Yasir Hadibroto

Yasir Hadibroto
Gubernur Lampung ke-4
Masa jabatan
1978–1993
PresidenSoeharto
WakilSubki E. Harun (1980–88)
Informasi pribadi
Lahir(1923-10-23)23 Oktober 1923
Kroya, Cilacap, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal6 Mei 2003(2003-05-06) (umur 79)
Jakarta, Indonesia
AlmamaterPETA (1945)
Karier militer
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1945—1978
Pangkat Mayor Jenderal TNI
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Yasir Hadibroto (23 Oktober 1923 – 6 Mei 2003) adalah Gubernur Lampung periode 1978-1988.[1] Ia diangkat sebagai Gubernur Lampung menggantikan R. Sutiyoso. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi Anggota DPR RI mewakili ABRI. Pada tanggal 22 November 1965, ia memimpin eksekusi langsung Ketua Partai Komunis Indonesia DN Aidit[2] dan sejumlah tokoh elite PKI atas arahan langsung Pangkobkamtib Letjen.TNI.Soeharto. Ia terkenal atas perannya memimpin operasi penumpasan ribuan para kader PKI yang dilakukan secara cepat, taktis dan tersembunyi sehingga tidak menimbulkan kehebohan dan ketegangan.

Karier Militer

Ia merupakan jenderal angkatan 45. Yasir mulai berkenalan dengan dunia militer, saat ia masuk Pembela Tanah Air (PETA) di zaman Jepang pada tahun 1945. Ia memang dikenal dekat dengan Soeharto, Pangkostrad yang kemudian jadi Presiden kedua RI.

Yasir pernah bertugas di Jawa Tengah, berdinas di Kodam Diponegoro, Kodam yang pernah dipimpin Soeharto. Yasir juga kenyang dengan berbagai tugas operasi militer. Misalnya, pada tahun 1958, ikut membantu Kolonel Ahmad Yani dalam operasi penumpasan PRRI I di Sumatera. Pada tahun 1958, ia dipercaya oleh Soekarno untuk membantu Kolonel Ahmad Yani dalam operasi penumpasan PRRI I di Sumatra.[2] Setelah D.N. Aidit terbunuh, ia ditarik ke Jakarta, kemudia ia menjadi Panglima Komando Tempur II Kostrad dan Panglima Kodam Bukit Barisan di Sumatra dari tahun 1971 hingga 1973.[3] Setelah itu, beliau menjabat sebagai Panglima Kodam Diponegoro Jawa Tengah (1973-1977).[3]

Ia ditunjuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Pada tahun 1978 dan kemudian diangkat sebagai Gubernur Lampung.[2] Ia begitu kagum dengan kepemimpinan Soeharto. Mereka berdua pernah dididik militer Jepang dalam Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) dengan pangkat Shodanco (Komandan Peleton) tahun 1942.[2].

Riwayat Jabatan

  • Danki Yon Banteng Raider
  • Danyon 400/Banteng Raider (1959-1960)
  • Danyon 412/Bharata Eka Sakti (1962)
  • Danbrigif 4/Dewa Ratna (1963-1965)
  • Danrem 074/Warastratama (1965-1966)[4]
  • Pangkopur II Kostrad (1968-1971)
  • Pangdam Bukit Barisan (1971-1973)[5]
  • Pangdam VII/Diponegoro (1973-1977)
  • Gubernur Lampung (1978-1988)

Karier Sipil

Pada saat ia berada dipuncak kekuasaan, ia dipercaya menduduki posisi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tahun 1977-1978. Setahun kemudian ia diangkat menjadi Gubernur Provinsi Lampung pada tahun 1978[5]

Wafat

Yasir Hadibroto wafat pada tanggal 6 Mei 2003 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.[6]

Penghargaan

Tanda Jasa

Ia mendapatkan sejumlah tanda jasa baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;[7]

Baris ke-1 Bintang Mahaputera Utama (10 Agustus 1987)[8][9] Bintang Gerilya
Baris ke-2 Bintang Sakti Bintang Dharma Bintang Kartika Eka Paksi Pratama (1985)[10]
Baris ke-3 Bintang Yudha Dharma Nararya (1987)[11] Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Bintang Jalasena Nararya
Baris ke-4 Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun
Baris ke-5 Satyalancana Bhakti Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II
Baris ke-6 Satyalancana G.O.M II Satyalancana G.O.M VI Satyalancana Saptamarga
Baris ke-7 Satyalancana Wira Dharma Satyalancana Penegak Commander of the Order of Orange-Nassau - Belanda

Referensi

  1. ^ "Indonesian Provinces". World Statesmen. World Statesmen. Diakses tanggal 29 Oktober 2017. 
  2. ^ a b c d Matanasi, Petrik (20 Juli 2018). "Jasir Hadibroto dan Eksekusi Mati D.N. Aidit". https://tirto.id/jasir-hadibroto-dan-eksekusi-mati-dn-aidit-cPvz. Diakses tanggal 22 September 2019.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  3. ^ a b Bachtiar, Harsya W. (1988). Siapa dia? : perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Jakarta: Djambatan. ISBN 979-428-100-X. OCLC 19300155. 
  4. ^ Dyantoro, Sunu (2015-10-04). Dyantoro, Sunu, ed. "EKSKLUSIF: Kisah Kolonel TNI Tembak Leher Ketua CC PKI Aidit". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-08-24. 
  5. ^ a b Ahsan, Ivan Aulia. "Jasir Hadibroto dan Eksekusi Mati D.N. Aidit". tirto.id. Diakses tanggal 2022-08-24. 
  6. ^ "Daftar Makam Tahun 2002-2004". Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-15. Diakses tanggal 7 Januari 2022. 
  7. ^ Lembaga Pemilihan Umum 1983, hlm. 876-877.
  8. ^ "Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003" (PDF). Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-08-05. Diakses tanggal 2021-01-20. 
  9. ^ DPP Golkar, Indonesia (1986). Mediakarya majalah bulanan Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya · Edisi 31-52. Indonesia: Golongan Karya (Organization). Dewan Pimpinan Pusat. hlm. 44.  line feed character di |title= pada posisi 11 (bantuan)
  10. ^ Indonesia. Angkatan Bersenjata, Indonesia (1985). Mimbar kekaryaan ABRI.Edisi 177-189. Indonesia: Departemen Pertahanan Keamanan, Staf Pembinan Karyawan. hlm. 69. 
  11. ^ Pusat Penerangan HANKAM, Indonesia (1987). Dharmasena. Indonesia: Indonesia. Departemen Pertahanan-Keamanan. hlm. 23. 

Pranala luar

Jabatan militer
Didahului oleh:
Pohan
Pangdam Bukit Barisan
1972–1973
Diteruskan oleh:
Muhammad Ismail
Jabatan politik
Didahului oleh:
R. Sutiyoso
Gubernur Lampung
1978–1988
Diteruskan oleh:
Poedjono Pranyoto