P.A. Hoessein Djajaningrat berpendapat bahwa naskah-naskah Sajarah Banten tersebut ditulis antara kurun 1662/1663 hingga + 1725, tetapi versi bahasa Melayunya yang berbentuk prosa masih ditulis hingga akhir abad ke-18.[2] Saat ini diketahui setidaknya terdapat 32 naskah Sajarah Banten dan sejenisnya yang tersebar di berbagai tempat penyimpanan, baik di dalam maupun di luar negeri.[2][3]
Di antara naskah-naskah tersebut ada beberapa yang telah diidentifikasi secara khusus, antara lain sbb.:[2][4]
Sajarah Banten Kecil, atau nama tersendirinya Wawacan Sajarah Haji Mangsur, sebagaimana disampaikan C. Snouck Hurgronje dan J.L.A. Brandes.
Sajarah Banten Rante-Rante; berisi kumpulan mitos dan legenda dari bagian-bagian tertentu dalam sejarah Banten.
Hikayat Hasanuddin; yaitu versi bahasa Melayu dari bagian tertentu Sajarah Banten Rante-Rante
Sajarah Banten naskah Cibeber, Cilegon; yang telah diteliti oleh Munadi Padmadiwiria yang isinya berkisah tentang Maulana Hasanuddin dan merupakan bagian tertentu dari Sajarah Banten Rante-Rante
^ abcdefHatmadji, Drs. H. Tri. Prof. Dr. Mundardjito, Drs. Fitra Arda, M. Hum, Drs. Syarif Achmadi, ed. Ragam Pusaka Budaya Banten. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 134-135. ISBN 979-99324-0-8, 9789799932402.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penyunting (link)