Universitas Jenderal Soedirman (disingkat sebagai Unsoed, bahasa Jawa: ꦈꦤꦶꦮ꦳ꦼꦂꦱꦶꦠꦱ꧀ꦗꦺꦤ꧀ꦢꦼꦫꦭ꧀ꦱꦸꦢꦶꦂꦩꦤ꧀) adalah sebuah perguruan tinggi negeri di Indonesia yang terletak di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Universitas ini berdiri pada tanggal 23 September 1963. Nama Jenderal Soedirman diambil dari Panglima Besar Jenderal Soedirman yang merupakan pahlawan nasional kelahiran Eks-Keresidenan Banyumas, untuk mengenang jasa-jasanya pada nusa, bangsa, dan negara. Unsoed adalah universitas tertua kedua di Jawa Tengah setelah Universitas Diponegoro dan menjadi salah satu universitas bergengsi di Indonesia dengan angka peminat yang relatif tinggi dalam seleksi nasional setiap tahunnya.[7][8][9] Kampus yang memiliki luas lebih dari 850 ribu meter persegi ini memiliki udara yang relatif sejuk, karena secara geografis letaknya berada di ketinggian 210–245 mdpl dan berada di kaki Gunung Slamet, sebelah utara Purwokerto. Selain sejuk, kampus ini letaknya tidak berada persis di tengah keramaian kota sehingga bisa dikategorikan kondusif dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar dengan biaya hidup yang terjangkau.[10] Universitas Jenderal Soedirman juga tercatat menjadi salah satu dari 10 besar PTN terfavorit di Indonesia. Hal tersebut ditunjukan dari tingkat kompetisi seleksi masuk Unsoed berada di peringkat sembilan nasional pada tahun 2013.[11][12] Pada tahun 2016, Unsoed meraih peringkat sebagai universitas terbaik nomor 16 oleh Pemeringkatan Dikti.[13] Pada tahun 2020, Unsoed meraih peringkat 14 sebagai universitas negeri terfavorit dalam SBMPTN yang diselenggarakan LTMPT.[14] Pada tahun 2021, Unsoed memperoleh peringkat ke-17 sebagai universitas terbaik versi SCImago Institutions Ranking (SIR) 2021 dan berada di jajaran 20 besar perguruan tinggi terbaik se-Indonesia.[15] Pada tahun 2023, Unsoed mengalami kenaikan pesat peringkat dalam dan luar negeri menurut lembaga pemeringkatan internasional, yakni peringkat 17 se-Indonesia oleh Webometrics dan 14 se-Indonesia oleh UniRank 4ICU.[16][17] Pusat keunggulan pemberdayaan perdesaan dan kearifan lokal sebagai identitas utama Unsoed dan peningkatan rekognisi internasional merupakan misi Universitas Jenderal Soedirman sebagai "World Class Civic University".[18] Universitas Jenderal Soedirman saat ini memiliki dua belas fakultas yang menyelenggarakan program pendidikan dalam jenjang vokasi, sarjana, magister, dan doktor.[19] SejarahPra-pendirian Universitas Djenderal Sudirman (1960-an)![]() Keresidenan Banyumas merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi tempat dinamika sosial, politik, dan kebudayaan yang signifikan sejak masa kolonial hingga awal kemerdekaan, utamanya di kawasan Jawa Tengah. Fakta ini berangkat dari beragam tokoh Banyumas yang memiliki pengaruh besar dalam peta perkembangan bangsa Indonesia, seperti Raden Mas Goembrek dan Raden Angka Prodjosoedirdjo yang merupakan salah satu tokoh pendiri gerakan Budi Utomo dan alumni Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputra atau STOVIA, Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo sebagai pendiri Bank Negara Indonesia, Margono Soekarjo sebagai dokter ahli bedah pertama di Indonesia, dan Raden Bei Aria Wirjaatmadja sebagai pendiri Bank Rakyat Indonesia. Kontribusi tokoh nasional ini tidak sejalan dengan kondisi masyarakat Keresidenan Banyumas yang tidak mempunyai pusat pendidikan tinggi berkualitas dan bergengsi di Indonesia, di mana masyarakat Banyumas masih mengandalkan perguruan tinggi di kota lain seperti Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, Universitas Diponegoro di Semarang, dan Universitas Indonesia di Jakarta. Adanya isu ini kemudian melahirkan kehendak masyarakat Banyumas untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi negeri agar calon mahasiswa bisa mengenyam pendidikan sarjana di wilayah Banyumas. Menimbang amanat yang tersurat dalam Pembukaan UUD 1945 dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan desakan masyarakat Banyumas akan kebutuhan pendidikan tinggi tersebut, para pemimpin Banyumas menggagas ide pendirian perguruan tinggi di wilayah Banyumas. Melalui inisiatif oleh pemangku kepentingan di Banyumas, yakni Raden Soemardjito sebagai Residen Banyumas, Raden Kriharto, Raden Soetardjo S., M. Soemarmo, Raden Soeroso, S.H., dan Letnan Kolonel Soegiharto, yang merupakan sebagian dari 35 orang tokoh inisiator dari latar belakang militer dan masyarakat umum, digagas sebuah lembaga bernama Jajasan Pembina Universitas Djenderal Sudirman. Sebagai tindak lanjut atas gagasan ini, Jajasan Pembina Universitas Djenderal Sudirman resmi berdiri dengan Akta Notaris No. 32 tanggal 20 November 1961 di Yogyakarta yang ditandatangani oleh Notaris Raden Mas Wiranto. Jajasan Pembina Universitas Djenderal Sudirman sebagai lembaga penanggung jawab pendirian perguruan tinggi di Banyumas ini kemudian berusaha mewujudkan berdirinya sebuah universitas. Dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 195 tertanggal 23 September 1963, secara resmi didirikan Universitas Jenderal Soedirman (nomenklatur sebelumnya menurut Keppres dieja dengan nama Universitas Djenderal Sudirman) yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan diresmikan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (kini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) Prof. Dr. Tojib Hadiwidjaja yang bertempat di Rumah Dinas Residen Banyumas.[20][21] Awal pendirian dan triad fakultas (1963–1965)![]() Pendirian Universitas Jenderal Soedirman di Keresidenan Banyumas bermula dengan penempatannya di Purwokerto sebagai lokasi kampus utama. Kedudukan Unsoed di Purwokerto didasari oleh keadaannya sebagai ibu kota Eks-Keresidenan Banyumas, sebagai pusat politik dan ekonomi di Banyumas, yang memiliki infrastruktur dan sumber daya memadai, seperti kantor keresidenan (residentwooning) dan Stasiun Purwokerto peninggalan Staatsspoorwegen dari pemerintah Hindia Belanda, serta nilai historis dari Panglima Besar Jenderal Soedirman, tokoh Keresidenan Banyumas yang lahir di Purbalingga dan tumbuh di Cilacap, meraih puncak kariernya di militer sebagai Ketua Divisi Lokal Badan Keamanan Rakyat di Purwokerto.[22] Penempatan Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto, Banyumas ini menjadi sebuah simbol hubungan baik Pemerintah Republik Indonesia terhadap masyarakat Banyumas yang turut andil dalam perkembangan negara Indonesia, utamanya dalam hal pertahanan dan keamanan sejak masa pra-Kemerdekaan. Pendirian Universitas Jenderal Soedirman dimulai dengan dibentuknya tiga fakultas pendiri atau triad, yakni Fakultas Pertanian, Fakultas Biologi, dan Fakultas Ekonomi. Ketiga fakultas ini mencerminkan konteks sosial dan kebutuhan masyarakat Banyumas sebagai wilayah rural yang corak sosial-ekonominya kental dengan kegiatan pertanian. Kepemimpinan Unsoed dipegang pertama kali oleh Raden Soemardjito yang menjabat sebagai Ketua Presidium Universitas Jenderal Soedirman selama dua tahun, dan didampingi oleh Raden Soeroso, Raden Kriharto, Letnan Kolonel Soegiharto, dan H. R. Boenyamin, sebagai Anggota Presidium Unsoed. Angkatan pertama mahasiswa Unsoed resmi diterima dalam Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 1963/1964 di halaman depan Rumah Dinas Residen Banyumas oleh Raden Soemardjito selaku Ketua Presidium Unsoed.[23] Pada tahun 1965, Unsoed resmi memiliki rektor pertama, Brigadir Jenderal TNI R.F. Soedardi, yang menjabat sampai 1974. Ekspansi universitas (1966–1999)![]() Pengembangan Unsoed baru dimulai beberapa tahun setelah pendiriannya sejak 1963 silam. Pada tahun 1966, didirikan Fakultas Peternakan yang merupakan hibah dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang sebelumnya adalah hasil pengembangan dari program Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan UII Cabang Purwokerto.[24][25] Kepemimpinan rektor kedua Unsoed, Soedaman Hadisoetjipto, menghasilkan pendirian Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman yang merupakan inisiatif pengembangan disiplin ilmu pengetahuan kemasyarakatan pertama di Unsoed setelah membandingkan keberadaan fakultas hukum di universitas lain yang sudah lebih dahulu berdiri, seperti Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, dan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Tidak hanya itu, dalam periode ini juga Unsoed mendirikan program studi kejuruan, yakni Program Diploma Ahli Kesekretariatan, Ahli Administrasi, dan Ternak Unggas dan Perah. Di luar akademik, dalam periode ini Unsoed mulai merintis rencana induk pengembangan yang dimaksudkan untuk memapankan jati diri dan infrastruktur induk universitas, yakni lambang/segel universitas, identitas, lagu wajib/himne, dan gedung perkuliahan dan kantor kampus. Sampai pengujung jabatan rektor kedua ini pula menjadi akhir kepemimpinan rektor Unsoed dari tokoh berlatar belakang militer. Raden Djanuar, guru besar Fakultas Peternakan, yang menjabat sejak 1982–1986 sebagai rektor ketiga Unsoed merupakan titik awal kepemimpinan Universitas Jenderal Soedirman oleh tokoh cendekiawan dan masyarakat sipil. Sejak periode kepemimpinan ini, pengembangan Unsoed menjadi lebih masif dengan pembangunan kampus baru di Karangwangkal, Purwokerto Utara, hanya berjarak beberapa blok ke arah tenggara dari kampus utama di Grendeng yang ada di sebelah barat laut. Di tahun-tahun kepemimpinannya pula dilanjutkan rencana pendirian program studi kejuruan pada tahun 1983, yakni Program Diploma Pendidikan Ahli Keuangan, Pendidikan Ahli Administrasi Perkantoran, dan Pendidikan Ahli Ternak Unggas dan Perah. Visi pendirian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman di akhir masa jabatan Raden Djanuar baru terwujud dengan didirikannya Program Sarjana Sosiologi dan Administrasi Negara sejak tahun 1984 yang masih harus menginduk pada Fakultas Hukum Unsoed. Rektor keempat Unsoed sekaligus guru besar Fakultas Ekonomi Unsoed, Roedhiro, dalam masa kepemimpinannya memfokuskan pendirian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed yang baru bisa diresmikan pada masa jabatan rektor berikutnya, Soebardi. Naiknya signifikansi pengembangan program ilmu pengetahuan kemasyarakatan dan animo masyarakat yang tinggi membuat izin pendirian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed baru bisa tuntas di periode ini pada tanggal 21 Oktober 1993 berdasarkan Surat Keputusan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0377/O/1993 dan membuat Program Sarjana Sosiologi dan Administrasi Negara resmi memisahkan diri dari Fakultas Hukum Unsoed. Di masa kepemimpinan rektor Soebardi pula, Unsoed mulai merintis program studi pascasarjana yang ditandai dengan berdirinya Program Magister Manajemen sejak 1986. Pengembangan akademik dan internasionalisasi (2000–2013)![]() Kepemimpinan rektor keenam dipegang oleh Rubijanto Misman yang merupakan lulusan Unsoed dari Fakultas Biologi dan menjadi salah satu guru besar pertama di Unsoed. Pengembangan program sarjana di bidang teknik mulai dirintis oleh Rubijanto Misman dalam masa jabatan keduanya yang diawali dengan nota kesepahaman antara Rektor Unsoed dengan Triyono Budi Sasongko, Bupati Purbalingga, dalam pendirian Program Sarjana Teknik di Blater, Purbalingga, dengan skema hibah lahan (land grant) seluas 13 hektare dalam tujuan pengembangan Purbalingga sebagai kawasan industri dan salah satu kota penyangga Purwokerto di wilayah Eks-Keresidenan Banyumas.[26] Selain itu, di tahun 2001, Unsoed mulai merintis pendirian Program Sarjana Pendidikan Dokter dengan rencana pembangunan Fakultas Kedokteran di Kompleks Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo. Pengembangan terakhir dalam kepemimpinan Rubijanto Misman adalah pendirian program pascasarjana secara masif di berbagai fakultas. Rektor ketujuh, Soedjarwo, dalam masa jabatannya berfokus pada perluasan program studi dalam jenjang diploma, sarjana, hingga pascasarjana. Rektor kedelapan, Edy Yuwono, yang juga merupakan guru besar Fakultas Biologi, mulai mencanangkan misi penjenamaan Unsoed dalam mewujudkan universitas berstandar internasional atau world class civic university yang dilakukan dengan pengembangan kemitraan oleh Unsoed dengan perguruan tinggi dan institusi di luar negeri. Misi ini kemudian dilanjutkan oleh kepemimpinan rektor kesembilan, Mas Yedi Sumaryadi yang menjabat sejak 2013–2014. Di masa ini pula Unsoed mulai membangun rumah sakit gigi dan mulut pertama di Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya pengembangan studi kedokteran.[27] ![]() Kepemimpinan rektor kesepuluh Unsoed, Achmad Iqbal, yang sebelumnya merupakan Dekan Fakultas Pertanian Unsoed, menghasilkan kebijakan restrukturisasi universitas dengan menimbang 57 program studi, yang pada masanya tergabung hanya dalam enam fakultas, agar dipecah menjadi dua belas fakultas dengan disiplin ilmu dalam satu rumpun yang sama untuk memudahkan pengembangan akademik dan institusional, yang kemudian disahkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan Surat Keputusan Rektor Unsoed Tahun 2014 Nomor 1600/UN23/OT.01/2014 tertanggal 24 Oktober 2014 tentang Penetapan Fakultas-Fakultas Baru Universitas Jenderal Soedirman.[28][29] Dalam kepemimpinan rektor kesebelas, Suwarto, Unsoed resmi menyandang akreditasi institusi "A" oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Di periode ini pula Unsoed mulai mengalami perkembangan infrastruktur seperti pembangunan fasilitas dan gedung perkuliahan, revitalisasi kampus, dan rencana pembangunan aset bendawi (tangible) seperti gedung dan aset tak benda (intangible) seperti paten atau bisnis universitas untuk meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), seperti rencana pembangunan hotel universitas Unsoed Inn[30][31], unit usaha dan ritel seperti Unsoed Campus Cafe dan Soedirman Adventure Coffee[32][33], pasar swalayan Koperasi Kampus Unsoed[34][35], kantor kas bank, gerai kewirausahaan mahasiswa, Lahan Pertanian Percobaan Pendidikan, dan Rumah Sakit Akademik seluas 5,7 hektare.[36] Dalam masa kepemimpinan rektor kedua belas, Akhmad Sodiq, pengembangan Unsoed difokuskan pada penjenamaan dan peningkatan rekognisi nasional dan internasional. Misi ini dilakukan dalam upaya memenuhi tuntutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mendorong kemandirian perguruan tinggi negeri di Indonesia menjadi badan otonom serta mengikuti jejak universitas negeri lain di Jawa Tengah yang sudah terlebih dahulu menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN BH), yakni Universitas Diponegoro.[37][38] Upaya penjenamaan Unsoed dilakukan dengan melanjutkan visi pusat keunggulan (center of excellence) Unsoed sebagai pusat pengembangan sumber daya perdesaan dan kearifan lokal yang diakui dunia tahun 2034.[39] Pada tahun 2022, Unsoed mengalami rebranding dengan menggagas tagline "Merdeka, Maju, Mendunia" yang menandai awal fase ketiga Rencana Induk Pengembangan Unsoed tahun 2015-2034 sebagai universitas berkelas dunia.[40] Transisi Unsoed dari perguruan tinggi badan layanan umum (BLU) menuju badan hukum (BH) mulai dirintis dengan kandidasi Unsoed sebagai PTN BH dengan skor 300,66 (per 11 Maret 2023)[41], pembangunan kampus cabang Unsoed di Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Cilacap[42][43], dan persiapan akreditasi internasional beberapa program studi oleh lembaga akreditasi internasional seperti ASIIN, FIBAA, dan IABEE.[44][45][46] IdentitasNamaNama Jenderal Soedirman dalam Universitas Jenderal Soedirman merupakan bentuk penghormatan kepada Panglima Besar Jenderal Soedirman sebagai pahlawan nasional Indonesia yang lahir di wilayah Eks-Keresidenan Banyumas.[47] ![]() LambangLambang Unsoed merupakan mahkota bunga teratai berkelopak lima helai berwarna kuning dan dibatasi oleh garis tepi berwarna hitam yang bermakna Unsoed sebagai perguruan tinggi yang berlandaskan Pancasila. Mahkota teratai tersebut memiliki potret siluet Panglima Besar Jenderal Soedirman setengah badan berwarna hitam dan mengenakan penutup kepala khas Banyumas yang bernama iket. Jenderal Soedirman diharapkan dapat menjadi jiwa, aspirasi, dan semangat bagi seluruh sivitas akademika Unsoed. Di atas kepala Jenderal Soedirman terdapat sebuah bintang bersudut lima berwarna kuning keemasan yang bermakna takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di bawah Jenderal Soedirman terdapat gambar bunga cempaka putih yang memiliki tiga mahkota bunga, melambangkan Tridharma Perguruan Tinggi, dan dua buah kelopak daun di sebelah kiri dan kanan. Semuanya menyimbolkan jiwa membela kejujuran, kebenaran, keadilan, ksatria, bertanggung jawab, dan tidak kenal menyerah.[47] Jas AlmamaterWarna jas almamater Unsoed adalah kuning keemasan yang menyimbolkan warna resmi dari Universitas Jenderal Soedirman. Di bagian kantung jas almamater terdapat lambang Unsoed. Jas almamater ini dikenakan saat penerimaan mahasiswa baru, acara kemahasiswaan, acara universitas, dan agenda penting/formal lainnya. LaguLagu wajib Universitas Jenderal Soedirman adalah Himne Universitas Jenderal Soedirman dan Mars Unsoed. Himne Universitas Jenderal Soedirman berjudul "Harumkan Wiyata Tinggi" yang diciptakan oleh R.A.J. Soedjasmin dan biasa dinyanyikan pada acara resmi yang khidmat. Mars Unsoed yang berjudul "Tinggikan Martabat Bangsa", diciptakan oleh R.A.J. Soedjasmin, adalah musik mars yang biasa dinyanyikan sebagai lagu penggerak semangat dan seruan sivitas akademika dalam berbagai kegiatan.[48]
BenderaBendera Universitas dan Bendera Fakultas merupakan bendera resmi yang merupakan simbol dari universitas dan fakultas dan biasa ditampilkan saat acara penerimaan mahasiswa baru dan pertemuan di Graha Widyatama. Warna bendera Universitas Jenderal Soedirman adalah kuning. Warna bendera tiap fakultas di Unsoed, di antaranya:
Pejabat Rektorat
Fakultas dan program studiProgram Sarjana (S-1), Vokasi (D-3), dan Profesi
Program Sarjana Kelas Internasional - International Undergraduate Program (IUP)
Program Pascasarjana[50]Program Magister Monodisiplin (S-2)
Program Magister Multidisiplin (S-2)
Program Doktor (S-3)
KampusGrendeng![]() Kampus Grendeng berada di di Jalan Prof. Dr. HR. Boenyamin dan Jalan Kampus, Grendeng, Purwokerto Utara. Kampus Grendeng adalah kampus utama yang merupakan lokasi untuk kantor-kantor lembaga Unsoed, seperti Rektorat, Pusat Administrasi, UPT Perpustakaan, UPT Penerbitan dan Percetakan (Unsoed Press), Lembaga Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi (LPTSI), UPT Pusat Bahasa, Sekretariat SPMB, International Relation Office (IRO) Unsoed, dan Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M). Kemudian, Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora Unsoed juga berada di kampus ini, yakni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selain itu, di sini terdapat beberapa fasilitas utama seperti Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman (Unsoed Convention Center), Gedung Pertemuan Soemardjito, Gelanggang Olahraga Soemardjito, Perumahan Dosen (Perumdos), Unsoed Campus Cafe, Bank Jateng Kantor Cabang Unsoed, Masjid Nurul Ulum Unsoed, Pusat Anjungan Tunai Mandiri (ATM Hub), dan Koperasi Kampus Unsoed (Kopkun). Karangwangkal![]() Kampus Karawangkal berada di kawasan Jalan Dr. Soeparno, Karangwangkal, Purwokerto Utara, menampung Rumpun Ilmu Sains dan Teknologi Unsoed, dan terbagi menjadi dua sayap, yakni sayap timur dan sayap barat. Pada Kampus Karangwangkal sayap timur terdapat Fakultas Biologi, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Fakultas Ilmu Budaya. Terdapat pula fasilitas, yakni Integrated Academic Building (IAB) Unsoed, Experimental Farm Fapet Unsoed, dan Laboratorium Riset. Sementara itu, di Kampus Karangwangkal sayap barat terdapat Program Pascasarjana, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan. Selain itu, terdapat pula fasilitas dan kantor lembaga, yakni Gelanggang Olahraga (GOR) Soesilo Soedarman, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed, Sentra HKI Unsoed, Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), Pusat Mahasiswa Wirausaha (PMW), Taman Agrowisata Unsoed, Kantin Halal Soedirman, Wisma Soedirman (asrama mahasiswa), Asrama Putri, dan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto KidulKampus Purwokerto Kidul berada di Jalan Jenderal Soedirman Timur, Purwokerto Kidul, Purwokerto Selatan, yang merupakan lokasi untuk Klinik Pratama Soedirman (Unsoed Health Center) dan gedung kuliah Jurusan Kedokteran Gigi (gedung Skill Labs dan praktikum). MersiKampus Mersi berada di Jalan Dr. Gumbreg No. 1, Kompleks Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo, Mersi, Purwokerto Timur. Kampus ini merupakan lokasi utama untuk Fakultas Kedokteran. Kampus ini terdiri dari tiga kompleks gedung, yakni:
BlaterKampus Blater berada di Jalan Mayjen Sungkono, Blater, Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Kampus ini merupakan lokasi untuk Fakultas Teknik. Kampus ini merupakan yang terjauh dari seluruh kampus pusat di Purwokerto. Kampus FT di Blater ini dikenal dengan istilah "Unsoed 21" yang berarti "Kampus Unsoed yang berjarak 21 km dari kampus pusat di Purwokerto". Proses penempatan kampus ini oleh FT Unsoed diawali dengan kesepakatan antara Rektor Unsoed (Prof. Drs. Rubijanto Misman) dengan Bupati Purbalingga (Drs. Triyono Budi Sasongko, M.Si.) pada tahun 2004 untuk mengembangkan program pendidikan teknik di wilayah Purbalingga. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU). Dalam nota tersebut, dinyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Purbalingga akan menyediakan lahan guna mewujudkan maksud tersebut. Pada tahun 2008, DPRD Kabupaten Purbalingga menguatkan hibah lahan yang ditempati oleh Jurusan Teknik Fakultas Sains dan Teknik (kemudian memisahkan diri menjadi Fakultas Teknik) di Kampus Blater dalam Surat Keterangan Pimpinan DPRD Kabupaten Purbalingga No. 170-02 Tahun 2008, tertanggal 26 Mei 2008.[51] Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU)Universitas Jenderal Soedirman akan membangun Program Studi di Luar Kampus Utama Unsoed yang berlokasi di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Pangandaran. PSDKU Unsoed Cilacap akan menjadi lokasi berdirinya Fakultas Kedokteran dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan proyeksi lahan kampus seluas 10 hektare.[52] Sementara itu, PSDKU Unsoed Pangandaran akan menjadi lokasi berdirinya Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan proyeksi luas kampus sebesar 4 hektare.[53] Pembangunan PSDKU Unsoed merupakan rencana pengembangan pendidikan tinggi di daerah dan perluasan jangkauan Unsoed di luar Purwokerto. Fasilitas![]()
Pusat penelitianPenelitian Universitas Jenderal Soedirman dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed dan membawahkan beberapa pusat penelitian, yakni:[54]
Kemahasiswaan![]() Universitas Jenderal Soedirman menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan nonakademik yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman. Kegiatan organisasi dan unit kegiatan mahasiswa Unsoed berpusat pada Kompleks Pusat Kegiatan Mahasiwa (PKM) Unsoed yang berada di Kampus Karangwangkal. Unit kegiatan mahasiswa yang ada di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman antara lain:[55]
ReputasiAkreditasiUniversitas Jenderal Soedirman telah memperoleh akreditasi institusi "A" dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sejak 2018.[56] Sebanyak 50,0 persen program studi Unsoed telah terakreditasi "A", 34,9 persen terakreditasi "B", dan 2,3 persen terakreditasi "C".[57] Peringkat InstitusiLembaga internasional
Pemeringkatan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan TinggiPada tahun 2016, Universitas Jenderal Soedirman memperoleh peringkat ke-16 terbaik dari 3.320 perguruan tinggi di Indonesia dan menempati klaster 2 pada urutan pertama.[62] Pada tahun 2023, Unsoed masuk pada klaster 1 dengan nilai "Mandiri" bersamaan dengan 40 besar perguruan tinggi lainnya di Indonesia.[63]
PrestasiPada tahun 2021, Unsoed masuk ke dalam 15 besar perguruan tinggi terbanyak yang meloloskan program kreativitas mahasiswa sebanyak 86 proposal ke kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXXIV yang diselenggarakan di Universitas Sumatera Utara dan memperoleh tiga medali perunggu.[66][67] Unsoed memperoleh Juara Terbaik 1 Anugerah Kerjasama Kategori Manajemen Laporan Kerja Sama dan Fasilitasi Kerja Sama, Juara Terbaik 1 Anugerah Humas Kategori Unit Layanan Terpadu, Juara Terbaik 2 Anugerah Humas Kategori Laman/Website, dan Juara Harapan 2 Anugerah Humas Kategori Media Sosial dalam Anugerah Diktiristek 2021 dan mengungguli perguruan tinggi badan layanan umum lainnya.[68] Rektor
*Jabatan dinamai sebagai Ketua Presidium Universitas AlumniUniversitas Jenderal Soedirman memiliki ikatan alumni yang tergabung dalam Keluarga Alumni Unsoed (KA Unsoed). Beberapa nama berikut adalah alumni yang kiprahnya telah dikenal di Indonesia, antara lain: Seni dan Budaya
Politik dan Pemerintahan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pendidikan
Ekonomi
Akses transportasi umumKampus GrendengUniversitas Jenderal Soedirman dapat diakses melalui transportasi umum berupa bus raya terpadu (BRT) yang beroperasi dalam koridor K2BM bus Trans Banyumas dari Terminal Notog hingga Terminal Baturraden melewati Kampus Grendeng Unsoed, melalui halte bus sebagai berikut:
Kampus Mersi
Kampus Blater
Referensi
Pranala luaruniversitas igm palembang universitas setia budi bandung kapan universitas merdeka malang didirikan universitas negeri yogyakarta alamat universitas muhammadiyah bangka belitung universitas tribuana kalabahi universitas islam negeri sultan syarif kasim riau universitas islam kalimantan muhammad arsyad al-banjari banjarmasin nama lain stovia/universitas indonesia pada masa jepang universitas nahdlatul ulama indonesia universitas swadaya medan universitas paris 1 panth?on-sorbonne universitas marsekal suryadarma universitas monash malaysia universitas pakuan lowongan dosen universitas ngurah rai universitas … universitas muhammadiyah metro universitas jenderal soedirman jurusan universitas ypib majalengka universitas muhammadiyah kendal batang universitas di wonosobo universitas nasional pasim ulasan universitas methodist indonesia universitas mega buana universitas semarang universitas darussalam ambon dosen universitas brawijaya universitas negeri jawa tengah universitas respati yogyakarta universitas teknologi digital indonesia universitas sains dan teknologi komputer universitas negeri yogyakarta (uny) universitas muhammadiyah pringsewu u… abdul fickar hadjar universitas trisakti kampus universitas negeri jakarta universitas tribuana universitas kagoshima universitas negeri ohio foto universitas harber tegal universitas teknologi digital stembi universitas widya manggala semarang universitas satria makassar nama dosen universitas muhammadiyah jambi universitas puangrimaggalatung universitas adhirajasa reswara sanjaya universitas di manado dan jurusannya logo universitas medika suherman daftar dosen universitas brawijaya universitas sam ratulangi universitas islam toledo dosen universitas harapan medan universitas islam swasta di surabaya universitas suryadarm…
Baca juga artikel menarik lainnya:
2.1 Definisi Jaringan KomputerJaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling berhubungan satu sama lain untuk melakukan kamunikasi data dengan menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi (Kabel atau nirkabel), sehingga komputer-komputer tersebut dapat saling berbagi informasi, data, bersama. Dal… 1. Entry of Japan into Indonesia Of course, you still remember that Japan easily succeeded in controlling the regions of East Asia and Southeast Asia, including Indonesia. Why is that? Because: Japan has succeeded in destroying the United States Naval base at Pearl Harbor, Hawaii on December 7, 1941;The mother countries (England… The development of social media has brought significant changes to business people. In the past, the impact of violating business ethics only spread to the environment around the company. However, in this digital era, the impact can be wider, even to the global level. According to data from the Ministry of Communication and Informatics fo… How does it feel to run injured but end up in a crocodile's mouth?A terrible tragedy occurred about 78 years ago. The tragedy was the massacre of Japanese soldiers on Ramree Island by a giant reptile weighing hundreds of kilograms.The massacre was the deadliest crocodile attack on humans recorded in the Guinness Book of World Records.1945 was the y… Meta CEO and Facebook founder, Mark Zuckerberg won a gold medal in his first ever jiu jitsu tournament. Apart from the gold medal, the man who is familiarly called Zuck also brought home a silver medal for his jiu jitsu team, the Guerrilla Jiu Jitsu Team. This achievement was conveyed by Zuckerberg in his latest Instagram post via the official a… Amerika Serikat (AS) dihadapkan pada ancaman gagal bayar utang sebesar USD 31,45 triliun atau setara Rp. 462.000 triliun, per Maret 2023. Total utang ini menempatkan Amerika sebagai negara pertama dengan utang terbanyak di dunia.Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen kembali mengingatkan jika Amerika Serikat tidak menaikkan plafon utang… Daftar Isi Pengantar Sejarah PAK OGA Mengenal PAK OGA: Siapa Dia? Langkah Awal: Menemukan Gairah Hidupmu Menjaga Semangat dalam Menghadapi Rintangan Membangun Jaringan Sosial yang Kuat Menguasai Keterampilan Berkomunikasi yang Efektif Memanfaatkan Teknologi untuk Kemajuan Pribadi dan Profesional PAK OGA dalam Bisn… Jenderal Sudirman: Pemimpin Perang dan Legenda NasionalPendahuluanSelamat datang dalam artikel makalah ini yang akan membahas sosok yang tidak asing lagi bagi sejarah Indonesia, yaitu Jenderal Sudirman. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi peran dan kontribusinya sebagai seorang pemimpin perang dan legenda nasional. Mari kita telusuri jejak hid… Daftar Isi:PendahuluanMengenal Sungai KapuasKeunikan dan Keindahan Sungai KapuasEkosistem Keanekaragaman Hayati Sungai KapuasDampak Manusia Terhadap Sungai KapuasPeran Sungai Kapuas dalam Kehidupan MasyarakatAktivitas Wisata di Sungai KapuasKonservasi Sungai KapuasStudi Kasus: Dampak Pertambangan Terhadap Sungai KapuasKesimpulan1. PendahuluanSelama… Daftar IsiKata PengantarSejarah UkrainaUkuran dan GeografiKehidupan Kota dan DesaBudaya dan TradisiKuliner UkrainaPariwisata di UkrainaIndustri dan EkonomiPendidikan di UkrainaTeknologi dan InovasiKesimpulanKata PengantarSelamat datang di panduan lengkap kami tentang Ukraina! Dalam artikel ini, kami akan membahas segala sesuatu yang perlu Anda keta… |
Information related to Universitas dan Universitas Jenderal Soedirman
Lokasi Pengunjung: 44.197.111.121