Ini adalah nama Melayu; nama "Cheek" merupakan
patronimik, bukan
nama keluarga, dan tokoh ini dipanggil menggunakan
nama depannya, "Ahmad Shabery". Kata
bin (
b.) atau
binti (
bt.), jika digunakan, berarti "putra dari" atau "putri dari".
Dato' Sri Ahmad Shabery bin Cheek (Jawi: احمد صبري بن چئ; lahir 10 Desember 1958) adalah seorang dosen, ekonom, dan politikus asal Malaysia yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Agroindustri ketika perombakan kabinet pada 29 Juli 2015, menyusul beberapa anggota Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu yang digantung keanggotannya, seperti Muhyiddin Yassin dan Shafie Apdal yang membuat beberapa kursi menteri kosong. Ia pernah menjadi anggota parlemen untuk daerah pemilihan Kemaman, Terengganu, selama tiga periode, sebelum akhirnya dikalahkan oleh calon dari Partai Islam Se-Malaysia pada Pemilu Legislatif 2018.[1]
Bersama dengan Tengku Razaleigh Hamzah dan beberapa anggota UMNO lain mendirikan Partai Melayu Semangat 46 sebagai bentuk perlawanan terhadap pemimpinnya saat itu, Mahathir Mohamad. Ketika itu, UMNO terbagi atas dua kubu, diantaranya Kubu A yang dipimpin oleh Mahathir dan Kubu B memihak kepada Tengku Razaleigh. Ia sempat mengajukan pencalonan legislatif di Kemaman atas tiket Semangat 46, namun gagal memperoleh kursi. Begitu pula di Lipis pada 1995, ia kembali dikalahkan oleh calon Barisan Nasional.
Kehidupan pribadi
Ahmad Shabery lahir di Kijal, Kemaman, Terengganu, pada 10 Desember 1958 dan mengawali pendidikan dasarnya di Sekolah Sungai Lembing dan Sekolah Datuk Abdul Razak di Seremban. Pada 1983, ia melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Malaya. Bahkan, ia turut aktif di organisasi kemahasiswaan dan terpilih sebagai Presiden Perhimpunan Mahasiswa Islam di kampusnya.
Pada 1986, Ahmad Shabery memperoleh gelar sarjana dari Universitas Leeds dan pada tahun 1989, ia memperoleh diploma pasca sarjana Hubungan Internasional dari Universitas Uppsala di Swedia. Pada tahun yang sama, ia diangkat sebagai Sekretaris Asosiasi Ilmu Sosial Malaysia (PSSM).
Kiprahnya berlanjut sebagai seorang dosen di Fakultas Ekonomi dan Administrasi Universitas Malaya pada 1990. Ia juga menjadi peneliti di Institute of Southeast Asian Studies, Singapura.
Perhitungan suara sebagai calon legislatif
Parlemen Malaysia[2][3][4][5][6][7][8]
Pemilu
|
Daerah pemilihan
|
|
Suara
|
%
|
Lawan
|
Suara
|
%
|
Jumlah surat suara
|
Selisih suara
|
Hasil akhir
|
1990
|
P037 Kemaman, Terengganu
|
|
Ahmad Shabery Cheek (S46)
|
11,793
|
34.80%
|
|
Ismail Said (UMNO)
|
21,239
|
62.60%
|
33,904
|
9,446
|
81.15%
|
1995
|
P075 Lipis, Pahang
|
|
Ahmad Shabery Cheek (S46)
|
8,394
|
31.20%
|
|
Abu Dahari Osman (UMNO)
|
18,507
|
68.80%
|
29,011
|
10,113
|
68.49%
|
2004
|
P040 Kemaman, Terengganu
|
|
Ahmad Shabery Cheek (UMNO)
|
36,517
|
62.5%
|
|
Abd Rahman Yusof (PKR)
|
20,635
|
35.1%
|
58,461
|
15,882
|
88.02%
|
2008
|
|
Ahmad Shabery Cheek (UMNO)
|
37,199
|
59.2%
|
|
Mohd Fariz Abd Talib @ Musa (PKR)
|
24,516
|
39.0%
|
62,868
|
12,683
|
83.82%
|
2013
|
|
Ahmad Shabery Cheek (UMNO)
|
45,525
|
56.9%
|
|
Kamarudin Chik (PKR)
|
33,219
|
41.5%
|
80,168
|
12,306
|
87.19%
|
2018
|
|
Ahmad Shabery Cheek (UMNO)
|
37,715
|
41.67%
|
|
Mohd Huzaifah Md Suhaimi (PKR)
|
12,911
|
14.27%
|
90,504
|
2,163
|
84.12%
|
|
Che Alias Hamid (PAS)
|
39,878
|
44.06%
|
Referensi