Pulau Haruku adalah sebuah pulau yang juga salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Maluku Tengah, provinsi Maluku, Indonesia. Di Pulau Haruku terdapat 11 desa yang secara letak geografis terbagi di Pantai Utara Pulau Haruku dan Pantai Selatan Pulau Haruku. Ibukota kecamatan Pulau Haruku berada di desa Pelauw.
Wilayah administrasi
Pulau Haruku dibagi menjadi 11 desa atau negeri. Di pesisir utara terdapat negeri-negeri yang dikenal sebagai Amarima Hatuhaha (Uli Hatuhaha), kecuali negeri Kariu. Berikut nama negeri yang ada di pesisir utara Haruku:
Pada tahun 2021, jumlah penduduk Pulau Haruku sebanyak 27.007 jiwa, dengan kepadatan 154 jiwa.[2] Sementara berdasarkan agama yang dianut, umumnya warga memeluk agama Islam dan Kristen Protestan. Besaran penduduk menurut agama yang dianut yakni mayoritas Islam yakni 59,51%, desa di Pesisir Utara yakni Pelauw, Kailolo, Kabauw dan Rohomoni, mayoritas beragama Islam, sementara penduduk di desa Hulaliu dan Kariu mayoritas beragama Kristen Protestan. Kemudian Penduduk yang beragama Protestan di Pulau Haruku sebanyak 40,46%, khususnya di desa-desa di pesisir Selatan, umumnya beragama Protestan. Sebagian kecil menganut agama Katolik yakni 0,02% dan Hindu sebanyak 0,01%.[2]
Akses
Untuk mencapai pulau Haruku bisa dari pelabuhan Tulehu di Ambon kemudian ke desa Pelauw (kota kecamatan)dengan memakai speedboat atau ferry.
Dari Tulehu ke Kailolo ( pantai Wariang) pakai motor kurang lebih 20 menit, dari Wairiang bisa naik angkut atau ojek sampai di pelauw
Dari Tulehu pakai ferry ke Kailolo. Ferry berangkat pada hari senin, kamis dan sabtu jam 09.00 pagi
Dengan speed berangkat dari Tulehu setiap hari ke pelauw
Pada tanggal 25 Januari 2022, terjadi kerusuhan antar desa, yakni desa Pelauw dan dusun Ori dengan desa Kariu. Kerusuhan ini terjadi akibat sengketa tanah di perbatasan antara desa Pelauw dan desa Kariu. Konflik ini terjadi dari tanggal 25 hingga 27 Januari 2022.
Akibat dampak bentrokan antara warga desa Ori dan desa Pelauw dengan warga desa Kariu menyebabkan tiga orang meninggal dunia, dua warga terluka dan satu aparat Polri mengalami luka tembak oleh orang tidak dikenal.[3] Beberapa warga desa Kariu juga mengungsi ke hutan dan ke Desa Aboru.[4]