Yehezkiel 12
Yehezkiel 12 (disingkat Yeh 12) adalah bagian dari Kitab Yehezkiel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi perkataan nabi (dan juga imam) Yehezkiel bin Busi, yang turut dibawa ke dalam pembuangan oleh Kerajaan Babilonia pada zaman raja Yoyakhin dari Kerajaan Yehuda dan raja Nebukadnezar dari Babel sekitar abad ke-6 SM.[1][2] Teks
Naskah sumber utama
Struktur
Ayat 2
Yehuda menolak untuk percaya bahwa Allah akan membinasakan Yerusalem dan menyisihkan raja dari keturunan Daud. Karena mereka adalah umat pilihan Allah, mereka merasa Tuhan akan tetap melindungi mereka kendatipun perbuatan berdosa mereka. Karena itulah Tuhan menugaskan Yehezkiel untuk menjadi tanda bagi bangsa itu (Yehezkiel 12:6), serta melukiskan dalam tindakan simbolik apa yang akan dialami bangsa itu sebagai akibat dari pemberontakan mereka; di sini Yehezkiel memberikan dua pertunjukan dramatis lagi (Yehezkiel 12:3-7 dan Yehezkiel 12:17-20) mengenai hukuman Allah yang akan datang atas bangsa Yehuda.[4] Ayat 7
Yehezkiel harus memainkan peranan seorang tawanan yang dibawa ke tempat lain sambil meninggalkan segala sesuatu terkecuali yang sangat diperlukan untuk perjalanan. Tindakan ini menggambarkan bahwa akan ada gelombang orang buangan berikutnya dari Yerusalem yang akan diangkut ke Babel; hal ini juga mencegah para tawanan untuk menaruh harapan yang tidak realistis bahwa mereka sebentar lagi akan kembali ke Yerusalem.[4] Ayat 12
Yang dimaksud adalah raja Yehuda yang terakhir, Zedekia, yang tinggal di Yerusalem. Yehezkiel bernubuat bahwa Allah telah menentukan dia untuk dihukum. Ia akan dibawa tertawan ke Babel, namun ia tidak akan pernah melihatnya (Yehezkiel 12:13) karena matanya akan dibutakan oleh para penawan (lihat 2 Raja–raja 25:7; Yeremia 39:6–7).[4] Referensi
Lihat pula
Pranala luar
|