Agus Nur Amal adalah seorang pendongeng dan seniman tutur yang berasal dari Aceh. Seni mendongeng yang ditampilkannya terinspirasi dari seni tutur tradisional Aceh yang dibawakan oleh Adnan PMTOH. Dalam penampilannya ia berimajinasi dengan barang-barang yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Penampilannya tidak hanya di Indonesia tetapi juga sampai ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Eropa dan Amerika Serikat.[1][2]
Penampilan
Pada tahun 1990-an yang saat itu masih pada masa Orde Baru, ia cenderung mengambil tema sosial-politik, seperti Jenderal Puyer Bintang Tujuh, yang menyindir korupsi di kalangan perwira tinggi militer, Hikayat Polisi dan Bandit, yang berisi kisah satire perihal batasan moral penegak hukum dan para bandit. Setelah reformasi, ceritanya bergeser ke tema yang jarang diperhatikan orang dan mengajak berpikir alternatif seperti lakonnya yang berjudul Jiwa Laut. Saat konflik Aceh di pengujung 1990-an, ia giat mementaskan karya yang menggugah kesadaran atas hak-hak masyarakat sipil. Pasca tsunami Aceh tahun 2004, ia menampilkan pertunjukan keliling TV Eng Ong ke kamp-kamp pengungsian. Pertunjukan itu berupa set televisi, yang dipakai untuk memancing pemirsa bercerita.[3]
Riwayat Pendidikan
- D3 Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (1990)
- S1 Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta (2000)
Jenjang Karier
- Pertunjukan teater keliling Tv Eng Ong ke kamp pengungsi tsunami Aceh (2006-2007)
- Solo performance di Japan Foundation, Tokyo, Jepang (Juli 2007)
- Pameran Tunggal Jendela PM Toh, RURU Gallery, Jakarta (Februari 2009)
- Pertunjukan TV Eng Ong di Goethe Institute, Boston, Amerika Serikat (Mei 2010)
- Pertunjukan bersama Komunitas Geunta Aceh di Shanghai Expo, Tiongkok (Juli 2010)
- Jakarta-Belin Arts Festival, Berlin, Jerman (Juni 2011)
- Pembicara dalam konferensi Object Theater Network di Nottingham, Inggris (Desember 2011)
- Pameran Tunggal Hidangan dari Langit, RURU Gallery, Jakarta (Mei 2015)
- Jiwa:Jakarta Biennale 2017 (November 2017)[4]
Referensi