Sekolah ini berada di Jalan Brigjend Katamso No. 163, Kalurahan Keparakan, Kemantrén Mergangsan, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.[1][2][3] Bangunannya berbentuk huruf "u" dan menghadap ke arah arah timur. Atapnya berbentuk limasan dengan genteng vlaams[a] atau genteng belanda, sedangkan rangka atapnya menggunakan struktur kayu dengan langit-langit model eternit. Dinding sekolah ini berupa tempelan batu kali dengan struktur kayu di bagian atas dinding, sedangkan sekat yang digunakan di antara kelas adalah papan kayu yang sisi pinggirnya menggunakan pintu kaca. Struktur pintu kelas di sekolah ini berupa kombinasi kaca dan panel kayu, yang di atasnya terdapat ventilasi dari kawat, sedangkan jendelanya berupa susunan kaca. Adapun lantai yang digunakan adalah keramik berwarna putih yang berukuran 30 x 30 sentimeter.[4]
Pergantian nama
Sekolah ini didirikan tanggal 1 Juni 1897 dengan nama Gouvernment Native School.[5][6] Bangunannya lantas digunakan sebagai SR (Sekolah Rakyat) untuk golongan pribumi dengan nama Tweede Inlandsche School Kintelan atau Sekolah Ongko Loro Kintelan.[b] Pada 1 Desember 1953, kompleks Sekolah Ongko Loro Kintelan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Sekolah Rakyat Kintelan I, Sekolah Rakyat Kintelan II, dan Sekolah Rakyat Kintelan III. Selanjutnya, ketiga sekolah tersebut diubah namanya menjadi Sekolah Dasar Kintelan I, Sekolah Dasar Kintelan II, dan Sekolah Dasar Kintelan III pada 1 Juni 1964.[4][6]
Pada 1967, kompleks sekolah itu bertambah dengan adanya Sekolah Dasar Jayadipuran. Terakhir, sekolah-sekolah tersebut mengalami pergantian nama tahun 2000 karena adanya kebijakan penyatuan beberapa sekolah dasar di Yogyakarta. Sekolah Dasar Kintelan II dan Sekolah Dasar Kintelan III yang berada di Jalan Ireda No. 1170 Mergangsan I, Keparakan Kidul, Yogyakarta lantas disatukan dan diubah namanya menjadi SD Kintelan II. Adapun Sekolah Dasar Kintelan I dan Sekolah Dasar Jayadipuran disatukan dan diubah namanya menjadi Sekolah Dasar Kintelan I.[4] Saat ini, sekolah-sekolah tersebut berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.[7]
^Jenis genteng yang dipasang lurus ke bawah, sehingga air cepat mengalir. Genteng ini paling mudah dibuat, khususnya secara manual. Hal inilah yang menyebabkan mutunya tidak sebaik genteng jenis lain (Rahardjo 2010, hlm. 34).
^Sekolah Ongko Loro hanya memiliki kurikulum yang sederhana, yaitu membaca, menulis, dan berhitung. Sekolah ini didirikan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan yang sederhana bagi seluruh rakyat (Nasution 2008, hlm. 61).
^ abc"Sekolah Dasar Kintelan I". Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 16 September 2019.
^"Sekolah Dasar Kintelan I". Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 16 September 2019.