Pertempuran ini pada umumnya diduga terjadi pada tahun 1274 SM,[Catatan 1] dan merupakan salah satu pertempuran tertua yang tercatat dalam sejarah yang rincian mengenai taktik dan formasinya diketahui.[11]
Pertempuran Kadesh juga kemungkinan adalah pertempuran yang melibatkan kereta perang dengan jumlah terbanyak, diperkirakan bahwa sekitar 5,000–6,000 kereta perang dikerahkan oleh kedua pihak dalam pertempuran ini.[3]
Akhir dari pertempuran ini tidak diketahui secara pasti, karena baik pihak Mesir maupun Het sama-sama mengklaim memperoleh kemenengan.[2] Sementara itu konflik antara bangsa Mesir dan Het sendiri diselesaikan melalui sebuah kesepatan damai beberapa tahun setelah pertempuran ini. Perjanjian damai tersebut merupakan kesepakatan internasional tertulis tertua yang masih ada hingga saat ini.[3]
Sumber
Sumber informasi utama tentang peristiwa ini adalah catatan Mesir mengenai pertempuran itu. Mutu umum akurasi dari laporan itu diterima meskipun terdapat sejumlah kesalahan faktual dan propaganda.[Catatan 2] Sifat bombastis versi Ramesses II sendiri sudah lama diakui.[Catatan 3] Versi Mesir mengenai Pertempuran Kadesh dicatat dalam dua bentuk utama yang dikenal sebagai Puisi dan Buletin. Puisi telah dipertanyakan sebagai sajak aktual, dibandingkan dengan laporan prosa yang mirip dengan yang telah dicatat oleh para firaun yang lain, begitu juga dengan Buletin yang merupakan keterangan panjang yang menyertai relief.[15][Catatan 4] Prasasti ini diulangi berkali-kali (tujuh kali untuk Buletin dan delapan kali untuk Puisi di dalam kuil Abydos, Luxor, Karnak, Abu Simbel dan Ramesseum).[17]
Selain catatan yang panjang ini, ada juga keterangan-keterangan singkat yang digunakan untuk menunjukkan berbagai unsur pertumpuran itu. Selain prasasti, ada kejadian-kejadian tekstual yang diabadikan di dalam Papirus Raifet dan Papirus Sailler III.[18] Kejadian-kejadian yang sama itu juga disebutkan di dalam sepucuk surat dari Firaun Ramesses II kepada Hattusili III, yang ditulis untuk menanggapi keluhan Hattusili yang bersifat mengejek atas penggambaran yang jaya mengenai pertempuran itu oleh sang Firaun.[19]
Catatan Het mengenai pertempuran itu, termasuk surat di atas, telah ditemukan di Hattusa, meskipun tidak ditemukan catatan kejadian yang menggambarkannya sebagai bagian dari suatu kampanye militer. Alih-alih, ada berbagai catatan yang menyebutkan pertempuran tersebut dalam konteks mengenai peristwa lainnya. Secara khusus hal ini berlaku pada Hattusili III. Bagi dia pertempuran itu menandai tonggak bersejarah dalam kariernya, karena dia ikut berperan dalam penyelesaian konflik antara Mesir dengan Het.[20][21]
Para arkeolog tidak dapat menguji secara bebas setiap kejadian yang dituturkan kembali dalam catatan Mesir dan Het mengenai Pertempuran Kadesh. Pengetahuan atas pertempuran seluruhnya berasal dari laporan-laporan yang ada dalam catatan Mesir dan dan Het, sementara keduanya saling tidak sepakat satu sama lain, yaitu bahwa asing-masing pihak mengklaim memperoleh kemenangan dalam pertempuran tersebut.[2][3]
Meskipun tersedia lebih banyak bukti dalam bentuk teks dan relief dinding mengenai pertempuran ini daripada pertempuran lainnya di Timur Dekat Kuno, hampir semuanya berisi rincian dari sudut pandang orang Mesir, dan memang laporan ilmiah pertama mengenai pertempuran itu, dibuat oleh James Henri Breasted pada tahun 1903, mengambil bukti dari Mesir secara harfiah dan mengasumsikan kemenangan besar Mesir. Dia berkeyakinan bahwa sumber-sumber tersebut memungkinkannya merekonstruksi pertempuran tersebut "secara pasti."[22]
Banyak catatan kampanye Mesir antara tahun 1400 SM dan 1300 SM mencerminkan ketidakstabilan umum di wilayah Djahi. Pemerintahan Thutmose IV dan Amenhotep III tidak menonjol, kecuali bahwa Mesir terus-menerus kehilangan wilayah kekuasaan karena direbut oleh Kerajaan Mitanni di Suriah utara.[24][25][26][27]
Pada akhir dinasti ke-18 Mesir, Surat Amarna[28] menceritakan kisah mengenai berkurangnya pengaruh Mesir di wilayah itu. Bangsa Mesir menunjukkan minat yang terus menurun terhadap wiayah ini hingga penghujung masa dinasti. Horemheb, penguasa terakhir dinasti ini, yang melakukan kampanye militer di wilayah ini, pada akhirnya mulai membuat orang Mesir kembali tertarik pada wilayah ini.[29][30]
Proses ini berlanjut pada dinasti ke-19. Seperti ayahnya Ramesses I, Seti I adalah seorang komandan milter dan berusaha memulihkan Kekaisaran Mesir seperti pada masa raja-raja Thutmose hampir seabad sebelumnya. Prasasti di dinding kuil Karnak mencatat rincian kampanye militernya ke Kanaan dan Suriah.[31] Dia membawa 20.000 tentara dan kembali menduduki kembali pos-pos Mesir yang dulu terabaikan dan menempatkan garnisun di kota-kota itu. Dia menyepakati perdamaian tak resmi dengan bangsa Het, memperoleh kendali atas wilayah pesisir di sepanjang Laut Tengah, dan melanjutkan kampanye militer di Kanaan. Kampanye militernya yang kedua membuatnya merebut Kadesh (di sana suatu prasasti dibuat memperingati kemenangannya) dan Amurru. Putra sekaligus pewarisnya, Ramesses II, ikut serta dalam kampanye itu bersamanya. Catatan sejarah yang ada menunjukkan pesanan senjata dalam jumlah banyak oleh Ramesses II setahun sebelum dia melakukan ekspedisi ke Kadesh pada tahun kelima pemerintahannya.[32]
Akan tetapi, pada suatu waktu, baik Kadesh maupun Amarru berhasil dikuasai kembali oleh bangsa Het.[33] Ada perdebatan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Amarru. Trevor Bryce menyatakan bahwa, meskipun wilayah itu kembali jatuh ke dalam kendali Het, lebih besar kemungkinan bahwa Amurru tetap menjadi negara bawahan Het.[34]
Peristiwa yang mendahului Pertempuran Kadesh adalah kampanye awal Ramesses II di Kanaan. Pada tahun keempat pemerintahannya, dia bergerak ke utara memasuki Suriah. Tujuannya kemungkinan adaalah untuk merebut kembali Amurru[35] atau, sebagai upaya penyelidikan, memastikan kesetian negara bawahannya, dan menjelajahi kondisi medan untuk pertempuran yang mungkin terjadi.[34] Perebutan kembali Amurru oleh Ramesses membuat Muwatalli bergerak ke selatan untuk menghadapi pasukan Mesir. Ramesses berarak ke utara pada tahun kelima pemerintahannya dan menghadapi pasukan Het di Kadesh.[32]
Kampanye Kadesh
Pasukan Ramesses menyeberangi perbatasan Mesir pada musim semi pada tahun kelima pemerintahannya dan, setelah berarak selama sebulan, mereka tiba di wilayah Kadesh dari arah selatan.[36][37]
Raja Het, Muwatili, yang telah mengumpulkan beberapa sekutunya (di antaranya adalah Rimisharriana, raja Aleppo) menempatkan pasukannya di belakang "Kadesh Lama." Akan tetapi Ramesses, karena disesatkan oleh dua orang mata-mata yang tertangkap oleh pasukan Mesir, mengira bahwa pasukan Het masih jauh di Aleppo, sehingga dia memerintahkan pasukannya untuk mendirikan perkemahan.[37]
Pasukan
Pada musim semi pada tahun kelima pemerintahannya, tepatnya pada bulan Mei 1274 SM, Ramesses melancarkan kampanye dari ibu kotanya Pi-Ramesses (Quantir modern). Ramesses memimpin pasukan yang terdiri atas 4 divisi: Amun, Re (P're), (Suteh), dan divisi Ptah yang tampaknya baru dibentuk.[37][38] Ada juga pasukan yang didokumentasikan dengan buruk yang disebut nrnn (Ne'arin atau Nearin), mungkin mereka adalah tentara bayaran Kanaan yang mengabdi kepada Mesir[39] atau bahkan orang Mesir[40] yang ditinggalkan oleh Ramesses II di Amurru, kemungkinan untuk mengamankan pelabuhan Sumur.[41] Divisi ini akan memainkan peranan yang amat penting dalam pertempuran. Yang juga penting adalah kehadiran pasukan Sherden dalam pasukan Mesir. Ini adalah kali pertama mereka tampil sebagai tentara bayaran Mesir, dan mereka kelak akan memberikan peranan yang semakin lama semakin penting dalam sejarah Zaman Perunggu Akhir, pada akhirnya muncul di antara Bangsa Laut yang mengobrak-abrik Mediterania pada akhir Zaman Perunggu.[42][43]
Mark Healy, dalam bukunya Armies of Pharaoh, mencermati:[44]
Mustahil untuk mengetahui persis mengenai jumlah pasukan kereta perang Mesir di Kadesh, namun jumlahnya tidak mungkin kurang dari 2000 kendaraan yang disebarkan ke dalam korps Amun, P'Re, Ptah, dan Sutekh, dengan asumsi bahwa sekitar 500 kereta perang dialokasikan bagi tiap korps. Ke dalam jumlah ini kita juga harus menambahkan tentara Ne'arin karena jika mereka bukanlah pasukan pribumi Mesir, jumlah mereka mungkin tidak dapat dihitung berdasarkan kereta perang yang diambil dari korps pasukan.
— Mark Healy, Armies of Pharaohs
Di pihak Het, Ramesses II mencatat sebuah daftar panjang berisi 19 sekutu Het yang dibawa oleh Muwatalli ke Kadesh. Daftar ini telah mengundang minat yang amat besar selama bertahun-tahun karena menjadi tantangan untuk mengidentifikasi semua lokasi di sana, karena daftar itu menggambarkan bentangan luas negeri-negeri taklukan Het, dan karena terdapat beberapa daerah di Anatolia barat, yang tampaknya meliputi orang Dardania yang disebut-sebut oleh Homeros.[45]
Berikut ini adalah daftar sekutu yang dicatat oleh Ramesses:[46][47][48][49]
Ḥalba (Aleppo, di Suriah, dipimpin oleh rajanya, Talmi-Sarruma, cucu Suppiluliuma I.)
I҆ns
Inesa (tak diketahui)
Selain para sekutu ini, raja Het juga mengerahkan beberapa suku Shasu lokal.[53]
Pertempuran
Serangan Het
Ramesses II menggambarkan kedatangannya di medan pertempuran dalam dua prasasti utama yang dia tulis mengenai pertempuran itu. Keduanya berjudul Puisi dan Buletin. Di dalam Puisi tertulis:[54]
Kini, Baginda telah mempersiapkan infantri, kereta perangnya, dan pasukan Sherden Baginda sedang merebut,... pada tahun kelima, musim ketiga, bulan kedua, dan hari kesembilan, Baginda melintasi benteng Sile. [dan memasuki Kanaan] ... infantrinya melintasi jalanan sempit seolah-olah melintasi jalan raya Mesir. Kini setelah beberapa hari berlalu, kemudian Baginda berada di Ramses Meri-Amon, kota yang berada di Lembah Cedar.
Baginda terus bergerak ke arah utara. Setelah Baginda mencapai barisan pegunungan Kadesh, kemudian Baginda terus bergerak maju... dan dia menyeberangi bagian Orontes yang dangkal, dengan divisi pertama Amon (yang dinamai) "Dia Menganugerahkan Kemenangan Kepada User-maat-Re Setep-en-Re. Baginda mencapai kota Kadesh... divisi Amon berarak di belakangnya; divisi Re sedang menyeberangi bagian dangkal sungai itu yang ada di distrik selatan di kota Shabtuna yang berjarak satu iter dari tempat Baginda berada; divisi Ptah berada di sebelah selatan kota Armain; divisi Seth sedang berarak di jalan. Baginda telah membentuk barisan tempur pertama yang terdiri atas semua pemimpin di dalam pasukannya, ketika mereka (masih) berada di pantai di daerah Amaru.
Tahun kelima, musim ketiga, bulan ketiga, hari kesembilan, di bawah pimpinan Baginda (Ramesses II)... Sang Raja bergerak ke arah utara, dan Baginda tiba di sekitar sebelah selatan kota Shabtuna.
Ketika Ramesses dan pasukan Mesir bergerak maju kira-kira 11 kilometer dari Kadesh, sebelah selatan Shabtuna, dia bertemu dua orang Shasu (kaum pengembara) yang memberitahunya bahwa bangsa Het ada di "tanah Aleppo, di utara Tunip" 200 kilometer jauhnya, di sana, kata mereka, pasukan Het "(terlalu) takut kepada Firaun, KKK, untuk datang ke selatan".[33][56] Cerita ini menurut naskah-naskah Mesir, adalah laporan palsu yang diperintahkan oleh orang Het "dengan maksud untuk mencegah pasukan Baginda untuk mempersiapkan diri bertempur melawan musuh dari Hatti."[56] Pengintai Mesir kemudian kembali ke perkemahan dengan membawa dua tawanan Het yang baru. Ramesses II baru mengetahui keadaan sebenarnya yang sangat berbahaya setelah mata-mata itu ditangkap, dipukuli dan dipaksa mengungkapkan kebenaran di hadapannya. Di bawah siksaan, kelompok mata-mata kedua memberitahukan bahwa seluruh tentara Het dan raja Het sebenarnya sudah dekat.[57]
Ketika mereka dibawa ke hadapan Firaun, Baginda bertanya, 'Siapa kalian?' Mereka menjawab, 'Kami adalah bagian dari pasukan raja Hatti. Dia mengirim kami untuk mematai-matai Anda.' Kemudian Sri Baginda berkata kepada mereka, 'Di mana dia, musuh dari Hatti itu? Aku mendengar dia berada di tanah Khaleb, di sebelah utara...,' Mereka yang berasal dari Tunip menjawab kepada Baginda, 'Lihat! raja Hatti sudah tiba, bersama dengan banyak negeri yang mendukungnya... mereka bersenjata bersama infantri dan kereta perangnya. Mereka telah mempersiapkan persenjataan perangnya. Mereka lebih banyak daripada butiran pasir di pantai. Lihatlah, mereka bersenjata dan bersiap untuk bertempur di belakang kota Kadesh lama.'
Dalam ketergesa-gesaannya untuk merebut Kadesh, Ramesses II melakukan kesalahan taktis yang besar. Dia memperlebar jarak antara divisi Amunnya dan divisi lainnya, yaitu Re, Ptah, dan Seth, dengan demikian dia memecah pasukan gabungannya. Ketika mereka diserang oleh pasukan Het, Ramesses II mengeluhkan kegagalan para perwiranya mengirim pengintai untuk menemukan lokasi pasukan Het yang sebenarnya dan melaporkan kepadanya.[58] Sang Firaun dengan cepat mengirim utusan untuk mendesak dipercepatnya kedatangan divisi Ptah dan Seth, yang masih agak jauh di seberang sungai Orontes. Akan tetapi sebelum Ramesses dapat mengatur pasukannya, kereta-kereta perang Muwatili menyerang divisi Re, yang kepergok di medan terbuka dan nyaris dihancurkan.[37] Sebagian orang yang selamat melarikan diri ke perkemahan Amun, tetapi mereka dikejar oleh pasukan Het.[32]
Kereta perang Het menerobos dinding perisai perkemahan Amun dan memulai sergapan mereka. Hal ini juga menimbulkan kepanikan di antara pasukan Amun. Akan tetapi, momentum serangan Het sudah mulai berkurang, karena rintangan dan penghalang di perkemahan yang besar tersebut memaksa banyak kerata perang Het memperlambat serangan mereka; beberapa terbunuh ketika kereta perang mereka terbentur.[59] Dalam naskah Mesir mengenai pertempuran ini, Ramesses menceritakan bahwa dirinya ditinggalkan sendirian dan dikelilingi oleh musuh:[37][54][60]
...Tidak ada perwira bersamaku, tidak ada sais kereta perang, tidak ada prajurit dari pasukan, tidak ada pembawa perisai... Aku berada di hadapan mereka seperti Seth dalam monumennya...
Sang Firaun kini harus melakukan pertarungan mati-matian untuk mempertahankan nyawanya. Dia lalu berseru kepada dewa Amun dan bertempur untuk menyelamatkan diri. Naskah Mesir kuno menceritakan bahwa Ramesses II seorang diri berhasil mengalahkan para penyerangnya dan kembali ke barisan Mesir. Dikisahkan bahwa Ramesses berhasil melakukannya berkat bantuan para dewa.[54]
...Aku berada di tengah-tengah sekumpulan kereta perang, aku mengobrak-abrik mereka di depan kuda-kudaku...
Serangan Mesir
Ramesses kemudian memimpin secara langsung beberapa serangan ke barisan Het bersama pengawal pribadinya, beberapa kereta perang dari divisi Amun, dan orang-orang yang selamat dari divisi Re yang sebelumnya telah dipukul mundur.[59] Dia memanfaatkan kemampuan manuver kereta-kereta perangnya yang lebih unggul serta kekuatan dan jangkauan busur campur Mesirnya, yang memencarkan dan menyerang pasukan kereta perang Het yang kelelahan.[61][62]
Sementara itu, pasukan Het, yang yakin bahwa musuhnya telah dipukul mundur sepenuhnya, akhirnya berhenti menjarah perkemahan pasukan Mesir. Dengan bertindak demikian, mereka menjadi sasaran empuk bagi serangan balasan Ramesses. Tindakan Ramesses berhasil mendesak pasukan Het mundur kembali ke arah Orontes dan menjauh dari perkemahan Mesir.[63] Sementara dalam pengejaran berikutnya, kereta perang Het yang lebih berat dapat disusul dengan mudah dan dilumpuhkan oleh kereta perang Mesir yang lebih ringan dan cepat.[64]
Meskipun mederita serangan balasan yang signifikan, Muwatalli masih memiliki sejumlah besar pasukan kereta perang dan infantri cadangan[37] ditambah lagi dengan dinding-dinding kota. Ketika pasukan Het yang mundur telah mencapai sungai, dia memerintahkan ribuan kereta perang lainnya untuk menyerang pasukan Mesir, unsur pasukan yang kuat meliputi bangsawan kelas atas yang mengelilingi raja. Ketika pasukan Het kembali mencapai perkemahan Mesir, rombongan pasukan Ne'arin dari Amurru mendadak tiba. Ini mengejutkan pasukan Het. Ramesses juga telah mengatur pasukannya dan, sambil mengharapkan bantuan, juga menyerang dari perkemahan.[65]
Setelah dilancarkan enam serangan, pasukan Het nyaris terkurung, dan tentara yang selamat harus berenang "dengan perasaan terhina", menyerangi kembali sungai Orents untuk bergabung dengan infantri mereka.[41] Terjepit ke sungai Orontes, unsur-unsur pasukan Het yang tersisa tidak dapat menyusul rombongan pasukan yang sedang mundur, dan terpaksa meninggalkan kereta perang mereka dan berusaha menyeberangi sungai Orontes. Peristiwa pelarian ini digambarkan dalam prasasti Mesir sebagai "terburu-terburu", bahkan disebutkan pula bahwa mereka "berenang secepat buaya." Dalam prosesnya, banyak di antara mereka yang tenggelam.[65]
Akhir pertempuran
Keesokan paginya, terjadi lagi pertempuran kedua yang tidak jelas siapa pemenangnya. Menurut laporan Ramesses, Muwatili meminta gencatan senjata, dan dengan demikian pasukan Mesir memperoleh kemenangan dalam pertempuran itu.[66] Akan tetapi hal ini kemungkinan adalah propaganda karena bangsa Het tidak mencatat penyelesaian yang demikian. Catatan dari pihak Het menyatakan bahwa pasukan Mesir terpaksa meninggalkan medan perang dalam kekalahan dan Kadesh tetap dikuasai oleh Het.[67] Sejumlah sejarawan modern berpendapat bahwa kedua pihak tidak memperoleh kemenangan total. Baik pasukan Mesir maupun Het sama-sama menderita korban yang berat. Pasukan Mesir gagal menghancurkan pertahanan Kadesh, sementara pasukan Het gagal meraih kemenangan padahal awalnya mereka sudah memperoleh keunggulan.[41]
Tidak ada kesepakatan di kalangan sejarawan mengenai hasil perang itu atau apa yang telah terjadi. Pendapat yang bermunculan berkisar antara kemenangan pasukan Mesir, keadaan seri, dan kekalahan Mesir (dengan anggapan bahwa laporan-laporan Mesir hanyalah propaganda).[68] Salah satu sejarawan yang meyakini bahwa pihak Mesir mengalami kekalahan dalam perang ini adalah Egiptolog asal Iran, Mehdi Yarahmadi.[69]
Berikut ini adalah orang-orang Het yang tercatat gugur dalam pertempuran tersebut[70]
Tidak mampu secara logistik untuk mendukung pengepungan yang lama terhadap kota Kadesh yang berbenteng, Ramesses akhirnya memutuskan untuk mengumpulkan pasukannya dan mundur ke selatan ke arah Damaskus dan akhirnya kembali ke Mesir.[3] Sekembalinya di Mesir, Ramesses mengumumkan bahwa dia telah meraih kemenangan besar, meskipun yang berhasil dia lakukan mungkin adalah menyelamatkan pasukannya karena tidak dapat merebut Kadesh.[2][71]
Meskipun demikian, dalama arti pribadi, Pertempuran Kadesh bisa jadi merupakan suatu kemenangan bagi Ramesses, karena, setelah terjebak dalam sergapan kereta perang Het yang mengbrak-abrik pasukannya, raja muda itu dengan berani mengumpulkan pasukannya yang tercerai-berai untuk bertempur di medan pertempuran sambil meloloskan diri dari kematian maupun penangkapan. Kereta perang baru Mesir yang lebih ringan dan lebih cepat yang diawaki oleh dua orang mampu untuk mengejar dan merobohkan kereta perang Het yang lebih lambat yang diawaki oleh tiga orang. Unsur-unsur utama pasukan kereta perang Het yan sedang mundur kemudian didesak ke sungai, dan dalam beberapa prasasti Hieroglif yang terkait dengan Ramesses II, disebutkan bahwa mereka lari menyeberangi sungai meninggalkan kereta-kereta perangnya dengan "berenang secepat buaya" untuk meloloskan diri.[3]
Akan tetapi, laporan Het dari Bohazkoy menceritakan penyelesaian yang amat berbeda mengenai kampanye militer yang lebih besar itu, dimana Ramesses terpaksa meninggalkan Kadesh dalam kekalahan. Para sejarawan modern pada intinya berkesimpulan bahwa pertempuran itu berakhir seri, namun merupakan kemenangan moral yang besar bangsa Mesir, yang telah mengembangkan teknologi dan persenjataan baru,[3] sebelum kemudian memukul mundur serangan bangsa Het yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Sementara bagi Muwatili II, pertempuran itu adalah kemenangan strategis karena, meskipun dia banyak kehilangan pasukan kereta perangnya namun dia dapat mempertahankan Kadesh selama masa pengepungan yang singkat.[72]
Muwatili II terus melakukan kampanye militer ke selatan hingga sejauh provinsi Mesir Upi (Apa), yang dia rebut dan diduduki di bawah kendali saudaranya Hattusili, kelak menjadi Hattusili III.[4] Kini jangkauan pengaruh Mesir di Asia hanya terbatas di Kanaan.[4] Bahkan Kanaan pun untuk sementara waktu terancam oleh pemberontakan di kalangan negara-negara bawahan di Levant. Ramesses terpakasa memulai serangkaian kampanye militer di Kanaan untuk mengukuhkan kekuasaannya di sana sebelum ia dapat melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Kekaisaran Het.[73]
Pada tahun kedelapan dan kesembilan pemerintahannya, Ramesses memperbesar kesuksessan militernya; Kali ini, dia terbukti lebih berhasil melawan pasukan Het ketika dia mampu merebut kota Dapur dan Tunip.[74] Terakhir kali pasukan Mesir menguasai kota tersebut adalah pada masa Firaun Thutmose II, sekitar 120 tahun sebelumnya. Akan tetapi, kemenangannya terbukti berlangsung singkat saja. Wilayah kekuasaan yang terjepit di antara Amurru dan Kadesh itu mengalami pergantian kekuasaan dengan cepat. Dalam waktu setahun, wilayah itu telah kembali ke tangan Het, yang berarti sekali lagi Ramesses harus pergi bertempur di Dapur pada tahun kesepuluh pemerintahannya. Keberhasilannya yang kedua sama tidak berartinya seperti yang pertama, karena baik Mesir maupun Het tidak dapat mengalahkan musuh secara telak dalam pertempuran.[41]
Konflik perbatasan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun akhirnya diselesaikan lima belas tahun setelah Pertempuran Kadesh[3] melalui suatu perjanjian damai resmi pada tahun 1258 SM, bertepatan dengan tahun ke-21 pemerintahan Ramesses II, dengan Hattusili III sebagai raja Het yang baru.[75][76][77] Perjanjian yang disepakati itu ditulis pada suatu lempengan perak. Salah satu salinannya, yang dibuat dari tanah liat, masih tersimpan di ibu kota Het di Hattusa, di Turki modern, dan dipamerkan di Museum Arkeologi Istanbul. Replika perjanjian Kadesh yang diperbesar tergantung di tembok markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagai perjanjian damai internasional tertulis yang tertua, yang diketahui oleh para sejarawan.[3] Sementara satu versi Mesir dari perjanjian ini masih bertahan dalam lembaran papirus.[78]
^Sekitar "Tahun 5 III hari Shemu 9" pada masa pemerintahan Ramesses II (BAR III, hlm. 317<) atau lebih tepatnya 12 Mei 1274 SM berdasarkan perkiraan waktu penobatan Ramesses yang paling diterima yaitu pada tahun 1279 SM.
^T.G. James mengatakan, "Catatan yang diromantisasi mengenai Pertempuran Kadesh ini tidak dapat dianggap sebagai cerita yang jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi, dan saya ragu apakah banyak orang Mesir kuno yang menerima sepenuhnya kisah tersebut sebagai catatan sejarah."[12] Akan tetapi ia mencermati bahwa "fakta-fakta yang luas kemungkinan dicatat dengan tingkat kebenaran yang lumayan."[13]
^Beberapa kritik paling keras terhadap Ramesses datang dari para Egiptolog. John Wilson mengatakan, "Jelas sekali bahwa dia adalah seorang jenderal bodoh yang tak efisien dan patut dicela dan bahwa dia gagal mencapai tujuannya di Kadesh."[14] Namun Wilson mengakui keberanian pribadi Ramesses, dan peningkatan kemampuannya dalam kampanye-kampanye berikutnya.
^Meskipun demikian, Miriam Lichtheim berpendapat bahwa Puisi benar-benar seperti itu, bertentangan dengan Gardiner, dan lebih suka mempertahankan pembagian tiga pihak atas dokumentasi itu.[16]
^Michael Astour menulis tentang seseorang yang menyamakan orang Dardania dengan orang Troya, yang menurut Astour "tidaklah demikian, Iliad secara hati-hati membedakan orang Dardania dari orang Troya, bukan hanya dalam daftar sekutu Troya,[50] melainkan juga dalam formula yang sering diulang keklyte meu, Tr6es kai Dardanoi ed' epikuroi.[51][52]
^Suatu nama yang problematis. Gardiner menerjemahkan jabatannya sebagai "kepala pelayan dari pelayan." Jika yang dimaksud di sini adalah Kepala Pengawal Kerajaan, maka jabatan itu dipegang oleh saudaranya Hattusili, yang jelas sekali tidak tewas.
Referensi
^Oakes, Pyramids, Temples & Tombs of Ancient Egypt: An Illustrated Atlas of the Land of the Pharaohs, hlm. 142.
^ abcdGrimal, A History of Ancient Egypt, hlm. 256
^ abcdefghij"Ancient Discoveries: Egyptian Warfare". History.com. Diakses tanggal 2004-05-15. 12:00 EDST, 2008-05-14, History Channel Program: Ancient Discoveries: Egyptian Warfare with panel of three expertsParameter |unused_data= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Wilson, John A. (1955). Texts from the Tomb of General Hor-em-heb, dalam Ancient Near Eastern Texts (ANET) relating to the Old Testament, Edisi kedua. New Jersey: Princeton University Press. hlm. 250-251.
^Goedicke, Hans (1966). "Considerations on the Battle of Kadesh". The Journal of Egyptian Archaeology. The Journal of Egyptian Archaeology, Vol. 52. 52: 78. doi:10.2307/3855821. JSTOR3855821.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Lebih dari satu parameter |pages= dan |page= yang digunakan (bantuan)
^Schulman, A.R. (1981). "The Narn at Kadesh Once Again". Journal of the Society for the Study of Egyptian Antiquities. 11 (1): 7–19.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^Astour, Michael C. (July-September, 1972). Review: Some Recent Works on Ancient Syria and the Sea People. Journal of the American Oriental Society, 92 (3), hlm. 447-459
^"Battle of Kadesh". World News. Diakses tanggal 20-06-2012.Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^Santosuosso, Antonio. (July 3, 1996). Kadesh Revisited: Reconstructing the Battle Between the Egyptians and the Hittites. The Journal of Military History, 60 (3).
Gardiner, Alan. (1964). Egypt of the Pharaohs. Oxford: Oxford University Press.
Gardiner, Alan. (1975). The Kadesh Inscriptions of Ramesses II. Michigan: Griffith Institute.
Goetze, A. (1975). The Hittites and Syria (1300-1200 B.C.), dalam Cambridge Ancient History. Cambridge: Cambridge University Press.
Grimal, Nicolas. (1994). A History of Ancient Egypt. Oxford: Blackwell Books.
Hasel, Michael G (1998). Domination and Resistance: Egyptian Military Activity in the Southern Levant, 1300-1185 B.C. Leiden: Brill Academic Publishers. ISBN978-90-04-10984-1.
Healy, Mark. (2000). Armies of the Pharaohs. Oxford: Osprey Publishing.
1952 novella by Ernest Hemingway This article is about the novella by Ernest Hemingway. For other uses, see The Old Man and the Sea (disambiguation). The Old Man and the Sea Original book coverAuthorErnest HemingwayCountryUnited StatesLanguageEnglishGenreLiterary fictionPublisherCharles Scribner's SonsPublication dateSeptember 1, 1952AwardsPulitzer Prize for Fiction (1953)Nobel Prize in Literature (1954)ISBN978-1-9075-9027-6Dewey Decimal813.52LC ClassPS3515.E37 The Old Man and the Sea is...
Pour les articles homonymes, voir Armure et Armature. Armure comportant trois dièses (fa ♯ {\displaystyle \sharp } , do ♯ {\displaystyle \sharp } , sol ♯ {\displaystyle \sharp } ), indiquant les tonalités soit de la majeur, soit de fa ♯ {\displaystyle \sharp } mineur. Dans le solfège, l'armure (ou armature) est un ensemble d'altérations réunies à la clé. Elle est exclusivement composée soit de dièses, soit de bémols — en dehors du cas particulier ...
1970 film about the attack on Pearl Harbor For other uses, see Tora Tora Tora (disambiguation). Tora! Tora! Tora!Theatrical release posterDirected byAmerican sequencesRichard FleischerJapanese sequencesToshio MasudaKinji FukasakuAkira Kurosawa (uncredited)Screenplay byAmerican sequencesLarry ForresterJapanese sequencesHideo OguniRyūzō KikushimaAkira Kurosawa (uncredited)Based on Tora! Tora! Tora!by Gordon W. Prange The Broken Sealby Ladislas Farago Produced byElmo WilliamsStarring Martin Ba...
Stasiun Kampung Baru Kampung Baru Bekas stasiun Kampung baru yang kini menjadi warung atau rumah wargaLokasiKampung Baru, Medan Maimun, Medan, Sumatera UtaraIndonesiaKoordinat3°33′09″N 98°41′22″E / 3.5524814°N 98.6894163°E / 3.5524814; 98.6894163Koordinat: 3°33′09″N 98°41′22″E / 3.5524814°N 98.6894163°E / 3.5524814; 98.6894163Operator Kereta Api IndonesiaDivisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh Letak km 4+4467 lintas Med...
Kung Fu Panda Logo de la franquiciaCreado por Ethan ReiffCyrus VorisPropiedad de DreamWorks AnimationAños 2008-2024Películas y televisiónPelícula(s) Kung Fu Panda (2008) Kung Fu Panda 2 (2011) Kung Fu Panda 3 (2016) Kung Fu Panda 4 (2024)MisceláneoCortometrajes 2008: Los Secretos de los Cinco Furiosos 2010: Kung Fu Panda: El festival de invierno 2011: Kung Fu Panda: Los secretos de los Maestros 2015: Panda Paws 2016: Kung Fu Panda: Los secretos del pergaminoSeries 2011 - 2016: Kung Fu Pa...
German writer and editor (1929–2022) Hans Magnus EnzensbergerEnzensberger in Warsaw, 2006Born(1929-11-11)11 November 1929Kaufbeuren, Bavaria, GermanyDied24 November 2022(2022-11-24) (aged 93)Munich, Bavaria, GermanyPen nameAndreas ThalmayrGiorgio PellizziLinda QuiltElisabeth AmbrasOccupationWriterLanguageGermanEducationUniversity of Erlangen–NurembergGenresPoetryessaynovelNotable worksThe Number DevilDer Untergang der TitanicNotable awardsGeorg Büchner PrizeHeinrich-Böll-PreisHeinr...
American football player (born 1987) For the American football linebacker, see Jonathan Stewart (linebacker). For other people with similar names, see Jon Stewart (disambiguation). American football player Jonathan StewartStewart with the Panthers in 2013No. 28Position:Running backPersonal informationBorn: (1987-03-21) March 21, 1987 (age 37)Fort Lewis, Washington, U.S.Height:5 ft 10 in (1.78 m)Weight:245 lb (111 kg)Career informationHigh school:Timberline (Lacey...
Holistic approach to the study of ecological systems Ecological analysis of CO2 in an ecosystem Systems ecology is an interdisciplinary field of ecology, a subset of Earth system science, that takes a holistic approach to the study of ecological systems, especially ecosystems.[1][2][3] Systems ecology can be seen as an application of general systems theory to ecology. Central to the systems ecology approach is the idea that an ecosystem is a complex system exhibiting e...
Branch of Sino-Tibetan languages Not to be confused with Semitic languages. For the sociolinguistic treatment of Chinese, see Varieties of Chinese. For other languages spoken in China, see Languages of China. SiniticChineseEthnicitySinitic peoplesGeographicdistributionEast Asia, Southeast Asia, Central Asia, North AsiaLinguistic classificationSino-TibetanSiniticProto-languageProto-SiniticSubdivisions Chinese Macro-Bai (?) ISO 639-5zhxGlottologsini1245 (Sinitic)macr1275 (Macro-Bai)...
روبين بينيا معلومات شخصية الاسم الكامل روبين بينيا خيمينيز الميلاد 18 يوليو 1991 (العمر 32 سنة)آبلة ، إسبانيا الطول 1.70 م (5 قدم 7 بوصة) مركز اللعب جناح أيمن الجنسية إسباني معلومات النادي النادي الحالي أوساسونا الرقم 15 مسيرة الشباب سنوات فريق ريال أبيلا للشباب المسير�...
نابل وسط المدينة الإحداثيات 36°27′05″N 10°44′10″E / 36.451389°N 10.736111°E / 36.451389; 10.736111 تقسيم إداري البلد تونس[1] التقسيم الأعلى ولاية نابل عاصمة لـ ولاية نابل خصائص جغرافية ارتفاع 4 متر عدد السكان عدد السكان 73128 معلومات أخرى 8000 ر...
Archaeological site in southern Israel Caves of MareshaUNESCO World Heritage SiteLocationShfela, Israel,Part ofCaves of Maresha and Bet-Guvrin in the Judean Lowlands as a Microcosm of the Land of the CavesCriteriaCultural: (v)Reference1370Inscription2014 (38th Session)Coordinates31°35′35″N 34°53′54″E / 31.59306°N 34.89833°E / 31.59306; 34.89833Location of Maresha in Israel Tel Maresha (Hebrew: תל מראשה) is the tell (archaeological mound) of the ...
Motion detector in virtual reality applications Cyberith VirtualizerThe Cyberith Virtualizer ELITE 2ManufacturerCyberith GmbHWebsitehttps://www.cyberith.com/ The Virtualizer (or Cyberith Virtualizer) is a series of omnidirectional treadmills for virtual reality applications. The treadmills have integrated sensors for motion detection of the user. The products are being developed, manufactured and sold by the Austrian company Cyberith GmbH.[1] History The idea was born in 2012 by Tunca...
هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (نوفمبر 2019) جون لوريمر معلومات شخصية الميلاد 27 نوفمبر 1962 (62 سنة) مواطنة المملكة المتحدة الحياة العملية المدرسة الأم كلية بمبروك [لغات أخرى]كلية مارل...
Part of the Battle of the Bulge of WWII Battle of Elsenborn RidgePart of the Battle of the BulgeDiscarded artillery shell casings litter a U.S. artillery position on Elsenborn Ridge.Date16–26 December 1944LocationThe Ardennes50°26′47″N 6°15′51″E / 50.44639°N 6.26417°E / 50.44639; 6.26417Result American victoryBelligerents United States GermanyCommanders and leaders Omar N. BradleyWalter E. LauerWalter M. Robertson Sepp DietrichHugo KraasUnits ...
This article includes a list of general references, but it lacks sufficient corresponding inline citations. Please help to improve this article by introducing more precise citations. (September 2019) (Learn how and when to remove this message) Monument in Caracas, Venezuela Monument to the heroes The Paseo Los Próceres (translatable into English as Walkway of the Heroes) is a monument located in the Venezuelan city of Caracas, near Fort Tiuna and the Military Academy of the Bolivarian Army. ...
Rudi AltigRudi Altig nel 2006Nazionalità Germania Altezza180 cm Peso80 kg Ciclismo SpecialitàStrada, pista Termine carriera1971 CarrieraSquadre di club 1960-1961 Rapha1962-1964 Saint-Raphaël1965Margnat1966-1967 Molteni1968-1969 Salvarani1970-1971 G.B.C. Nazionale 1959-1970 Germania Ovestpista1962-1970 Germania Oveststrada Carriera da allenatore 1978 C & A1980 Puch-Campagnolo1981Puch-Wolber Palmarès Mondiali su strada ArgentoLasarte 1965In ...