Seqalu: Formosa 1867 (斯卡羅) |
---|
Genre | Drama, Sejarah |
---|
Ditulis oleh | Huang Shih-Ming |
---|
Sutradara | Tsai Jui-Yuan |
---|
Negara asal | Taiwan |
---|
Bahasa asli | Inggris, Mandarin, Hakka, Hokkien |
---|
Jmlh. seri | 1 |
---|
Jmlh. episode | 12 |
---|
|
Durasi | 48-54 menit |
---|
|
Jaringan | Public Television Service |
---|
Rilis | 14 Agustus 2021 |
---|
Seqalu: Formosa 1867 (Hanzi: 斯卡羅; Pinyin: Sī Kǎ Luó) adalah serial televisi bergenre dokudrama asal Taiwan yang tayang perdana pada 14 Agustus 2021 di lembaga penyiaran publik Taiwan Public Television Service (PTS). Serial ini mengisahkan pembantaian yang dilakukan masyarakat dari kelompok adat Seqalu saat sebuah kapal milik seorang saudagar asal Amerika Serikat karam di pantai selatan Formosa.[1][2][3]
Episode perdananya memecahkan rekor jumlah penonton terbanyak bagi Public Television Service sejak lembaga penyiaran publik tersebut mulai mengudara. Sementara proses produksinya memakan waktu tiga tahun dengan mayoritas pengambilan gambar dilakukan di Kabupaten Pingtung.[3][4]
Plot
Seqalu merekonstruksi insiden kapal Rover dengan menambahkan beberapa aspek fiktif adaptasi dari novel Lady Butterfly of Formosa karangan Chen Yao-Chang.[5]
Pada 12 Maret 1867, kapal Rover milik seorang saudagar asal Amerika Serikat karam di selatan Liangkiau, di Semenanjung Hengchun. Para penyintas kapal tersebut dibantai oleh masyarakat adat setempat. Pada 13 Juni tahun yang sama, Angkatan Laut Amerika Serikat mengirim dua armadanya ke Liangkiau untuk menyerang masyarakat adat tersebut. Namun mereka tidak dapat menemukan musuh mereka yang bersembunyi. Salah seorang komandan yang mengajak tentaranya ke dalam hutan justru tewas ditembak. Ini adalah kali pertama Amerika Serikat meluncurkan operasi militer di luar tanah airnya setelah Perang Saudara Amerika.[5]
Charles W. Le Gendre, pejabat kekonsuleran Amerika Serikat di Amoy dan Formosa ditugaskan untuk menginvestigasi insiden Rover di Taiwan. Dia bertemu dengan Tiap-moe, seorang gadis misterius yang memiliki darah campuran masyarakat adat Taiwan dan Tionghoa Han. Sebagai seorang warga negara Amerika Serikat yang lahir di Prancis, Le Gendre mempertanyakan identitas dirinya dan pertemuan tersebut membuatnya lebih berempati terhadap asal-usul Tiap-moe.[5]
Di Liangkiau, berbagai kelompok etnis (termasuk Paiwan, Amis, Makatao, Seqalu, Hokkien, dan Hakka) menyebar, membuat situasi dan hubungan multilateral rumit. Tokitok, Kepala 18 Komunitas di Liangkiau menggabungkan kekuatan kelompok etnis yang berbeda tersebut untuk melawan serangan dari orang-orang Barat serta tentara Kekaisaran Qing agar warga masyarakatnya dapat bertahan. Perselisihan antara masyarakat asli Taiwan dan militer asing berakhir setelah Le Gendre dan Tokitok menandatangani Perjanjian Tanjung Selatan, perjanjian perdamaian internasional pertama bagi Taiwan.[5]
Resepsi
Menurut Ketagalan Media, Seqalu: Formosa 1867 menjadi perbincangan hangat masyarakat Taiwan setelah perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 berakhir. Namun demikian, serial tersebut bukannya tanpa cela. Brian Hioe dari No Man Is An Island menilai akting yang dilakukan para pemeran Barat pada dua episode pertamanya kaku dan amatir, sementara masyarakat Taiwan sendiri meragukan keakuratan kisah yang disampaikan dalam serial tersebut.[4][6]
Pranala luar
Referensi