Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabeli varian ini sebagai varian Beta bukan untuk menggantikan nama ilmiah, melainkan sebagai nama yang dipakai secara umum di ruang publik.[6] WHO menganggapnya sebagai varian yang diwaspadai (variant of concern).[7]
Penemuan
Tim genomik yang dipimpin oleh KwaZulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform (KRISP) di Universitas KwaZulu-Natal menemukan varian baru ini.[8] Varian ini ditemukan dengan pengurutan keseluruhan genom. Urutan genomik garis keturunan ini dikumpulkan ke pangkalan data urutan GISAID.[9]
Sifat
Gejala
Bagian ini kosong. Anda bisa membantu dengan melengkapinya. (Juli 2021)
Transmisi
Peneliti dan pihak berwenang melaporkan bahwa prevalensi varian ini lebih tinggi di antara orang muda dengan tanpa keadaan kesehatan tertentu dan sering menyebabkan penyakit serius dalam beberapa kasus dibandingkan varian lain.[10][11] Departemen Kesehatan Afrika Selatan juga menyatakan bahwa varian ini mungkin menjadi mendorong gelombang kedua pandemi di negaranya karena varian ini menyebar lebih cepat daripada varian lain sebelumnya.[4][10]
Genetika
Mutasi asam amino varian Beta SARS-CoV-2 yang dipetakan pada peta genom SARS-CoV-2 dengan sorotan pada bagian bulir
Mutasi pada varian Beta (hanya yang mengubah asam amino)
Varian ini terdiri dari 31 mutasi: 19 mutasi tak bersinonim, 2 mutasi hapus, dan 10 mutasi bersinonim,[5] yaitu 21 mutasi yang mengubah protein dan 10 mutasi yang tidak berdampak.[14]
Ilmuwan mencatat bahwa varian ini bisa lebih mudah menempel pada sel manusia karena tiga mutasi dalam domain pengikat reseptor (RBD) pada bulir virus, yaitu N501Y,[4][15] K417N, dan E484K.[16][17] Dua di antaranya, E484K dan N501Y, ada dalam motif pengikat reseptor (RBM) dari domain pengikat reseptor (RBD).[5][18] Mutasi N501Y juga ada dalam varian Alpha dan Gamma.
Efikasi vaksin
Perubahan asam amino E484K, sebuah mutasi domain pengikat reseptor (RBD), dilaporkan berhubungan dengan kaburnya dari antibodi penetral yang bisa berdampak buruk terhadap efikasi vaksin Covid-19 yang bergantung pada protein bulir.[19][20] Mutasi bulir E484K dikaitkan dengan kasus reinfeksi dengan varian Beta di Brazil yang diyakini para peneliti sebagai kasus reinfeksi pertama untuk varian ini.[21] Peluang perubahan dalam antigenisitas disebut sebagai "mutasi kabur" dari antibodi monoklonal yang mampu menetralkan protein bulir varian SARS-CoV-2.[22][23]
Statistik
Kasus menurut negara (Diperbarui per 21 Juli 2021) GISAID[24]
Negara
Kasus terkonfirmasi
Tanggal Koleksi
Angola
401
22 April 2021
Argentina
1
24 April 2021
Aruba
4
10 April 2021
Australia
73
28 Juni 2021
Austria
260
8 Juni 2021
Bahrain
1
9 April 2021
Bangladesh
56
16 Juni 2021
Belgia
1.075
14 Juni 2021
Bosnia dan Herzegovina
1
11 Februari 2021
Botswana
342
27 Juni 2021
Brasil
6
5 April 2021
Brunei
1
20 Januari 2021
Bulgaria
2
9 Juni 2021
Kamboja
1
31 Mei 2021
Kamerun
9
1 Maret 2021
Kanada
860
21 Juni 2021
Cile
4
22 Mei 2021
Cina
89
4 Juni 2021
Kolombia
1
13 April 2021
Kosta Rika
12
4 Mei 2021
Pantai Gading
1
6 Maret 2021
Kroasia
41
Republik Ceko
71
10 Juni 2021
Republik Demokratik Kongo
30
20 April 2021
Denmark
121
29 Juni 2021
Djibouti
22
9 April 2021
Guinea Khatulistiwa
43
1 April 2021
Estonia
37
23 April 2021
Eswatini
26
23 Maret 2021
Finlandia
1,123
21 Mei 2021
Prancis
2.149
23 Juni 2021
Guyana Prancis
2
7 April 2021
Gabon
4
21 Februari 2021
Georgia
1
23 Mei 2021
Jerman
2.231
19 Juni 2021
Ghana
17
8 April 2021
Yunani
19
29 April 2021
Guadeloupe
4
25 Mei 2021
Guam
3
28 April 2021
Guinea Bissau
1
1 Februari 2021
India
208
14 Juni 2021
Indonesia
10
2 Juni 2021
Iran
2
3 April 2021
Irak
1
26 Februari 2021
Irlandia
69
19 April 2021
Israel
240
28 Mei 2021
Italia
69
1 Juni 2021
Jepang
89
13 Juni 2021
Yordania
2
18 April 2021
Kenya
178
31 Mei 2021
Kuwait
1
21 Juni 2021
Latvia
9
13 Mei 2021
Lesotho
14
18 Januari 2021
Lituania
11
9 April 2021
Luksemburg
744
22 Mei 2021
Malawi
312
16 April 2021
Malaysia
161
10 Juni 2021
Malta
3
1 Juni 2021
Martinik
2
28 April 2021
Mauritius
7
12 Maret 2021
Mayotte
32
31 Januari 2021
Meksiko
20
16 Mei 2021
Mozambik
328
22 April 2021
Namibia
9
Belanda
693
27 Mei 2021
Selandia Baru
31
25 Juni 2021
Makedonia Utara
1
10 Maret 2021
Norwegia
362
11 Juni 2021
Pakistan
35
5 Juni 2021
Panama
2
12 Januari 2021
Filipina
1,213
8 April 2021
Polandia
45
7 Juni 2021
Portugal
99
2 Juni 2021
Qatar
650
18 Mei 2021
Reuni
400
19 Juni 2021
Rumania
7
26 Mei 2021
Rusia
23
12 Juni 2021
Rwanda
39
15 Juni 2021
Arab Saudi
3
15 April 2021
Singapura
100
25 Juni 2021
Sint Maarten
1
24 Maret 2021
Slovakia
31
27 Mei 2021
Slovenia
31
6 April 2021
Somalia
1
Afrika Selatan
6.154
21 Juni 2021
Korea Selatan
19
17 April 2021
Sudan Selatan
3
24 April 2021
Spanyol
588
18 Juni 2021
Sri Lanka
4
26 Maret 2021
Suriname
5
31 Maret 2021
Swedia
2,322
17 Juni 2021
Swiss
225
22 Juni 2021
Taiwan
3
26 April 2021
Thailand
40
25 Mei 2021
Togo
2
5 Februari 2021
Tunisia
1
24 April 2021
Turki
912
24 Mei 2021
Uganda
13
2 April 2021
Uni Emirat Arab
6
27 April 2021
Britania Raya
812
24 Juni 2021
AS
2.454
28 Juni 2021
Zambia
161
28 April 2021
Zimbabwe
331
26 Februari 2021
Dunia (103 negara)
Jumlah: 28.380
Total per 21 Juli 2021
Penyebaran
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. (Juli 2021)
Pada 23 Desember 2020, Menteri Kesehatan Britania Raya, Matt Hancock, mengumumkan bahwa dua orang yang berkunjung dari Afrika Selatan ke Britania Raya terinfeksi dengan varian Beta (varian 501.V2).[25]
Pada 3 Mei 2021, varian ini telah masuk ke Indonesia.[26] Per 4 Juli 2021, terdapat tujuh kasus di Indonesia yang terkena varian Beta.[27]
^ abcdTegally, Houriiyah; et al. (9 Maret 2021). "Detection of a SARS-CoV-2 variant of concern in South Africa". Nature (dalam bahasa Inggris). 592: 438–443. doi:10.1038/s41586-021-03402-9.
^Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (15 Juli 2021). "#MerdekaBelajar di Twitter". Twitter. Diakses tanggal 18 Juli 2021. Varian tersebut terbagi atas dua kategori, yakni varian yang diperhatikan (variant of interest [VoI]) dan varian yang diwaspadai (variant of concern [VoC]).Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Mkhize, Dr. Zwelini (18 Desember 2020). "Update on Covid-19 (18th December 2020)" (Siaran pers) (dalam bahasa Inggris). South Africa. COVID-19 South African Online Portal. Diakses tanggal 23 Desember 2020. Our clinicians have also warned us that things have changed and that younger, previously healthy people are now becoming very sick.
^Untuk daftar simbol asam amino α yang dipakai dalam protein sesuai arahan RNA duta, lihat ini: "Nomenclature and Symbolism for Amino Acids and Peptides" (dalam bahasa Inggris). IUPAC-IUB Joint Commission on Biochemical Nomenclature. 1983. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Oktober 2008. Diakses tanggal 5 Maret 2018.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Rachmawati, Faidah; Urifah, Nurul; Wijayati, Ari (2009). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
^Lowe, Derek (22 Desember 2020). "The New Mutations". In The Pipeline (dalam bahasa Inggris). American Association for the Advancement of Science. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-29. Diakses tanggal 23 Desember 2020. I should note here that there’s another strain in South Africa that is bringing on similar concerns. This one has eight mutations in the Spike protein, with three of them (K417N, E484K and N501Y) that may have some functional role.
^Callaway, Ewen (7 Januari 2021). "Could new COVID variants undermine vaccines? Labs scramble to find out". Nature (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 Januari 2021. Chief among those is another receptor-binding-domain mutation, called E484K, that de Oliveira’s team has identified in the 501Y.V2 variant.
^Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama CovLineages1Jul
^"Expert reaction to South African variant of SARS-CoV-2, as mentioned by Matt Hancock at the Downing Street press briefing" (dalam bahasa Inggris). Science Media Centre. 23 Desember 2020. Diakses tanggal 24 Desember 2020. The South African variant ‘501.V2’ is characterised by N501Y, E484K and K417N mutations in the S protein – so it shares the N501Y mutation with the UK variant, but the other two mutations are not found in the UK variant. Similarly, the South African variant does not contain the 69-70del mutation that is found in the UK variant.