Sebagai seorang bangsawan kaya, Willem awalnya menjabat untuk dinasti Habsburg sebagai anggota pengadilan Margaret dari Parma, gubernur Belanda Spanyol. Tidak senang dengan sentralisasi kekuasaan politik yang jauh dari perkebunan lokal dan dengan penganiayaan oleh Spanyol, Willem bergabung dengan rakyat Belanda untuk memberontak dan melawan mantan tuannya. Dia memimpin Belanda menuju kemenangan dalam perang melawan Spanyol. Raja Spanyol menganggap dia sebagai penjahat perang pada 1580, dia dibunuh oleh Balthasar Gérard (juga ditulis sebagai "Gerardts") di Delft empat tahun kemudian.
Kehidupan awal dan pendidikan
Willem lahir pada tanggal 24 April 1533 di Kastel Dillenburg di Kabupaten Nassau-Dillenburg, di Kekaisaran Romawi Suci (sekarang di Hessen, Republik Federal Jerman). Ia adalah putra tertua Pangeran Willem I dari Nassau-Siegen dan Juliana dari Stolberg. Ayah Willem memiliki satu anak perempuan dari pernikahan sebelumnya, dan ibunya memiliki empat anak dari pernikahan sebelumnya. Karena orang tuanya memiliki dua belas anak, Willem adalah anak tertua; dia memiliki empat adik laki-laki dan tujuh adik perempuan. Keluarganya taat beragama dan Willem dibesarkan sebagai seorang Lutheran.[1]
Pada tahun 1544, sepupu pertama Willem yang agnatik, René dari Châlon, Pangeran Oranye, meninggal dalam pengepungan St Dizier tanpa memiliki anak. Dalam wasiatnya, René dari Chalon menunjuk Willem sebagai pewaris seluruh harta bendanya, termasuk gelarnya sebagai Pangeran Oranye, dengan syarat ia menerima pendidikan Katolik Roma.[1] Ayah Willem menyetujui persyaratan ini atas nama putranya yang berusia 11 tahun, dan ini di sinilah didirikannya Wangsa Orange-Nassau. Selain Kepangeranan Oranye (sekarang terletak di Perancis) dan tanah-tanah penting di Jerman, Willem juga mewarisi perkebunan yang luas di Negara-Negara Rendah (sekarang Belanda dan Belgia) dari sepupunya. Karena usia Willem yang masih muda, Kaisar Karl V yang merupakan penguasa sebagian besar wilayah ini, menjabat sebagai bupati sampai Willem cukup umur untuk memerintah sendiri.
Pada tanggal 6 Juli 1551, Willem menikahi Anna, putri dan pewaris Maximiliaan van Egmond, seorang bangsawan penting Belanda, sebuah perjodohan yang telah diatur oleh Karl V.[1] Ayah Anna meninggal pada tahun 1548, dan oleh karena itu Willem menjadi Penguasa Egmond dan Pangeran Buren pada hari pernikahannya. Pernikahan itu berlangsung bahagia dan menghasilkan tiga anak, salah satunya meninggal saat masih bayi. Anna meninggal pada tanggal 24 Maret 1558, dalam usia 25 tahun, membuat Willem sangat berduka.
Karir
Orang favorit kekaisaran
Menjadi bangsal Karl V dan menerima pendidikannya di bawah bimbingan saudara perempuan Kaisar, Maria, Willem mendapat perhatian khusus dari keluarga kekaisaran dan menjadi orang favorit. Ia diangkat menjadi kapten kavaleri pada tahun 1551 dan mendapat kenaikan pangkat yang pesat setelahnya, hingga menjadi komandan salah satu pasukan Kaisar pada usia 22 tahun. Ini terjadi pada tahun 1555, ketika Karl mengirimnya ke Bayonne dengan 20.000 tentara untuk merebut kota itu dari Prancis. Willem juga diangkat menjadi anggota Raad van State (Dewan Negara), dewan penasihat politik tertinggi di Belanda.[3] Pada bulan November di tahun yang sama (1555), Kaisar Karl yang menderita asam urat bersandar di bahu Willem selama upacara ketika ia turun tahta dari Negeri-negeri Rendah demi putranya, Felipe II dari Spanyol.[4] Willem juga terpilih untuk membawa lambang Kekaisaran Romawi Suci kepada saudara laki-laki Karl, Ferdinand, ketika Karl mengundurkan diri dari mahkota kekaisaran pada tahun 1556 dan merupakan salah satu penandatangan Spanyol pada Perjanjian Cateau-Cambrésis pada bulan April 1559.[1]
Pada tahun 1559, Felipe II menunjuk Willem sebagai stadhouder (gubernur) provinsi Holland, Zeeland, dan Utrecht, sehingga meningkatkan kekuasaan politiknya.[5] Kemudian ia juga memimpin Franche-Comté pada tahun 1561.
Dari politisi menjadi pemberontak
Meskipun ia tidak pernah menentang raja Spanyol secara langsung, Willem menjadi salah satu anggota oposisi paling terkemuka di Dewan Negara, bersama dengan Philip de Montmorency, Pangeran Hoorn, dan Lamoral, Pangeran Egmont. Mereka berfokus mencari kekuatan politik yang lebih besar untuk melawan pemerintahan de facto Pangeran Berlaymont, Granvelle, dan Viglius dari Aytta, tetapi juga untuk kaum bangsawan Belanda, dan seolah-olah untuk negaranya sendiri, serta memprotes bahwa terlalu banyak orang Spanyol yang terlibat dalam pemerintahan Belanda. Willem juga tidak puas dengan meningkatnya penganiayaan terhadap umat Protestan di Belanda. Dibesarkan sebagai seorang Lutheran dan kemudian menjadi seorang Katolik, Willem sangat religius namun tetap menjadi pendukung kebebasan beragama bagi semua orang. Inkuisisi di Belanda yang dipimpin oleh Kardinal Granvelle, perdana menteri untuk gubernur baru Margaret dari Parma (1522–1583, saudara tiri Felipe II) meningkatkan ketidaksukaan terhadap pemerintahan Spanyol di antara penduduk yang saat itu sebagian besar beragama Katolik di Belanda. Terakhir, pihak oposisi ingin mengakhiri pendudukan pasukan Spanyol.
Menurut Apology, surat pembenaran Willem yang diterbitkan dan dibacakan kepada Dewan Negara (Staten-Generaal) pada bulan Desember 1580, tekadnya untuk mengusir orang-orang Spanyol dari Belanda bermula pada musim panas tahun 1559, ketika ia dan Adipati Alba telah dianiaya dan dikirim ke Prancis sebagai sandera untuk memenuhi Perjanjian Cateau-Cambrésis pasca perang Hispano-Prancis. Selama tinggal di Paris, dalam perjalanan berburu ke Bois de Vincennes, Raja Henri II dari Perancis mulai berdiskusi dengan Willem tentang pemahaman rahasia antara Felipe II dan dirinya yang bertujuan untuk memusnahkan Protestantisme dengan kekerasan di Perancis, Belanda, dan "seluruh dunia Kristen".[6] Pemahaman tersebut sedang dinegosiasikan oleh Alba, dan Henri salah berasumsi bahwa Willem menyadarinya. Pada saat itu, Willem tidak menentang asumsi raja, namun ia telah memutuskan bahwa ia tidak akan membiarkan pembantaian "begitu banyak orang terhormat", khususnya di Belanda.[7]
Pada tanggal 25 Agustus 1561, Willem dari Oranye menikah untuk kedua kalinya. Istri barunya, Anna dari Sachsen, digambarkan sebagai orang yang "egois, lemah, tegas, dan kejam", dan masyarakat berasumsi bahwa Willem menikahinya untuk mendapatkan pengaruh lebih besar di Sachsen, Hessen, dan Pfalz.[8] Pasangan itu memiliki lima anak. Pernikahan tersebut menggunakan ritus Lutheran, dan menandai dimulainya perubahan bertahap dalam opini agamanya, yang menyebabkan Willem kembali ke Lutheranisme, dan akhirnya menjadi Calvinisme moderat. Meski begitu, ia tetap toleran terhadap paham agama lain.[1]
Selama ini, kehidupan Willem diwarnai dengan kemewahan dan pemborosan. Dia mengelilingi dirinya dengan rombongan bangsawan muda dan pengikut, dan membuka istana Nassau yang megah di Brussel. Akibatnya, pendapatan dari perkebunannya yang luas tidak cukup untuk menyelamatkannya dari hutang. Namun setelah kembali dari Perancis, perubahan mulai terjadi pada Willem. Felipe mengangkatnya menjadi anggota dewan negara, ksatria Bulu Emas, dan stadhouder Holland, Zeeland, dan Utrecht, namun ada pertentangan laten antara sifat kedua pria tersebut.[1]
Hingga tahun 1564, setiap kritik terhadap pemerintah yang disuarakan oleh Willem dan anggota oposisi lainnya seolah-olah ditujukan kepada Granvelle; namun, setelah kepergian Pangeran Willem pada awal tahun itu, Willem yang semakin percaya diri dalam aliansinya dengan para pangeran Protestan di Jerman setelah pernikahan keduanya,[9] mulai secara terbuka mengkritik kebijakan anti-Protestan Raja. Pada bulan Agustus tahun itu, Felipe mengeluarkan perintah untuk melaksanakan dekret dari Konsili Trento yang anti-Protestan. Namun, dalam pidatonya yang ikonik di depan Dewan Negara, Willem mengejutkan para pendengarnya dengan membenarkan konfliknya dengan Felipe. Ia mengatakan bahwa meskipun dia telah memutuskan untuk tetap berpegang pada iman Katolik (pada saat itu), dia tidak setuju bahwa raja harus memerintah dan merampas kebebasan berkeyakinan dan beragama rakyat.[10]
Pada awal tahun 1565, sekelompok besar bangsawan rendahan (termasuk adik laki-laki Willem, Lodewijk) membentuk Konfederasi Bangsawan. Pada tanggal 5 April, mereka mengajukan petisi kepada Margaret dari Parma, meminta diakhirinya penganiayaan terhadap umat Protestan. Dari bulan Agustus hingga Oktober 1566, gelombang ikonoklasme (dikenal sebagai Beeldenstorm) menyebar ke seluruh Negara-Negara Rendah. Calvinis (yang merupakan denominasi Protestan paling utama), Anabaptis, dan Mennonit yang marah karena penindasan terhadap umat Katolik dan secara teologis menentang penggunaan gambar orang-orang kudus oleh Katolik (yang menurut mereka bertentangan dengan Perintah Kedua), menghancurkan patung-patung di ratusan gereja dan biara di seluruh Belanda.
Setelah Beeldenstorm, kerusuhan di Belanda meningkat, dan Margaret setuju untuk mengabulkan keinginan Konfederasi dengan syarat para bangsawan mau membantu memulihkan ketertiban. Dia juga mengizinkan bangsawan penting, termasuk Willem, untuk membantu Konfederasi, dan Willem pergi ke Antwerpen di mana dia berhasil memadamkan kerusuhan. Pada akhir tahun 1566 dan awal tahun 1567, menjadi jelas bahwa dia tidak diizinkan untuk memenuhi janjinya, dan ketika beberapa pemberontakan kecil gagal, banyak penganut Calvinis dan Lutheran meninggalkan negara tersebut. Menyusul pengumuman bahwa Felipe II (yang tidak senang dengan situasi di Belanda) akan mengirimkan jenderal setianya Fernando Álvarez de Toledo, Adipati Alba ke-3, atau Alva (juga dikenal sebagai "Adipati Besi"), untuk memulihkan ketertiban, Willem mundur ke kampung halamannya di Nassau pada bulan April 1567. Dia telah terlibat secara finansial dalam beberapa pemberontakan.
Setelah kedatangannya pada bulan Agustus 1567, Alba mendirikan Dewan Masalah (yang dikenal masyarakat sebagai Dewan Darah) untuk mengadili mereka yang terlibat dalam pemberontakan dan ikonoklasme. Willem adalah salah satu dari 10.000 orang yang dipanggil ke hadapan dewan, tetapi dia tidak hadir. Dia kemudian dinyatakan sebagai penjahat, dan harta bendanya disita. Sebagai salah satu politisi paling terkemuka dan populer di Belanda, Willem muncul sebagai pemimpin perlawanan bersenjata. Dia mendanai Watergeuzen, pengungsi Protestan yang membentuk kelompok privatir dan menyerbu kota-kota di pesisir Belanda. Dia juga mengumpulkan pasukan yang sebagian besar terdiri dari tentara bayaran Jerman, untuk melawan Alba di darat. Willem bersekutu dengan kaum Huguenot Perancis pasca berakhirnya Perang Agama kedua di Perancis, ketika mereka mempunyai pasukan cadangan.[11] Dipimpin oleh adiknya, Lodewijk, pasukan tersebut menyerbu utara Belanda pada tahun 1568. Namun, rencana tersebut hampir gagal sejak awal. S ebelum mereka menyerang, kaum Huguenot dikalahkan oleh pasukan kerajaan Prancis, dan pasukan kecil di bawah pimpinan Jean de Villers ditangkap dalam waktu dua hari.[12] Pada tanggal 23 Mei, pasukan di bawah komando Lodewijk memenangkan Pertempuran Heiligerlee di provinsi utara Groningen melawan tentara Spanyol yang dipimpin oleh stadhouder provinsi utara, Jean de Ligne, Adipati Arenberg. Arenberg terbunuh dalam pertempuran itu, begitu pula saudara laki-laki Willem, Adolf. Alba membalas dengan membunuh sejumlah bangsawan yang dihukum (termasuk Pangeran Egmont dan Hoorn pada tanggal 6 Juni), dan kemudian memimpin ekspedisi ke Groningen. Di sana, ia memusnahkan pasukan Lodewijk di wilayah Jerman dalam Pertempuran Jemmingen pada tanggal 21 Juli, meskipun Lodewijk berhasil melarikan diri. Kedua pertempuran ini kini dianggap sebagai awal dari Perang Delapan Puluh Tahun.
Perang
Pada bulan Oktober 1568, Willem menanggapi dengan memimpin pasukan dalam jumlah besar ke Brabant, tetapi Alba dengan hati-hati menghindari konfrontasi karena memperkirakan pasukan tersebut akan segera hancur. Ketika Willem maju, kekacauan terjadi di pasukannya, dan dengan mendekatnya musim dingin dan dana yang hampir habis, Willem berbalik arah dan menyeberang ke Prancis.[13] Willem membuat beberapa rencana lagi untuk menyerang dalam beberapa tahun ke depan, tetapi hanya sedikit yang berhasil karena dia kekurangan dukungan dan uang. Ia tetap populer di kalangan masyarakat, sebagian melalui kampanye propaganda ekstensif yang dilakukan melalui pamflet. Salah satu klaimnya yang paling penting adalah bahwa dia tidak melawan penguasa sah negeri itu, Raja Spanyol, tetapi melawan ketidakkompetenan pemerintahan gubernur asing di Belanda, dan melawan kehadiran tentara asing.
Pada tanggal 22 Agustus 1571, istri keduanya Anna melahirkan seorang putri, bernama Christina von Dietz, dan diayahi oleh Jan Rubens, ia dikenal sebagai ayah dari pelukis Peter Paul Rubens; Jan Rubens diutus oleh paman Anna pada tahun 1570 untuk mengatur keuangannya.[14] Belakangan pada tahun itu, Willem membubarkan pernikahan ini dengan alasan Anna tidak waras.
Pada tanggal 1 April 1572, kelompok Watergeuzen ("Pengemis Laut") merebut kota Brielle, yang ditinggalkan tanpa pengawasan oleh garnisun Spanyol. Bertentangan dengan taktik "tabrak lari" yang biasa mereka lakukan, mereka menduduki kota itu dan mengklaimnya sebagai milik pangeran dengan mengibarkan bendera Pangeran Oranye di atas kota. Peristiwa ini diikuti oleh kota-kota lain yang membuka gerbang mereka untuk Watergeuzen, dan kemudian sebagian besar kota di Belanda dan Zeeland berada di tangan para pemberontak, kecuali Amsterdam dan Middelburg. Kota-kota ini kemudian mengadakan pertemuan Staten Generaal (yang secara teknis tidak memenuhi syarat untuk melakukannya), dan mengangkat kembali Willem sebagai stadhouder Holland dan Zeeland.
Di saat yang sama, pasukan pemberontak merebut kota-kota di seluruh negeri, dari Deventer hingga Mons. Willem sendiri kemudian maju bersama pasukannya dan maju ke beberapa kota di selatan, termasuk Roermond dan Leuven. Willem juga mengharapkan intervensi dari kaum Huguenot, tetapi rencana ini digagalkan pasca Pembantaian Hari Santo Bartolomeus pada tanggal 24 Agustus, yang menandai dimulainya gelombang kekerasan terhadap kaum Huguenot. Setelah serangan Spanyol yang berhasil, Willem harus melarikan diri dan mundur ke Enkhuizen. Spanyol kemudian mengatur tindakan balasan dan menjarah beberapa kota pemberontak, mereka juga membantai penduduknya, seperti di Mechelen atau Zutphen. Mereka menghadapi lebih banyak masalah dengan kota-kota di Belanda, di mana mereka merebut Haarlem setelah tujuh bulan dan kehilangan 8.000 tentara, dan mereka harus menghentikan pengepungan mereka di Alkmaar.
Pada tahun 1573, Willem bergabung dengan Gereja Calvinis.[15] Dia menunjuk seorang teolog Calvinis, Jean Taffin (1573–1581) sebagai pengkhotbah istananya. Taffin kemudian bergabung dengan Pierre Loyseleur de Villiers (1577–1584), yang juga menjadi penasihat politik penting sang pangeran.
Pada tahun 1574, pasukan Willem berhasil memenangkan beberapa pertempuran kecil, termasuk beberapa pertempuran laut. Spanyol yang dipimpin oleh Don Luis de Zúñiga y Requesens sejak Felipe menggantikan Alba pada tahun 1573, juga meraih kesuksesan. Kemenangan mereka yang menentukan dalam Pertempuran Mookerheyde di tenggara, di tanggul Maas, pada tanggal 14 April memakan korban jiwa dua saudara laki-laki Willem, Lodewijk dan Henri. Pasukan Requesens juga mengepung kota Leiden. Mereka menghentikan pengepungan ketika tanggul di dekatnya dibobol oleh Belanda. Willem puas dengan kemenangan tersebut, dan mendirikan Universitas Leiden, universitas pertama di Provinsi Utara.
Willem menikah untuk ketiga kalinya pada tanggal 24 April 1575 dengan Charlotte de Bourbon-Montpensier, mantan biarawati Prancis yang juga populer di kalangan masyarakat, meski ia kurang begitu populer di kalangan faksi Katolik. Mereka memiliki enam anak perempuan. Pernikahan ini berlangsung bahagia.
Perang terus berlanjut setelah sebuah negosiasi damai di Breda gagal pada tahun 1575. Situasi membaik bagi para pemberontak ketika Don Requesens meninggal secara tak terduga pada bulan Maret 1576, dan sekelompok besar tentara Spanyol yang belum menerima gaji mereka selama berbulan-bulan, memberontak pada bulan November tahun itu, dan melancarkan "Kemarahan Spanyol" di Antwerpen dengan menjarah kota tersebut, yang kemudian menjadi kudeta propaganda yang luar biasa bagi para pemberontak. Saat gubernur baru, Don Juan dari Austria, sedang dalam perjalanan, Willem telah mendapatkan sebagian besar provinsi dan kota untuk menandatangani Pasifikasi Ghent, di mana mereka menyatakan diri siap berperang bersama untuk mengusir pasukan Spanyol. Namun, ia gagal mencapai persatuan soal agama. Kota-kota dan provinsi-provinsi Katolik tidak mau memberikan kebebasan bagi kaum Calvinis.
Ketika Don Juan menandatangani Maklumat Abadi pada bulan Februari 1577, berjanji untuk mematuhi ketentuan Pengamanan Ghent, tampaknya perang telah diputuskan untuk menguntungkan para pemberontak. Namun, setelah Don Juan merebut kota Namur pada tahun 1577, pemberontakan menyebar ke seluruh Belanda. Don Juan berusaha untuk merundingkan perdamaian, tetapi sang pangeran sengaja membiarkan negosiasi tersebut gagal. Pada tanggal 24 September 1577, ia berhasil memasuki ibu kota Brussel dengan penuh kemenangan. Pada saat yang sama, pemberontak Calvinis menjadi semakin radikal, dan berusaha melarang agama Katolik di wilayah yang mereka kendalikan. Willem menentang hal ini karena alasan pribadi dan politik. Ia menginginkan kebebasan beragama, dan ia juga membutuhkan dukungan dari kelompok Protestan dan Katolik yang tidak terlalu radikal untuk mencapai tujuan politiknya. Pada tanggal 6 Januari 1579, beberapa provinsi selatan yang tidak senang dengan pengikut radikal Willem menandatangani Uni Arras, di mana mereka setuju untuk menerima gubernur Katolik mereka, Alessandro Farnese, Adipati Parma (yang menggantikan Don Juan).
Lima provinsi di utara (yang kemudian diikuti oleh sebagian besar kota di Brabant dan Flandria) kemudian menandatangani Uni Utrecht pada tanggal 23 Januari, yang menegaskan persatuan mereka. Willem awalnya menentang uni ini, karena dia masih berharap untuk menyatukan semua provinsi. Meski demikian, ia secara resmi memberikan dukungannya pada 3 Mei. Uni Utrecht kemudian menjadi konstitusi de facto, dan tetap menjadi satu-satunya penghubung formal antara provinsi-provinsi di Belanda hingga tahun 1797.
Deklarasi Kemerdekaan
Meskipun terjadi persatuan (uni) yang baru, Adipati Parma berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah selatan Belanda. Karena ia telah setuju untuk mengusir pasukan Spanyol dari provinsi-provinsi berdasarkan Uni Arras, dan karena Felipe II kemudian membutuhkan mereka di tempat lain, Adipati Parma tidak dapat bergerak lebih jauh hingga akhir tahun 1581.
Pada bulan Maret 1580, Felipe menetapkan sang Pangeran Oranye sebagai penjahat, menjanjikan hadiah sebesar 25.000 mahkota kepada siapa pun yang berhasil membunuhnya. Willem menanggapinya dengan menerbitkan Apology, sebuah dokumen (yang sebenarnya ditulis oleh Villiers) yang di dalamnya berisi pembelaan terhadap tindakannya, pribadi raja Spanyol diserang dengan kejam,[16] dan kesetiaan Protestannya dinyatakan kembali.
Sementara itu, Willem dan pendukungnya sedang mencari dukungan pihak asing. Sang pangeran telah beberapa kali meminta bantuan Prancis, dan kali ini ia berhasil mendapatkan dukungan dari François, Adipati Anjou, saudara Raja Henri III dari Prancis. Pada tanggal 29 September 1580, Staten Generaal (dengan pengecualian Zeeland dan Holland) menandatangani Perjanjian Plessis-les-Tours dengan Adipati Anjou. Sang Adipati kemudian mendapatkan gelar "Pelindung Kemerdekaan Belanda" dan menjadi penguasa baru. Namun hal ini mengharuskan Staten General dan Willem melepaskan dukungan formal mereka terhadap Raja Spanyol, yang telah mereka pertahankan secara resmi hingga saat itu.
Pada tanggal 22 Juli 1581, Staten General menyatakan bahwa mereka tidak lagi mengakui Felipe II dari Spanyol sebagai penguasa mereka, sesuai dalam Plakat Verlatinghe. Deklarasi kemerdekaan resmi ini memungkinkan Adipati Anjou membantu para penentang. Dia baru tiba pada 10 Februari 1582, ketika dia disambut secara resmi oleh Willem di Vlissingen. Pada tanggal 18 Maret, seorang pria Spanyol, Juan de Jáuregui berusaha membunuh Willem di Antwerpen. Meski Willem mengalami luka parah, ia selamat berkat perawatan istrinya Charlotte dan adiknya Maria. Saat Willem mulai pulih, Charlotte kelelahan karena memberikan perawatan intensif dan meninggal pada tanggal 5 Mei. Adipati Anjou tidak terlalu populer di kalangan penduduk. Provinsi Zeeland dan Holland menolak mengakuinya sebagai penguasa mereka, dan Willem dikritik secara luas karena apa yang disebutnya sebagai "politik Prancis". Ketika pasukan Prancis Anjou tiba pada akhir tahun 1582, rencana Willem tampaknya membuahkan hasil, bahkan Adipati Parma pun khawatir bahwa Belanda kini akan lebih unggul.
Namun, Anjou sendiri tidak senang dengan kekuatannya yang terbatas dan diam-diam memutuskan untuk merebut Antwerpen dengan paksa. Warga Antwerpen (yang telah diperingatkan dengan tepat waktu) menyergap Anjou dan pasukannya saat mereka memasuki kota pada tanggal 18 Januari 1583, ini dikenal sebagai "Kemarahan Perancis". Hampir semua anak buah Anjou terbunuh, dan dia ditegur oleh Catherine de Medici dan Elizabeth I dari Inggris (yang dia pacari). Posisi Anjou makin tidak dapat dipertahankan, dan kemudian dia meninggalkan negara itu pada bulan Juni. Kepergiannya mendiskreditkan Willem yang tetap mempertahankan dukungannya terhadap Anjou. Willem berdiri sendirian dalam masalah ini dan menjadi terisolasi secara politik. Holland dan Zeeland tetap mempertahankannya sebagai stadhouder mereka dan berusaha untuk mendeklarasikannya sebagai pangeran Holland dan Zeeland, sehingga menjadikannya penguasa resmi. Di tengah semua ini, Willem menikah untuk keempat dan terakhir kalinya pada 12 April 1583 dengan Louise de Coligny, seorang janda Huguenot Prancis dan putri Gaspard de Coligny. Louise akan menjadi ibu dari Frederik Hendrik (1584–1647), putra sah keempat Willem. Bersamanya, "Bapa Willem" (panggilan kesayangan Louise untuk Willem) menetap di Prinsenhof di Delft, dan hidup seperti seorang borjuis Belanda yang sederhana.[1]
Akhir hidup
Pembunuhan
Balthasar Gérard yang beragama Katolik Bourgogne (lahir tahun 1557) adalah bawahan dan pendukung Felipe II, dan menganggap Willem dari Oranye sebagai pengkhianat raja dan agama Katolik. Pada tahun 1581, ketika Gérard mengetahui bahwa Felipe II telah menyatakan Willem sebagai penjahat dan menjanjikan hadiah sebesar 25.000 mahkota atas pembunuhannya, dia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Belanda untuk membunuh Willem. Dia bertugas di tentara gubernur Luksemburg, Peter Ernst I von Mansfeld-Vorderort selama dua tahun, berharap bisa dekat dengan Willem ketika tentara bertemunya. Hal ini tidak pernah terjadi, dan Gérard meninggalkan ketentaraan pada tahun 1584. Ia menemui Adipati Parma untuk menyampaikan rencananya, namun Adipati tidak terkesan. Pada bulan Mei 1584, ia memperkenalkan dirinya kepada Willem sebagai bangsawan Prancis, dan memberinya segel Pangeran Mansfelt. Stempel ini akan memungkinkan terjadinya pemalsuan pesan Mansfelt. Willem mengirim Gérard kembali ke Prancis untuk menyerahkan segel tersebut kepada sekutu Prancisnya.
Gérard kembali pada bulan Juli, setelah membeli dua buah pistol kancing roda dalam perjalanan pulang. Pada 10 Juli, dia membuat janji dengan Willem dari Oranye di rumahnya di Delft, Prinsenhof. Hari itu, Willem sedang makan malam bersama tamunya Rombertus van Uylenburgh. Setelah Willem meninggalkan ruang makan dan berjalan ke bawah, van Uylenburgh mendengar Gérard menembak dada Willem dari jarak dekat. Gérard segera melarikan diri.
Menurut catatan resmi,[17] kata-kata terakhir Willem adalah:[18]
Mon Dieu, ayez pitié de mon âme; mon Dieu, ayez pitié de ce pauvre peuple. (Ya Tuhan, kasihanilah jiwaku; Tuhanku, kasihanilah orang-orang malang ini).
Gérard ditangkap sebelum dia bisa melarikan diri dari Delft, kemudian dipenjara. Dia disiksa sebelum diadili pada tanggal 13 Juli, di mana dia dijatuhi hukuman mati yang brutal, bahkan menurut standar di masa itu. Para hakim memutuskan bahwa tangan kanan Gérard harus dibakar dengan besi panas membara, dagingnya harus dirobek dari tulangnya dengan penjepit di enam tempat berbeda, kemudian ia harus dipotong-potong dan dikeluarkan isi perutnya hidup-hidup, kemudian jantungnya harus dirobek dari dadanya dan dilemparkan ke wajahnya, dan akhirnya, kepalanya harus dipenggal.[19]
Willem dari Oranye adalah kepala negara pertama yang dibunuh dengan pistol. (Bupati Skotlandia Moray telah ditembak 13 tahun sebelumnya, dalam pembunuhan pertama kepala pemerintahan dengan senjata api.)[20]
Pemakaman
Secara tradisional, anggota keluarga Nassau dimakamkan di Breda, namun karena kota tersebut berada di bawah kendali kerajaan ketika Willem meninggal, ia dimakamkan di Nieuwe Kerk di Delft. Monumen di makamnya awalnya sangat sederhana, namun pada tahun 1623 diganti dengan yang baru, dibuat oleh Hendrik de Keyser dan putranya Pieter.
^Pada tahun 1549, Negara-Negara Rendah yang juga dikenal sebagai "Tujuh Belas Provinsi" terdiri dari Belanda, Belgia, Luksemburg, dan sebagian Perancis utara dan Jerman Barat.
^See William of Orange, Apologie contre l'édit de proscription publié en 1580 par Philippe II, Roi d'Espagne, ed. A. Lacroix (Brussels, 1858), pp. 87–89 (French version); Apologie, ofte Verantwoordinghe, ed. C. A. Mees (Antwerpen, 1923), pp. 48–50 (Dutch version); Pontus Payen, Mémoires, I, ed. A. Henne (Brussels, 1860), pp. 6–9.
^"Et quamquam ipse Catholicae Religioni adhaerere constituerit, non posse tamen ei placere, velle Principes animis hominum imperare, libertatemque Fidei & Religionis ipsis adimere." C. P. Hoynck van Papendrecht, Vita Viglii ab Aytta, in Analecta belgica I, 41–42 (F. Postma, "Prefigurations of the future? The views on the boundaries of Church and State of William of Orange and Viglius van Aytta (1565–1566)", in A. A. McDonald and A. H. Huussen (eds.), Scholarly environments: centres of learning and institutional contexts, 1560–1960 (2004), 15–32, esp. 15).
^Parker, G., The Dutch Revolt (revised edition, 1985), p. 148.
^H. R. Rowen, The Princes of Orange: The Stadholders in the Dutch Republic (Cambridge, 1990), p. 25; M. van Gelderen, The Political Thought of the Dutch Revolt 1555–1590 (Cambridge, 1992), p. 151.
^Minutes of the States-General of 10 July 1584, quoted in J. W. Berkelbach van der Sprenkel, De Vader des Vaderlands, Haarlem 1941, p. 29: "Ten desen daghe es geschiet de clachelycke moort van Zijne Excellentie, die tusschen den een ende twee uren na den noen es ghescoten met een pistolet gheladen met dry ballen, deur een genaempt Baltazar Geraert ... Ende heeft Zijne Excellentie in het vallen gheroepen: Mijn God, ontfermpt U mijnder ende Uwer ermen ghemeynte (Mon Dieu ayez pitié de mon âme, mon Dieu, ayez pitié de ce pauvre peuple)."
^Meskipun dikenal secara luas, kata-kata terakhirnya mungkin telah dimodifikasi untuk tujuan propaganda. Lihat Charles Vergeer, "De laatste woorden van prins Willem", Maatstaf 28 (1981), no. 12, hal.67–100. Perdebatan ini mempunyai sejarah tersendiri, dengan para pengkritik menunjuk pada sumber-sumber yang mengatakan bahwa Willem meninggal setelah ditembak dan para pendukungnya menyatakan bahwa hanya ada sedikit peluang untuk mengarang kata-kata antara saat pembunuhan dan pengumuman pembunuhan tersebut kepada Dewan Negara. Dari kata-kata terakhirnya sendiri, ada beberapa versi yang sedikit berbeda yang beredar, perbedaan utamanya terletak pada gayanya.
← Bet Gimel Dalet → Fenisia Ibrani Aram Suryani Arab ג ܓ ج,ج Alfabetturunan Yunani Latin Kiril Γ C G Г Representasi fonemik: ɡ, ɣ, d͡ʒ, ʒ, ɟ Urutan dalam alfabet: 3 Nilai huruf/Gematria: 3 Gimel adalah huruf ketiga dalam banyak aksara Semit, termasuk abjad Fenisia, abjad Aram, abjad Ibrani ג, abjad Suryani ܓ dan abjad Arab ǧīm ج (dalam urutan abjad; kelima dalam urutan ejaan). Nilai suara dalam abjad asli Fenisia dan turunannya, kecuali Arab, adalah voiced velar plosi...
Kue pres setelah penyarian mentega kakao Kakao padat adalah sebuah campuran beberapa bahan yang dipadukan setelah mentega kakao disarikan dari biji kakao. Saat dijual sebagai produk akhir, ini juga disebut bubuk kakao atau kakao. Kakao padat adalah bahan utama dari coklat, sirup coklat, dan manisan coklat. Pranala luar Hamel, PJ (10 January 2014). The A-B-C's of cocoa. Flourish. King Arthur Flour. Diakses tanggal 30 May 2015. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Cocoa powder.
Dua Belas Lagu Islami TerbaikAlbum kompilasi karya beragam artisDirilis2004GenrePop Religi, Dangdut ReligiLabelSony BMG IndonesiaKronologi Dua Belas Lagu Islami Terbaik Dua Belas Lagu Islami Terbaik (2004) Dua Belas Lagu Islami Terbaik Vol. 2 (2005)Dua Belas Lagu Islami Terbaik Vol. 22005 Dua Belas Lagu Islami Terbaik adalah album rohani Islam yang dirilis pada bulan Ramadan 1425 H/2004 M. Berisikan 12 buah lagu dari beberapa penyanyi Indonesia seperti Marshanda lewat lagu Sebuah Pengakua...
American lawyer Edwin W. StoughtonUnited States Minister to RussiaIn officeOctober 30, 1877 – March 2, 1879PresidentRutherford B. HayesPreceded byGeorge H. BokerSucceeded byJohn W. Foster Personal detailsBorn(1818-05-04)May 4, 1818Springfield, VermontDiedJanuary 7, 1882(1882-01-07) (aged 63)New York City, New YorkResting placeOld South Church Cemetery in Windsor, VermontPolitical partyRepublicanProfessionLawyer Edwin Wallace Stoughton (May 14, 1818 – January 7, 1882)[1...
العلاقات الأنغولية الإيرانية أنغولا إيران أنغولا إيران تعديل مصدري - تعديل العلاقات الأنغولية الإيرانية هي العلاقات الثنائية التي تجمع بين أنغولا وإيران.[1][2][3][4][5] مقارنة بين البلدين هذه مقارنة عامة ومرجعية للدولتين: وجه المقارنة أن�...
Okhotsk work settlement of Russia (en) Tempat Negara berdaulatRusiaKrai di RusiaKrai KhabarovskMunicipal district (en)Okhotsky District (en)Urban settlement in Russia (en)Q21195660 Ibu kota dariOkhotsky District (en) Q21195660 NegaraRusia PendudukTotal3.576 (2016 )GeografiKetinggian6 m SejarahPembuatan1647 Informasi tambahanKode pos682480 Zona waktuWaktu Vladivostok UTC+10 Kode telepon42141 OKTMO ID (en)08634151051 OKATO ID (en)08234551000 Okhotsk (Rusia: Охо́тск) merupakan sebua...
Bupati Aceh SingkilPetahanaMarthunis, S.T. D.E.Asejak 21 Juli 2022Masa jabatan5 tahunPejabat pertamaMakmur Syahputra BancinSitus webSitus Resmi Kabupaten Aceh Singkil Berikut nama-nama Bupati Aceh Singkil dari masa ke masa No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Bupati 1 Makmur Syahputra Bancin 2000 2005 1 Muadz Vohry Ir. M. Azmy (Penjabat) 2005 2006 Hasdaruddin(Penjabat) 2006 2007 (1) Makmur Syahputra Bancin 2007 15 Oktober 2011 2 [ket. 1] Khazali 2 Khazali 2011 ...
Iranian empire (1501–1736) For other uses, see Safavi (disambiguation). Safavid Empire ملک وسیعالفضای ایران[a]The Expansive Realm of Iran[1] مملکت ایران[b]The State of Iran[2] 1501–1736 Flag (1576–1732)[3]The Safavid Empire at its greatest extent, during the reign of Abbas the Great (r. 1588–1629)StatusEmpireCapital Tabriz (1501–1555) Qazvin (1555–1598) Isfahan (1598–1736) Common languages Persian[...
United States federal law concerning mass afforestation The Clarke–McNary Act of 1924 (ch. 348, 43 Stat. 653, enacted June 7, 1924) was one of several pieces of United States federal legislation which expanded the Weeks Act of 1911, and was named for Representative John D. Clarke and Senator Charles McNary. The 1911 Weeks Act had allowed the purchase of land to enlarge the National Forest System. Two years after the Weeks Act was passed, over 700,000 acres (2,800 km²) had be...
Italia Sport Ginnastica artistica Federazione FGI Confederazione UEG Colori azzurro Soprannome Azzurri Direttore Tecnico Giuseppe Cocciaro Giochi olimpici Partecipazioni 25 (esordio: 1906) Miglior risultato Oro Medaglie 25 Mondiali Partecipazioni ? Miglior risultato Oro Medaglie 52 Europei Partecipazioni ? Miglior risultato Oro Medaglie 40 (di cui 24 junior) La nazionale di ginnastica artistica maschile dell'Italia è la squadra maschile di ginnastica artistica che rappresenta l'Italia nelle...
Areas of myelinated axons in the brain White matterMicrograph showing white matter with its characteristic fine meshwork-like appearance (left of image – lighter shade of pink) and grey matter, with the characteristic neuronal cell bodies (right of image – dark shade of pink). HPS stain.Human brain right dissected lateral view, showing grey matter (the darker outer parts), and white matter (the inner and prominently whiter parts).DetailsLocationCentral nervous systemIdentifiersLatinsubsta...
Cet article est une ébauche concernant la linguistique et un site web. Vous pouvez partager vos connaissances en l’améliorant (comment ?) selon les recommandations des projets correspondants. Pour WALS, voir Aéroport Temindung. World Atlas of Language StructuresHistoireFondation 2008CadreSigle (en) WALSType Logiciel libre, base de données, site webOrganisationFondateur Collectif (en)Propriétaire Société Max-PlanckSite web (en) wals.infomodifier - modifier le code - mo...
UK advocacy group and membership organisation LibertyThe National Council for Civil LibertiesFormation22 February 1934; 90 years ago (1934-02-22)TypePolitical pressure groupLegal statusTrustFocusHuman rightsHeadquartersLondon, EnglandDirectorAkiko Hart (interim director)Websitewww.libertyhumanrights.org.uk Liberty, formerly, and still formally, called the National Council for Civil Liberties (NCCL),[1] is an advocacy group and membership organisation based in the Uni...
У Вікіпедії є статті про інших людей із прізвищем Вишеславський. Леонід Миколайович Вишеславський Портрет Леоніда Вишеславського, зроблений його донькою Іриною, 1984 рікНародився 5 (18) березня 1914Миколаїв, Російська імперіяПомер 27 грудня 2002(2002-12-27)[1] (88 років)Київ, Украї�...
Carta de libertades Enrique I de Inglaterra se vio obligado a hacer concesiones a los barones en la Carta de libertades cuando asumió el trono en el 1100Tipo de texto Documento con 14 declaraciones.Autor(es) Enrique I de InglaterraAprobación 1100[editar datos en Wikidata] La Carta de libertades, en inglés Charter of Liberties, fue una proclamación escrita del rey Enrique I de Inglaterra que hizo con motivo de su coronación en el año 1100. El propósito era concretar la posici�...
Progression of a well-anticipated extremely critical event across the Central Plains on March 6, 2017. This event produced wildfires that burned 1,200,000 acres of land, and killed seven people. An extremely critical fire weather event is the greatest threat level issued by the NWS Storm Prediction Center (SPC) for wildfire events in the United States. On the scale from one to three, an extremely critical is a level three; thus, these outlooks are issued only when forecasters at the SPC are ...
2008 UK local government election Results by electoral division. Key: Conservative Labour Liberal Democrat Independent Derwentside Independents Striped wards have mixed representation. Elections to Durham County Council took place on 1 May 2008, along with other local elections in the UK. This was the first election to the unitary authority established as part of the 2009 changes to local government,[1] and all seats were up ...