kegagalan media".[77] Ocasio-Cortez jarang disebut di media cetak sebelum menang pemilihan pendahuluan.[78]
Ocasio-Cortez juga menarik perhatian media ketika ia bersama Sanders berkampanye mendukung James Thompson di Kansas pada Juli 2018. Kampanye di Wichita dipindahkan dari teater berkapasitas 1.500 setelah banyak orang menyatakan akan hadir. Kampanye ini pada akhirnya dihadiri oleh 4.000 orang dan banyak di antara mereka duduk di lantai. Di The New Yorker, Benjamin Wallace-Wells menulis bahwa meski Sanders tetap "pemimpin de facto kaum kiri yang semakin populer, [ia tidak mampu] melakukan hal-hal yang tidak mencerminkan jati dirinya, misalnya memberi harapan." Wallace-Wells mengatakan bahwa Ocasio-Cortez mempermudah upaya Sanders karena Sanders bisa mengangkat Ocasio-Cortez sebagia bukti bahwa "ide-ide yang dulunya dianggap radikal sekarang menjadi arus utama".[82]
Ocasio-Cortez dikritik karena melarang sejumlah wartawan menghadiri "tur bincang-bincang"-nya pada tanggal 8 Agustus di Bronx dan 12 Agustus di Corona, Queens.[83][84][85]
Ocasio-Cortez disorot secara negatif oleh media-media berhaluan kanan sejak memenangi pemilihan pendahuluan bulan Juni 2018.[86][87][88] Ocasio-Cortez mengkritik sejumlah kantor berita seperti Fox News dan Washington Examiner karena merendahkan situasi ekonominya.[89][90] Pada Juli 2018, kantor berita konservatif CRTV merilis wawancara palsu yang memotong-motong rekaman wawancara Ocasio-Cortez dengan PBS sehingga seolah-olah ia tampak sedang menjawab pertanyaan komentator CRTV, Allie Stuckey.[91]
Pada Desember 2018, Ocasio-Cortez mengatakan bahwa perlakuan media terhadap dirinya membuktikan standar ganda yang seksis. Ia mengambil contoh Paul Ryan yang terpilih sebagai anggota Kongres pada usia 28 tahun, tetapi digambarkan sebagai sosok yang jenius meskipun "kebijakannya tidak dipikir matang-matang", sedangkan dirinya digambarkan dengan tatapan curiga dan cemoohan.[92][93]
Pemilihan umum
Ocasio-Cortez melawan Anthony Pappas dari Partai Republik dalam pemilu 6 November.[94] Pappas, warga Astoria, adalah dosen ekonomi St. John's University. Menurut New York Post, Pappas tidak aktif berkampanye. New York Post menulis bahwa "pencalonan Pappas jauh dari kata menang" karena dapil ke-14 berstatus D+29 di Cook Partisan Voting Index dan rasio anggota partai Demokrat dan Republik hampir enam banding satu.[95][96][97] Ocasio-Cortez didukung oleh berbagai organisasi dan tokoh progresif, termasuk mantan Presiden Barack Obama dan Senator A.S. Bernie Sanders.[98][99]
Nama Crowley juga tercantum di kertas suara sebagai calon dari Partai Keluarga Pekerja (WFP). Crowley maupun partainya tidak aktif berkampanye karena sudah menyatakan mendukung Ocasio-Cortez usai kemenangannya di pemilihan pendahuluan .[100] Dalam sebuah kolom Wall Street Journal tanggal 17 Juli, mantan Senator dari Connecticut, Joe Lieberman, pemenang pemilu dari partai ketiga setelah kalah pemilihan pendahuluan Demokrat tahun 2006, berharap Crowley tetap berkampanye atas nama WFP.[101] Dan Cantor, Direktur Eksekutif WFP, menulis pernyataan dukungan dan permintaan maaf kepada Ocasio-Cortez di New York Daily News dan meminta para pemilih untuk tidak memilih Crowley apabila namanya tetap tercantum di kertas suara.[102]
Pada Agustus 2018, Ocasio-Cortez menjadi pembicara di konferensi Netroots Nation di New Orleans.[103]
Ocasio-Cortez menang pemilu dengan 78% perolehan suara (110.318), sedangkan Pappas memperoleh 14% suara (17.762). Kemenangannya merupakan bagian dari kemenangan besar-besaran Partai Demokrat dalam pemilihan umum sela 2018. Partai Demokrat menguasai DPR dengan merebut sekitar 40 kursi tambahan.[104]
Usai pemilu, Ocasio-Cortez memilih pendiri Justice Democrats, Saikat Chakrabarti, sebagai kepala stafnya.[105]
Masa jabatan
Kongres ke-116
Pada hari pertama orientasi kongres, Ocasio-Cortez terlibat unjuk rasa perubahan iklim di luar kantor Ketua Minoritas DPRNancy Pelosi.[106] Ocasio-Cortez mendukung pencalonan Pelosi sebagai Ketua DPR setelah Partai Demokrat kembali menjadi partai mayoritas pada tahun 2019 dengan syarat Pelosi "tetap menjadi calon ketua paling progresif."[107]
Besarnya jumlah pengikut Ocasio-Cortez di media sosial turut memperbesar pengaruhnya di DPR. Axios menyebut bahwa Ocasio-Cortez lebih aktif di media sosial daripada seluruh anggota DPR baru lainnya dari Partai Demokrat.[108] Hingga Januari 2019[update] ia memiliki 1,84 juta pengikut Twitter[109] dan 1,3 juta pengikut Instagram.[110]
Ocasio-Cortez mengaku berpandangan radikal dalam isu-isu lingkungan. Ia menyebut perubahan iklim sebagai "ancaman keamanan nasional tunggal terbesar" yang dihadapi Amerika Serikat. Ia meminta agar seluruh jaringan listrik di Amerika Serikat beralih ke energi terbarukan dan mengakhiri pemanfaatan bahan bakar fosil pada 2035. Ia juga mendukung Green New Deal di Amerika Serikat; artinya, pemerintah federal harus membantu pembangunan infrastruktur hijau besar-besaran.[118]
Ocasio-Cortez mengusulkan "komite DPR khusus untuk merumuskan rencana yang memenuhi standar proposal [Green New Deal]". Menurut draf resolusi di situsnya, Green New Deal "mengutamakan pembangkitan listrik menggunakan tenaga terbarukan" dan mewajibkan peralihan ke sumber tenaga terbarukan "dalam kurun 10 tahun setelah undang-undang Green New Deal disahkan". Namun, draf tersebut tidak menyebutkan tahap-tahap peralihan ke sumber tenaga terbarukan. Rencana ini juga mencakup pengoperasian jaringan listrik "cerdas" nasional dan "peningkatan taraf bangunan secara massal untuk menghemat konsumsi energi". Menurut Sunrise Movement, kelompok aktivis iklim pemuda, resolusi ini didukung oleh 43 anggota DPR Demokrat.[119]Frank Pallone merasa komite ini tidak perlu kewenangan legislatif.[120]
Jaminan kesehatan
Ocasio-Cortez mendukung penerapan sistem jaminan kesehatan nasional dan menyatakan bahwa jaminan kesehatan adalah hak asasi manusia.[117][121] Menurutnya, penjamin tunggal (pemerintah federal) harus menjamin asuransi untuk setiap warga negara Amerika Serikat dan menekan biaya secara keseluruhan.[115] Di situs kampanyenya, Ocasio-Cortez menulis "Hampir semua negara maju di dunia memiliki jaminan kesehatan universal. Sudah saatnya Amerika Serikat mengikuti negara-negara lain di dunia yang menjamin kesehatan untuk semua orang tanpa membebani anggaran."[117]
Imigrasi
Pada Februari 2018, Ocasio-Cortez mengatakan bahwa ia mendukung pemangkasan anggaran U.S. Immigration and Customs Enforcement (ICE). Menurutnya, ICE adalah "produk undang-undang Patriot Actera Bush" sekaligus "badan penegak hukum yang semakin lama semakin mirip kelompok paramiliter".[122][123] Pada Juni 2018, ia menyatakan "tidak akan sepenuhnya membubarkan ICE" dan "membuka peluang kewarganegaraan bagi imigran dengan cara dekriminalisasi."[124] Ia kemudian mengklarifikasi bahwa ini bukan berarti deportasi akan dihentikan.[125] Ia juga mencap pusat-pusat detensi imigrasi milik Departemen Keamanan Dalam Negeri sebagai "situs hitam" karena lokasinya disembunyikan dari publik.[126] Dua hari sebelum pemilihan pendahuluan, Ocasio-Cortez menghadiri unjuk rasa di pusat detensi anak-anak imigran milik ICE di Tornillo, Texas.[127]
Pemakzulan Presiden Trump
Pada 28 Juni 2018, Ocasio-Cortez mengatakan bahwa ia mendukung pemakzulan Donald Trump atas pelanggaran Klausul Gratifikasi dan menyatakan bahwa "kita perlu menegaskan bahwa tidak satu orang pun berada di atas hukum."[128][129]
Ocasio-Cortez menyuarakan "solidaritas bersama Puerto Rico". Ia mendukung perluasan hak sipil warga Puerto Rico tanpa memandang klasifikasi hukum wilayah tersebut. Ia juga mendukung hak suara dan bantuan bencana bagi masyarakat di sana. Ocasio-Cortez mengkritik respons FEMA terhadap Badai Maria serta keengganan pemerintah federal untuk memastikan status politik Puerto Rico.[136] Menurutnya, pemerintah federal harus meningkatkan investasi di Puerto Rico.[116]
Ocasio-Cortez memiliki keluarga di Puerto Rico. Kakenya tinggal di panti jompo,[136] lalu meninggal dunia usai Badai Maria.[139] Setelah bapak Ocasio-Cortez meninggal tahun 2008, ibu dan neneknya pindah ke Florida untuk memperbaiki keuangan keluarga.[47][140] Ia menceritakan dampak keyakinan Katoliknya terhadap kehidupannya serta aktivisme reformasi peradilan pidana dalam sebuah artikel di America, majalah Jesuit Amerika Serikat.[141] Dalam perayaan Hanukkah yang diadakan oleh kelompok aktivis Jews for Racial & Economic Justice tahun 2018, Ocasio-Cortez mengatakan bahwa keluarganya memiliki keturunan YahudiSefardim, tetapi tidak mempraktikkan ibadah.[142][143]
^Krugman, Paul (5 Juli 2018). "More on a Job Guarantee (Wonkish)". The New York Times. Diakses tanggal 25 Oktober 2023. But I’m fine with candidates like AOC (can we start abbreviating?) proposing the jobs guarantee, for a couple of reasons.
^"Meet Alexandria". Ocasio 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 27, 2018. Diakses tanggal June 27, 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Yglesias, Matthew (January 4, 2019). "Conservatives' Obsession With Alexandria Ocasio-Cortez's High School, Explained". Vox. Vox Media. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 1, 2019. Diakses tanggal November 15, 2019. There’s nothing in any way extraordinary about the yearbook photos, though they do establish that she went by “Sandy Ocasio” at the time.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ abChamberlin, Alan (August 30, 2007). "JPL Small-Body Database Browser". Diarsipkan dari versi asli tanggal August 9, 2018. Diakses tanggal June 28, 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Distinguished Alumni Award". Boston University Arts & Sciences: Economics. 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 11, 2020. Diakses tanggal November 11, 2020.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Cepeda, Esther J. (January 9, 2019). "Despite Her Haters, Youth Is Not Wasted on Ocasio-Cortez". Chicago Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 21, 2020. Diakses tanggal July 20, 2020. There will always be people claiming she's 'unqualified,' even though Ocasio-Cortez has an undergraduate degree in international relations with a minor in economics and has worked as an educator, a publisher and a community organizer.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Kilgore, Ed (June 26, 2018). "Alexandria Ocasio-Cortez Ousts Joe Crowley, a Top House Democrat, in Stunning Upset". New York. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 27, 2018. Diakses tanggal June 27, 2018. In a shocker that is already being compared to the 2014 primary loss by then–House Majority Leader Eric Cantor, the chairman of the House Democratic Caucus (the fourth-ranking leadership position among House Democrats), ten-term veteran Joe Crowley has been upset by 28-year-old first-time candidate Alexandria Ocasio-Cortez in the Bronx-Queens 14th congressional district.
^Kullgren, Ian (July 1, 2018). "Ocasio-Cortez discusses 'Democratic Socialist' label". POLITICO. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 16, 2018. Diakses tanggal July 16, 2018. Democratic congressional nominee Alexandria Ocasio-Cortez said Sunday she embraces the 'Democratic Socialist' label but doesn't want to force other Democrats to do the same. 'It's part of what I am; it's not all of what I am,' Ocasio-Cortez said on 'Meet the Press' on NBC. 'And I think that's a very important distinction.'