Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Tema dalam A Song of Ice and Fire adalah satu bagian dari novel karya George R. R. Martin. A Song of Ice and Fire adalah seri novel fantasi epik yang sedang berjalan. Awalnya direncanakan sebagai trilogi, buku pertama dalam seri ini diterbitkan pada tahun 1996. Saat ini, seri tersebut terdiri dari lima volume yang telah dipublikasikan, dengan dua buku tambahan yang direncanakan. Cerita dalam seri ini diceritakan melalui sudut pandang beberapa karakter utama dalam gaya narasi orang ketiga. Latar cerita A Song of Ice and Fire terjadi di dunia fiktif, terutama di benua bernama Westeros, tetapi juga mencakup daratan besar di sebelah timur yang disebut Essos.[1] Terdapat tiga alur cerita utama yang saling berjalin: perang saudara dinasti untuk menguasai Westeros di antara beberapa keluarga yang bersaing; ancaman yang semakin meningkat dari Others, makhluk yang tinggal di luar dinding es besar yang membentuk perbatasan utara Westeros; dan ambisi Daenerys Targaryen, putri raja yang diasingkan setelah ayahnya dibunuh 15 tahun sebelumnya dalam perang saudara, yang berusaha kembali ke Westeros untuk merebut takhta yang dianggapnya sebagai haknya.[2]
Karya ini mencakup banyak aspek kehidupan manusia yang kompleks. Salah satu tema utamanya adalah politik dan kekuasaan, yang sangat berfokus pada intrik Machiavellian dan perebutan takhta, seperti terlihat dalam kemiripan dengan perang dinasti di Inggris yang dikenal sebagai Wars of the Roses. Martin menghindari pendekatan konvensional "baik melawan jahat" yang biasanya ditemukan dalam fantasi, dan sebaliknya menggambarkan karakter dengan sifat yang lebih ambigu. Para tokoh tidak dibedakan dengan jelas sebagai pahlawan atau penjahat, yang mencerminkan kenyataan sejarah di mana manusia sering kali membenarkan tindakan mereka sebagai hal yang benar menurut perspektif mereka sendiri.[2]
Tema lain yang menonjol adalah ambiguitas moral, di mana karakter yang awalnya tampak simpatik bisa melakukan tindakan mengerikan, dan yang tampaknya jahat bisa menunjukkan sisi kemanusiaan. Konflik batin para karakter ini menggambarkan pergumulan antara cinta pribadi, kehormatan, dan kewajiban terhadap kerajaan. Martin juga mengeksplorasi kekerasan dan kematian secara realistis, dengan penekanan bahwa bahkan karakter yang disukai pembaca dapat mati dengan cara yang brutal dan tak terduga, menambah ketegangan dalam ceritanya.[3]
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkankategori. Tag ini diberikan pada Oktober 2024.