5 Januari 1919; 105 tahun lalu (1919-01-05), sebagai Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB)[1] 14 Maret 1933; 91 tahun lalu (1933-03-14), sebagai Persib Bandung
Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (atau disingkat Persib) adalah klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di Kota Bandung, Jawa Barat. Klub ini didirikan pada 5 Januari 1919 dengan nama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB).[2] Saat ini Persib bermain di Liga 1 Indonesia, julukan terkenal klub ini Maung Bandung dan Pangeran Biru.
Persib merupakan salah satu klub Perserikatan yang ikut serta dalam membentuk federasi sepak bola Indonesia yaitu PSSI. Klub ini juga termasuk dalam klub dengan keuangan paling stabil di Liga 1 Indonesia dan termasuk daftar klub terkaya di Asia Tenggara.[butuh rujukan] Klub ini juga adalah klub yang belum pernah ter-degradasi di sejarah persepak bolaan Indonesia.
Sejarah
Masa-masa Awal
Sejarah Persib Bandung bermula dari berdirinya Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada 5 Januari 1919 berdasarkan temuan penelitian oleh para sejarawan yang diumumkan pada tahun 2023.[3] Temuan itu berdasar pada artikel koran Kaoem Moeda edisi 7 Januari 1919. BIVB merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu, dan fusi dari 13 klub di Bandung, yaitu KBS, BB (Bintang Bandoeng), STER (Steeds trappen en rennen), Diana (Doe is alles niet achteruit), Zwaluw, BIVC, BVC, KVC, VVC, Visser, NVC, Brom dan Pasar Ketjil.
Pada tanggal 19 April1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang nama lengkap yang sama dengan PSIB, namun dengan penggantian singkatan menjadi Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.[4]
1930-1994 : Era Perserikatan
Diawal keikutsertaanya di kompetisi ini pada tahun 1933, Persib dikalahkan oleh VIJ Jakarta. kemudian baru pada tahun 1937 Persib berhasil meraih juara setelah mengalahkan Persis Solo di pertandingan final di Stadion Sriwedari dengan skor 2-1.[5] Kemudian di tahun-tahun berikutnya Persib gagal mempertahankan gelar dan hanya berhasil menjadi juara 3 pada kompetisi tahun 1939.[butuh rujukan]
Dekade 1940an
Memasuki awal dekade 40-an, situasi politik dalam negeri ketika itu mengganggu jalannya Kompetisi Perserikatan. Saat itu, kompetisi hanya bisa digelar pada tahun 1941, 1942, 1943. Pada tahun 1941 Bandung menjadi tuan rumah kompetisi perserikatan, tetapi Persib tidak mampu mencapai hasil yang maksimal.[butuh rujukan]
Di era pendudukan Jepang, pemerintahan kolonial membredel seluruh perkumpulan sepak bola yang ada di tanah air, termasuk PSSI. Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu, yakni Rengo Tai Iku Kai.
Dekade 1950an
Pada dekade 50-an, prestasi Persib tidak begitu mencuat. Tahun 1950, Persib hanya menjadi runner-up dalam kejuaraan yang bersamaan dengan Kongres PSSI di Semarang. Persib gagal tampil sebagai juara setelah dikalahkan Persebaya di final, padahal skuat Persib saat itu diisi beberapa pemain timnas proyeksi Asian Games 1951 seperti Anas dan Aang Witarsa.[4]
Setelah hanya mampu menempati peringkat ketiga pada tahun 1952 di Surabaya, 1954 di Jakarta dan 1957 di Padang, Persib mulai menggeliat pada tahun 1959. Sayang, Persib gagal menjadi juara ketika pada pertandingan terakhir dikalahkan PSM Makassar 1-2 di Lapangan Ikada, Jakarta.[6]
Pada dekade ini, Persib mengalami periode-periode penting dimana wali kota Bandung saat itu R. Enoch membangun kantor sekretariat untuk Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.[butuh rujukan]
Dekade 1960an
Pada musim kompetisi 1961, Persib berhasil menjuarai Kompetisi Perserikatan setelah memperoleh poin tertinggi di putaran final yang diikuti 7 kontestan.[4][7] Tetapi setelah itu di tahun-tahun berikutnya prestasi Persib kembali melorot dan gagal mempertahankan gelar pada Kompetisi Perserikatan 1964 dan 1965 di Jakarta.[4]
Dekade 1970an
Memasuki dekade 1970-an, tidak ada prestasi yang dicatatkan oleh Persib. Meskipun tidak meraih prestasi di kompetisi mayor, tetapi Persib masih berprestasi di kompetisi atau turnamen-turnamen seperti Surya Cup (Surabaya) 1978, Yusuf Cup (Makasar) dan Tugu Muda (Semarang), diketiga turnamen tersebut Persib mampu tampil sebagai juara.[butuh rujukan]
Dekade 1980an
Artikel atau bagian dari artikel ini menggunakan gaya bahasa naratif yang tidak sesuai dengan Wikipedia sehingga menurunkan kualitas artikel ini. Bantulah Wikipedia memperbaikinya. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Persib kembali ke Divisi Utama pada Kompetisi Perserikatan 1983, Meski pada putaran pertama Wilayah Barat di Stadion Imam Bonjol, Padang, hanya mencatat sekali kemenangan atas PSP Padang 2-1 (sisanya kalah 1-2 dari PSMS serta bermain imbang 2-2 dengan PSMS dan 0-0 dengan Persija), Persib memastikan diri lolos ke babak “4 Besar”, setelah mencetak 3 kemenangan dan sekali imbang di putaran kedua di Stadion Siliwangi.
Pada pertandingan pertama, gol-gol yang disumbangkan Adeng Hudaya (30), Wolter Sulu (52), Encas Tonif (66) dan Bambang Sukowiyono (72) mengantarkan Persib meraih kemenangan 4-0 atas Persiraja. Selanjutnya, PSP dibabat 5-0 lewat hattrick Adjat Sudradjat pada menit 18, 38 dan 55, serta gol tambahan dari Bambang Sukowiyono (8) dan Robby Darwis (68). PSMS yang akhirnya tampil sebagai juara Wilayah Barat juga ditaklukan dengan skor 3-1 melalui gol Bambang Sukowiyono (12-pen.) dan dua gol Adjat Sudradjat pada menit 22 dan 66. Pada partai pamungkas Wilayah Barat, Persib bermain imbang tanpa gol dengan Persija.
Di babak “4 Besar” yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Persib dan PSMS bergabung dengan dua wakil Wilayah Timur, Persebaya Surabaya dan PSM Makassar. Persib akhirnya lolos ke grand final setelah mengalahkan Persebaya 2-1 lewat gol Wawan Karnawan (40) dan Wolter Sulu (60); kembali membekap PSMS 2-1 melalui dua gol yang diborong Adjat Sudradjat dan menghancurkan PSM Makassar 3-0 lewat gol Djafar Sidik (10), Yana Rodiana dan Bambang Sukowiyono (74).
Persib dikenal bersaing ketat dengan PSMS Medan dalam perebutan gelar juara Perserikatan. Pertemuan mereka yang pertama di laga pamungkas Perserikatan terjadi pada musim 1983. Tiada gol tercipta pada 90 menit pertandingan dan tambahan waktu, namun PSMS mampu mengalahkan Persib dengan keunggulan 3-2. Final musim 1985 yang dihelat di Stadion Utama Senayan pada 23 Februari 1985 dikenang sebagai partai yang ditonton 150.000 orang, catatan yang hingga kini belum dapat tersaingi.[8] Persib kembali ditekuk PSMS lewat adu penalti lagi-lagi yang berakhir 3-2 setelah skor 2-2 hingga akhir perpanjangan waktu laga itu.[9]
Persib akhirnya mampu menjadi juara Divisi Utama pada musim 1986 untuk pertama kali sejak musim 1961 saat Adeng Hudaya dan kawan-kawan di final mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 lewat gol tunggal Djadjang Nurdjaman.[10] Ketika itu skuat Persib dihuni pemain hasil binaan Marek Janota seperti Sobur, Boyke Adam, Wawan Hermawan (penjaga gawang), Wawan Karnawan, Ade Mulyono, Suryamin, Ujang Mulyana, Sarjono, Adeng Hudaya, Robby Darwis, Yoce Roni, Kornelis, Ajid Hermawan, Ajat Sudradjat, Yana Rodiana, Sam Triawan, Iwan Sunarya, Dede Rosadi, Djadjang Nurdjaman, Bambang Sukowiyono, Suhendar, Kosasih dan Djafar Sidik. Pemain-pemain itu ditangani pelatih Nandar Iskandar.
Usai kompetisi Perserikatan, Persib juga memenangkan Piala Sultan Hassanal Bolkiah. Di partai final, Persib yang saat itu meminjam libero Herry Kiswanto dari klub Galatama Krama Yudha Tiga Berlian serta Yusuf Bachtiar dari Perkesa 78 Sidoarjo, mengalahkan tim nasional Malaysia. Gol kemenangan Persib dilesakkan Yusuf, yang kemudian menjadi pemain kunci Persib di Liga Indonesia.[11]
Gelar juara bertahan Perserikatan gagal dipertahankan Persib pada musim berikutnya, 1986/1987. Setelah lolos ke babak “6 Besar”, Persib tidak lolos ke grand final karena hanya berada di peringkat ketiga klasemen akhir. Nilai yang dikumpulkan Persib yaitu 6, hasil sekali menang dan 4 kali seri, sebenarnya sama dengan PSIS Semarang.
Namun, karena unggul dalam produktivitas gol, PSIS-lah yang akhirnya tampil di final dan menjadi juara dengan mengalahkan Persebaya 1-0. Dari 5 pertandingan yang dimainkan, Persib hanya mencetak dua gol melalui Adjat Sudradjat ketika bermain imbang 1-1 dengan Persipura dan Adeng Hudaya saat mengalahkan PSIS 1-0.
Persib kalah bersaing di musim 1987/1988 dari Persebaya yang akhirnya tampil sebagai juara dan Persija sebagai runner-up. Pada masa itu pula, Persib menerima kunjungan klub Belanda PSV Eindhoven di tanggal 11 Juni 1987 di Stadion Siliwangi dalam sebuah laga persahabatan. Klub yang nantinya akan menjuarai Piala Champions 1987-88 itu memenangkan laga dengan skor 6-0 dengan gol dari Rene van der Gijp (menit 8), hattrick Eric Viscaal ('15, '40, '51) dan Jurrie Koolhof ('58, '63).[12][13][14] Pada musim 1989/1990, di bawah besutan pelatih Ade Dana dan dua asistennya Dede Rusli dan Indra M. Thohir, Persib kembali menjadi juara setelah pada babak grand final di Stadion Utama Senayan mengalahkan PSM Makassar 2-0 lewat gol bunuh diri Subangkit dan Dede Rosadi.[15]
“Kita bisa menjadi juara di Piala Sultan Hassanal Bolkiah karena Persib memang sedang di puncak prestasi. Dan memenuhi pra syarat sebagai tim juara. Di semua lini permainan tidak ada sama sekali celah yang bisa mengandaskan impian kami dalam mengibarkan sepak bola prestasi. Teknis dan non teknis jempolan. Tidak ada sama sekali ganjalan untuk menjadi the champion. Juara memang tinggal menunggu waktu saja,”
Pada musim 1991/92, Persib lolos dari babak reguler Wilayah Barat ke babak “6 Besar” bersama PSMS dan PSDS Deli Serdang, Persib lolos ke semifinal berkat kemenangan 2-1 atas Persebaya lewat gol Kekey Zakaria menit ke-7 dan Robby Darwis menit 30 dan menjinakkan PSDS 1-0 melalui gol tunggal Dede Rosadi pada menit 62.
Di semifinal, Persib dikalahkan PSM Makassar 1-2. Persib mencetak gol lewat tendangan penalti oleh Robby Darwis di menit 65, dan kebobolan 2 gol oleh PSM melalui Alimudin Usman pada menit 54 lewat tendangan penalti dan Kaharudin menit 79. Pada pertandingan perebutan tempat ketiga pun Persib dikalahkan Persebaya 1-2.[16]
Pada musim 1993/1994, yang merupakan Kompetisi Perserikatan terakhir sebelum dilebur menjadi Liga Indonesia (LI) pada musim 1994/1995, Persib kembali menjuarai Divisi Utama, setelah di final menjungkalkan PSM Makassar 2-0 pada tanggal 17 April 1994.[15]
Dua gol kemenangan Persib pada partai final yang disaksikan lebih dari 100.000 penonton itu dicetak Yudi Guntara menit ke-26 dan Sutiono Lamso menit 71. Pada partai final itu, pelatih Indra M. Thohir yang didampingi Asisten Pelatih Djadjang Nurdjaman dan Emen Suwarman menurunkan formasi terbaiknya yaitu Aris Rinaldi (kiper); Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi (belakang); Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara (gelandang), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (striker).[17]
1994-2007: Bergulirnya Liga Indonesia
PSSI memutuskan untuk mengakhiri dualisme kompetisi yaitu Perserikatan (amatir) dan Galatama (semiprofesional), dengan menggelar Liga Indonesia mulai musim 1994-1995, dan membuka keran bagi pemain asing. Sebanyak 34 tim, terdiri dari 16 eks Galatama dan 18 eks Perserikatan, tampil dalam kompetisi Liga Indonesia (LI).
Ke-34 peserta dibagi ke dalam dua wilayah, Barat dan Timur. Di Wilayah Barat bercokol Arseto Solo, Bandung Raya, BPD Jateng, Mataram Putra, Medan Jaya, Pelita Jaya Jakarta, Persib Bandung, Persija Jakarta, Persijatim Jakarta Timur, Persiku Kudus, Persiraja Banda Aceh, Persita Tangerang, PS Bengkulu, PSDS Deli Serdang, PSMS Medan, Semen Padang, dan Warna Agung. Sedangkan di Wilayah Timur, ada Arema Malang, Assyabaab Salim Grup Surabaya (ASGS), Barito Putra, Gelora Dewata, Mitra Surabaya, Persebaya Surabaya, Persegres Gresik, Persema Malang, Persiba Balikpapan, Persipura Jayapura, Petrokimia Putra Gresik, PSIM Yogyakarta, PSIR Rembang, PSIS Semarang, PSM Makassar, Pupuk Kaltim Bontang, dan Putra Samarinda.
17 tim yang berada di masing-masing wilayah harus bertarung secara reguler dalam 32 pertandingan homeandaway. Empat tim teratas berhak lolos ke babak “8 Besar”, dan dua tim terbawah di masing-masing wilayah degradasi ke Divisi I.
Liga Indonesia/1994-95
Artikel atau bagian dari artikel ini menggunakan gaya bahasa naratif yang tidak sesuai dengan Wikipedia sehingga menurunkan kualitas artikel ini. Bantulah Wikipedia memperbaikinya. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Kendati keberadaan pemain asing sudah diperbolehkan PSSI, namun Persib tetap mengandalkan pemain lokal pada LI I/1994-95. Persib memulai kompetisi dengan hasil buruk. Pada partai pembuka, Persib dikalahkan Pelita Jaya 0-1 melalui gol tunggal pemain asing asal Yugoslavia (sekarang Serbia), Dejan Gluscevic.Di babak reguler, dengan mengalami tiga kekalahan, Persib pun hanya lolos ke babak “8 Besar” sebagai runner-up di bawah Pelita Jaya.
Setelah lolos ke Senayan, Persib memulai pertandingan Grup B, 20 Juli 1995, dengan hasil 0-0 dengan Petrokimia Putra. Dalam pertandingan ini, Petrokimia Putra menurunkan dua pemain asing, Jacksen Tiago (Brasil) dan penjaga gawang asal Trinidad & Tobago, Darryl Sinerine. Sementara pada pertandingan lain, ASGS membekap Medan Jaya 2-1.
Persib baru membuka peluang lolos ke semifinal setelah pada partai kedua, 23 Juli1995, menundukkan Medan Jaya 2-1 dan pada pertandingan lain, Petrokimia Putra kembali bermain imbang 2-2 dengan ASGS. Hasil ini membuat persaingan perebutan dua tiket dari Grup B semakin panas, terutama tiga tim yang masih punya peluang yaitu Persib, ASGS dan Petrokimia Putra.
Pada partai penentuan, 26 Juli1995, Persib menundukkan ASGS dengan skor telak 3-0, sekaligus melaju ke semifinal sebagai juara Grup B. Persib akhirnya didampingi Petrokimia Putra yang menang 3-0 atas Medan Jaya.
Di babak semifinal, 28 Juli1995, Persib bertemu Barito Putra yang menjadi runner-up Grup A. Dalam pertandingan yang berlangsung sengit, Persib menang 1-0 atas Barito Putra lewat Kekey Zakaria. Meskipun sempat ada tuduhan diselamatkan wasit, mereka lolos ke final untuk kembali berhadapan dengan Petrokimia Putra yang menyingkirkan Pupuk Kaltim 1-0 berkat gol tunggal Widodo Cahyono Putro.
Pada final yang berlangsung pada 30 Juli1995 di Stadion Utama Senayan, seperti partai-partai sebelumnya, pelatih Indra M. Thohir memainkan para pemain sebagai berikut; Anwar Sanusi (kiper), Mulyana, Robby Darwis, Yadi Mulyadi (belakang), Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Yudi Guntara, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar (tengah), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (depan). Sutiono menjebol gawang Petrokimia Putra pada menit 76.
Penyerang Petrokimia Jacksen F. Tiago sempat mencetak gol di menit 30, namun dianulir oleh wasit Zulkifli Chaniago.[18] Hingga pertandingan usai, Petrokimia Putra gagal membuat gol balasan di Stadion Utama Senayan sehingga Persib menjuarai Liga Indonesia I.[19] Bagi Sutiono, golnya ke gawang Petrokimia Putra itu adalah yang ke-21 dan jumlah itu hingga saat ini belum terpecahkan oleh striker Persib lainnya.
Berkat keberhasilannya menjadi juara LI, Persib menjadi wakil Indonesia di Piala Champions Asia musim 1995 (kini menjadi Liga Champions Asia). Pada babak pertama, mereka menang atas Bangkok Bank (Thailand) dengan agregat 2-1 dan Pasay City (Filipina) 5-2 di babak kedua kompetisi dan lolos ke babak perempatfinal wilayah Timur yang digelar di Stadion Siliwangi.[20]
“Kalah dan terhenti di babak perempatfinal Wilayah Timur memang sudah diprediksi. Lawan yang kita hadapi, kualitasnya jauh di atas lawan-lawan Persib di babak penyisihan sebelumnya. Tapi, apapun adanya, langkah Persib sudah terekam dalam sejarah perhelatan Piala Champion Asia. Tim amatir tetapi mentalnya sangat profesional, sulit dilahirkan lagi dalam waktu yang relatif pendek,”
— Asep Kustiana, pencetak gol Persib ke gawang Ilhwa Chunma (sekarang Seongnam FC)
Found Alignment, Found Width,
Persib tercatat pernah menghadapi AC Milan dalam laga persahabatan tanggal 4 Juni 1994 di Stadion Utama Senayan. AC Milan kala itu dipimpin pelatih legendaris Italia Fabio Capello, namun tidak diperkuat banyak pemain intinya karena akan bermain di Piala Dunia di Amerika Serikat.[22] Tim asal Italia tersebut menghajar Persib 0-8 lewat gol Dejan Savićević ('17, '18), Gianlugi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27, '48, '58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).[23][24]
Liga Super Indonesia (2008-2015)
Artikel atau bagian dari artikel ini menggunakan gaya bahasa naratif yang tidak sesuai dengan Wikipedia sehingga menurunkan kualitas artikel ini. Bantulah Wikipedia memperbaikinya. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Liga Indonesia mengalami perubahan setelah dibentuknya Liga Super Indonesia (LSI) sebagai liga divisi teratas menggantikan Divisi Utama yang menjadi liga tingkat kedua. Musim 2008–2009 menjadi yang pertama dalam tajuk LSI. Klub tidak lagi diperbolehkan menerima bantuan dana dari pemerintah daerah, dan didirikanlah PT. Persib Bandung Bermartabat sebagai perusahaan yang menaungi Persib.[10]Jaya Hartono membawa dua anak asuhnya di Deltras FC, Hariono dan Waluyo ke dalam tim. Dua pemain muda, Irwan Wijasmara dan Wildansyah, bergabung dari tim Diklat Persib. Persib mampu berada di peringkat 3 klasemen akhir dengan raihan 66 poin, hasil dari 20 menang, 6 seri dan 8 kalah.
Pada musim reguler, Persib berada dibawah juara grup A Arema dengan 41 poin, berbanding dengan 44 poin yang diraih Arema. Persib kemudian memasuki Babak 8 Besar, tergolong ke dalam grup B bersama PBR, Mitra Kukar dan Persebaya. Dengan raihan 4 kemenangan, dan masing masing 1 seri dan kekalahan, Persib melaju ke semi-final untuk menghadapi Arema. Laga yang berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya mampu dimenangkan Persib dengan skor 3-1 setelah perpanjangan waktu, lewat gol Vujovic di menit 84, Atep di menit 91, dan Konate di menit 114 yang hanya dibalas Alberto Gonçalves Da Costa di menit 46.[26]
Persipura adalah lawan Persib di laga final yang juga dilakoni di Gelora Sriwijaya pada 7 November 2014. Ian Kabes membuka skor dengan golnya di menit 5, namun Imanuel Wanggai mencatat gol bunuh diri di menit 45+1. Persib berbalik unggul lewat M. Ridwan di menit 52, sebelum akhirnya kembali imbang oleh Boaz Solossa di menit 79. Adu penalti dimainkan setelah di babak perpanjangan waktu skor tetap 2-2. Boaz, Yohanes Pahabol, dan Robertino Pugliara dari Persipura serta Konate, Ferdinand Sinaga, Tony Sucipto dan Supardi Nasir berhasil mencetak gol di babak penalti. Penendang Persipura selanjutnya Nelson Alom tak berhasil, dan Ahmad Jufrianto mampu menaklukkan Yoo Jae-hoon, sehingga memastikan Persib meraih gelar juara dengan skor 2-2 (3-5) di laga final.[27] Striker Persib Ferdinand Sinaga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik LSI 2014.[28]
Keberhasilan Persib menjuarai LSI 2014 disambut sangat meriah oleh Bobotoh yang turun ke jalanan kota Bandung. Ribuan orang termasuk Bobotoh dan warga biasa mendatangi selebrasi kemenangan yang berlangsung di Lapangan Gasibu, dengan para pemain Persib, pelatih, dan staf menaiki bus Bandros yang dikawal ketat oleh polisi.[29]
Liga 1 (2017-sekarang)
Musim pertama Persib pada era Liga 1 dikejutkan dengan kedatangan mantan pemain timnas Ghana yang pernah menjadi bintang bersama Chelsea, Real Madrid dan AC Milan, Michael Essien yang didatangkan dari klub top Yunani Panathinaikos FC sebagai marquee player.[30][31]Carlton Cole yang pernah bermain untuk West Ham juga berseragam Persib, bersama Shohei Matsunaga yang kembali direkrut setelah bermain di Persib pada rentang tahun 2011-2012. Cole dilepas di pertengahan musim setelah gagal menyarangkan satupun gol ke gawang lawan,[32] dan pemain timnas Chad Ezechiel N'Douassel direkrut dari klub Israel Hapoel Tel Aviv pada 7 Agustus 2017.[33] Karena hasil yang tidak memuaskan, Djajang Nurjaman mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih pada 16 Juli 2017 dan Herrie Setyawan menjadi pelatih sementara atau caretaker[34]. Persib terlempar dari papan atas klasemen ke papan tengah sejak pekan ke-11 dan tak beranjak hingga akhirnya harus puas menyudahi musim di peringkat 13, yang terburuk sejak musim 2006.
Pada musim 2018, terjadi perubahan skuad yang cukup signifikan. Essien dilepas, Vujovic pindah ke Bhayangkara FC, Matsunaga ke Persela, sementara itu Ardi Idrus, Ghozali Siregar, Jonathan Bauman, Bojan Mališić, dan Oh In-Kyun masuk menggantikan. Selain itu, Eka Ramdani dan Airlangga Sutjipto kembali didatangkan. Pelatih Mario Gomez asal Argentina ditunjuk untuk menangani tim di musim ini.[35] Laga Derbi Indonesia di paruh musim kedua ternodai dengan meninggalnya Haringga Sirla, seorang suporter yang dianiaya oknum suporter lain sebelum laga dimulai.[36] Akibat tragedi itu, Persib dihukum tak boleh bermarkas di wilayah Jawa Barat termasuk di Stadion GBLA maupun Jalak Harupat, sehingga harus memainkan laga kandang di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Persib sempat menghuni posisi 2 klasemen menuju akhir kompetisi, namun kekalahan-kekalahan dialami dan penurunan performa ini membuat Persib hanya bisa berada di peringkat 4 klasemen akhir. Ardi Idrus terpilih masuk Tim Terbaik Liga 1 2018.[37] Eka Ramdani memutuskan pensiun di akhir musim.[38]
Pada musim 2020 Persib merekrut beberapa pemain, yaitu Geoffrey Castillion, Wander Luiz, dan Ezra Walian serta sempat memuncaki klasemen dengan tiga kemenangan beruntun, namun akhirnya kompetisi dihentikan setelah ditunda berkali-kali akibat terjadinya pandemi Covid-19. Kompetisi lalu dilanjutkan pada tahun 2021 dengan memulai musim baru pada bulan Agustus.[49] Persib berlaga di Piala Menpora 2021, dengan hasil akhir kalah 1-2 dari Persija pada babak final.[50]
Beberapa pemain yang baru bergabung seperti Ferdinand Sinaga dan Farshad Noor dilepas sebelum liga benar-benar dimulai.[51] Castilion dan Luiz juga dirilis pada pertengahan musim. Mohammed Rashid, Bruno Cantanhede, Marc Klok, David da Silva dan beberapa pemain akademi klub masuk ke dalam skuat.[52][53] Di klasemen akhir Liga 1 2021–2022, Persib finis di posisi 2 dan lolos ke babak kualifikasi Piala AFC 2023/24.[54] Persib sempat mendapat gugatan pengaturan skor saat seri melawan Barito di laga terakhir yang membuat Barito selamat dari zona degradasi dengan unggul rekor pertemuan atas Persipura. Di laga itu, performa David da Silva dikritik habis-habisan terlebih saat menyia-nyiakan peluang, sehingga memunculkan tudingan pengaturan skor.[55] Namun, gugatan itu dibatalkan karena tidak adanya bukti yang mengarah kepada tindakan tersebut.[56]
Sebelum musim 2022/23 dimulai, insiden di stadion GBLA terjadi pada tanggal 17 Juni 2022 dalam laga Piala Presiden melawan Persebaya yang menewaskan dua orang.[57] Dua pemain timnas Indonesia Ricky Kambuaya dan Rachmat Irianto pindah dari Persebaya ke Persib.[58] Sebanyak sebelas pemain dari musim sebelumnya dirilis tim, termasuk penggawa inti seperti Esteban Vizcarra, Rashid, Cantanhede, Ardi Idrus, dan kapten tim Supardi.[59] Persib tidak mengawali kompetisi liga dengan baik karena gagal menang di tiga laga pertama, mengakibatkan pelatih Robert Alberts mundur. Asisten Alberts, Budiman Yunus, menjadi pelatih sementara hingga Luis Milla, mantan pelatih timnas Indonesia dari Spanyol, secara resmi diperkenalkan sebagai pelatih baru.[60]
Pada musim 2023/24, Luis Milla mengundurkan diri pada Juli 2023 dikarenakan alasan pribadi.[61] Ia digantikan oleh pelatih fisik Yaya Sunarya sebagai pelatih sementara (caretaker) hingga datangnya Bojan Hodak.[62] Persib meraih catatan 14 pertandingan tak terkalahkan sebelum akhirnya dikalahkan Persik Kediri 0-2 di kandang pada 10 Desember.[63]
Persib lolos ke seri Championship dengan menempati peringkat 2 klasemen musim reguler, menang 2-0 atas Borneo FC pada laga terakhir.[64] Pada semifinal melawan Bali United, Persib bermain 1-1 di leg pertama sebagai tim tamu dengan gol dari David da Silva yang menyamai skor setelah Jefferson Assis terlebih dulu membobol gawang Persib.[65] Leg kedua semifinal dimenangkan Persib dengan skor 3-0 lewat Ciro (menit ke-31), Febri Haryadi (menit ke-39) dan Edo Febriansah (menit ke-70), sehingga mereka lolos ke final dengan agregat 4-1.[66]
Persib menghadapi Madura United dalam dua leg laga final. Leg pertama berakhir 3-0 di kandang Persib lewat gol Ciro (menit ke-70) dan David da Silva (menit ke 90+4 dan 90+12).[67] Kemudian, kemenangan diraih pada leg kedua di kandang Madura United dengan skor 1-3, yang memastikan gelar juara bagi Persib dengan agregat di babak final 6-1. Para pencetak gol bagi Persib adalah David da Silva (menit ke-60), Marc Klok (menit ke 86) dan Beckham Putra (menit ke-90+2).[68] Ini adalah gelar juara ketiga bagi Persib pada kompetisi liga divisi tertinggi di Indonesia sejak 1994-95. Bojan Hodak meraih penghargaan Pelatih Terbaik Liga 1 musim 2023-24 dan David da Silva sebagai Pencetak Gol Terbanyak dengan koleksi 30 gol.[69] Bojan juga menjadi pelatih asing pertama dalam sejarah Persib yang membawa tim menjadi juara liga.
Logo dan seragam
Warna resmi seragam klub adalah biru dan putih yang merupakan warna digunakan oleh Kerajaan Siliwangi.
Logo klub tampak serupa dengan lambang kota Bandung. Logo tersebut dipakai dikarenakan pada masa-masa awal Perserikatan, Persib dinilai mewakili orang Sunda. Saat ini, tiga bintang ditambahkan di atas logo klub sebagai tanda telah memenangkan dua kali liga pada tahun musim 1994–95, 2014 dan 2023–24. Pada ubahan terakhir, logo kini memiliki bentuk perisai yang lebih membulat dan pergantian aksara (font) "PERSIB" di tengahnya.[70] Klub sempat mengubah warna seragam menjadi biru muda dan logo dengan gambar harimau serta tulisan "PERSIB" dan "MAUNG BANDUNG" di masing-masing atas dan bawah logo pada musim 2003, namun hanya bertahan semusim lewat instruksi pergantian kembali oleh wali kota Bandung saat itu H. AA Tarmana.[71]
Menurut statuta PSSI, logo Persib sekarang dilindungi dan tidak dibenarkan untuk diganti dan diubah sebagai penghargaan akan andil klub dalam pendirian PSSI pada tahun 1930. Peraturan ini juga meliputi larangan pergantian nama, domisili, dan warisan sejarah klub.[72]
Stadion dan fasilitas latihan
Persib sempat menggunakan lapangan-lapangan di kota Bandung seperti di Ciroyom dan Tegallega untuk bermain pada era awal berdirinya. Stadion Sidolig (yang kini bernama Stadion Persib) mulai digunakan setelah terjadi merger klub-klub lokal Hindia Belanda seperti UNI, Sidolig, dan federasi sepak bola Bandung Voetbal Bond Bandoeng en Omstreken (VBBO). Setelah itu, Persib bermarkas di Stadion Siliwangi hingga dekade 2000an.
Pada Liga Super Indonesia 2008, Persib terpaksa harus meninggalkan Stadion Siliwangi setelah terjadi kerusuhan ketika menjamu Persija Jakarta pada pekan kedua. Ditambah situasi politik yang sedang memanas akibat berlangsungnya Pemilu 2009, KepolisianKota Bandung tidak lagi mengeluarkan surat izin menyelenggarakan pertandingan di Stadion Siliwangi bagi Persib. Sebagai alternatif, dipilihlah Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, sebagai "home-base" hingga akhir musim kompetisi.
Untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jalan Ahmad Yani. Di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.
Selain Stadion Persib, Persib pun memakai Sport Jabar Arcamanik. Tim Persib sendiri mengaku cocok berlatih di stadion tersebut, karena selain memiliki lapangan yang cukup baik termasuk kondisi rumputnya. Selain itu tempat tersebut lokasinya dekat dengan mess Persib di Stadion Sidolig. Terkadang jika dibutuhkan, lapangan di jalan Lodaya pun jadi tempat berlatih.[73]
Pada Juni 2016 hingga September 2018 Persib menggunakan Stadion GBLA untuk memainkan laga kandangnya. Untuk Liga 1 2019 Stadion GBLA tak dapat digunakan akibat kondisinya yang memburuk,[74] sehingga Persib bermarkas kembali di Stadion Si Jalak Harupat.
Bersama pemerintah kota Bandung, Persib mencapai kesepakatan atas penggunaan stadion GBLA yang direncanakan berlangsung selama 30 tahun pada tahun 2022.[75]
Penetapan hari jadi
PERSIB secara resmi mengumumkan perubahan hari jadi dari 14 Maret 1933 ke 5 Januari 1919. Pengumuman tersebut dilakukan langsung oleh CEO PT PERSIB Bandung Bermartabat, Glenn T. Sugita sesaat setelah menerima hasil riset dari Tim Peneliti Hari Jadi PERSIB yang diketuai Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (FIB Unpad), Prof. Kunto Sofianto, Ph.D di Graha PERSIB, Minggu, 17 Desember 2023.
Prof. Kunto menjelaskan, penetapan tanggal 5 Januari 1919 sebagai hari jadi PERSIB dilakukan setelah tim peneliti yang beranggotakan Dr. Miftahul Falah M.Hum, Budi Gustaman Sunarya, M.A, Iqbal Reza Satria, S.H., M.I.P. dan Muhammad Ridha Taufiq Rahman, S.IP., MA, bekerja cukup lama melakukan riset sejarah dengan merujuk pada sumber primer dan sumber sezaman.
"Riset hari jadi ini dilakukan untuk menjawab keresahan dan bahkan keraguan yang muncul dalam satu dekade terakhir, terutama dari pegiat literasi, jurnalis dan Bobotoh PERSIB karena tidak adanya bukti otentik dasar penetapan hari jadi PERSIB pada tanggal 14 Maret 1933," jelas Prof. Kunto.
Selain itu, narasi yang menyebutkan bahwa PERSIB (Bandoengsch Inlansch Voetbal Bond/BIVB) merupakan salah satu dari tujuh perserikatan (bond) pendiri PSSI pada 19 April 1930 menjadi alasan lain timnya melakukan kajian ilmiah dan riset hari jadi ini. Logikanya, tegas Prof. Kunto, sebagai salah satu pendiri PSSI, PERSIB harus lahir terlebih dulu dari yang dilahirkannya.
“Dalam perspektif historis, tanggal 14 Maret 1933 yang selama ini diyakini sebagai hari jadi PERSIB, tidak berdasarkan fakta sejarah (ahistoris) apabila dikaitkan dengan peran BIVB dalam proses pendirian PSSI pada tanggal 19 April 1930," jelasnya.
Prof. Kunto juga menjelaskan, di antara lima titimangsa yang ditemukan oleh tim peneliti, tanggal 5 Januari 1919 merupakan hasil interpretasi yang paling logis karena didukung oleh fakta sejarah yang kuat (primer). Di luar tanggal tersebut empat titimangsa lainnya adalah 11 Juli 1914, 19 Mei 1923, 22 Oktober 1928 dan 18 Maret 1934.
"Setelah melewati langkah-langkah ilmiah yang lumayan panjang, termasuk uji publik melalui Focus Group Discussion (FGD) secara terbuka, kami berkeyakinan untuk menyimpulkan bahwa tanggal 5 Januari 1919 bisa dijadikan sebagai hari jadi PERSIB," kata Prof. Kunto.
Dasar penetapan 5 Januari 1919 sebagai hari jadi PERSIB adalah adanya momen kesepakatan dalam vergadering (rapat) 13 klub pribumi seperti KBS, BB (Bintang Bandoeng), STER (Steeds trappen en rennen), Diana (Doe is alles niet achteruit), Zwaluw, BIVC, BVC, KVC, VVC, Visser, NVC, Brom dan Pasar Ketjil untuk mendirikan sebuah bond atau perserikatan bernama Bandoengsch Inlansch Voetbal Bond (BIVB). Fakta tersebut ditemukan dalam pemberitaan surat kabar Kaoem Moeda edisi 7 Januari 1919.
Dijelaskan Prof Kunto, ke-13 klub pribumi tersebut memutuskan membentuk bond tersendiri sebagai bentuk “perlawanan” terhadap diskriminasi yang dilakukan bond Hindia Belanda, Bandoengsch Voetbal Bond (BVB) terhadap sepak bola bumiputera. seusai deklarasi pendirian, dibentuklah susunan kepengurusan di bawah kepemimpinan Soetan Baginda M. Djamil sebagai presiden bond dan Soegeng sebagai wakilnya.
CEO PT PERSIB Bandung Bermartabat, Glenn T. Sugita menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Tim Peneliti Hari Jadi PERSIB atas kerja kerasnya melakukan riset untuk menjawab kegelisahan dan keraguan publik terkait hari jadi PERSIB. "Setelah hasil riset ini ditetapkan, mulai tahun depan, PERSIB akan memperingati hari jadinya setiap tanggal 5 Januari," kata Glenn.
Lebih lanjut Glenn mengatakan, manajemen dan stakeholders akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait perubahan hari jadi ini. "Maklum, kita sudah bertahun-tahun merayakan hari jadi setiap tanggal 14 Maret. Kita berharap, penetapan hari jadi yang baru ini bisa menghadirkan berkah dan PERSIB semakin berjaya di kemudian hari," kata Glenn.***[2]
Per pertandingan yang dimainkan pada 23 November 2024. Sumber: Liga 1 2024–25 Kriteria penentuan peringkat: 1) Poin; 2) Poin head-to-head; 3) Selisih gol head-to-head; 4) Gol yang dicetak head-to-head; 5) Selisih gol; 6) Gol yang dicetak; 7) Poin fair-play; 8) Undian.
Persib Bandung merupakan klub terkaya di Asia Tenggara pada tahun 2015 dengan total kekayaan sebesar Rp.11,2 triliun menurut situs Goal.com.[87]
Keberhasilan Persib menjadi salah satu klub dengan finansial terkuat tentu bukan tanpa makna. Direktur Pemasaran Persib Bandung, M. Farhan mengatakan, kesuksesan klub tak lepas dari kinerja tim pemasaran.[88]
Persib sebelumnya dimiliki oleh Pemkot dan anggarannya dialokasikan dari APBD. Sesuai aturan Permendagri No. 13/2006 yang direvisi menjadi Permendagri No. 59/2007, klub profesional tidak diperbolehkan lagi menggunakan anggaran pemerintah. Kondisi itu membuat 36 Football Union, pemangku kepentingan Persib, sepakat memberikan amanah kepada mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada untuk menyelamatkan Persib agar tetap bisa mengikuti kompetisi. PT. Persib Bandung Bermartabat (PT.PBB) kemudian didirikan pada tanggal 20 Agustus 2009 sebagai dasar hukum klub.[89]
Persib Bandung memiliki penggemar fanatik yang menyebar di seantero provinsi Jawa Barat dan Banten, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, mengingat catatan historis sebagai tim kebanggaan dari ibu kota provinsi Jawa Barat. Fans Persib Bandung tersebar di berbagai wilayah khususnya Jawa Barat seperti Bandung, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang, Depok, Bekasi, Subang bahkan hingga di luar Jawa Barat seperti Surabaya, Mojokerto, Blitar, Jombang, Bojonegoro, Madura, Jember, dan wilayah lainnya di Nusantara dan sekaligus yang memiliki jumlah fans terbanyak di Indonesia mengalahkan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya. Penggemar Persib menamakan diri sebagai Bobotoh. Pada era Liga Indonesia, Bobotoh kemudian mengorganisasikan diri dalam beberapa kelompok pecinta Persib seperti Viking Persib Club, Bomber (Bobotoh Maung Bersatu), Flowers City Casuals, Ultras Persib, dan lainnya.
Redouane Barkaoui, mantan striker Persib asal Maroko memuji dukungan yang diberikan dalam laga Persib “Atmosfer sepak bola di Bandung benar-benar jempolan. Saya begitu kagum melihat dukungan penonton yang hebat dan luar biasa. Tidak hanya di partai sesungguhnya di ajang kompetisi, di partai uji coba pun penonton melimpah dan membludak hingga pinggir lapangan. Hebat.”
Striker asal Kamerun yang pernah berseragam Persib pada tahun 2007 dan kemudian menembus Liga 1 Prancis Christian Bekamengapun ikut bersuara: “Atmosfer sepak bola di Bandung memang tiada duanya. Hasrat bobotoh mendukung timnya patut diapresiasi dengan prestasi membanggakan. Dukungan bobotoh yang tidak pernah surut adalah motivator utama saya dalam mengibarkan sepak bola prestasi bersama Persib.”
Suporter Persib memiliki hubungan yang sangat kelam dengan kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania. Sudah banyak peristiwa maupun insiden-insiden yang terjadi akibat permusuhan abadi dua suporter garis keras ini. Bahkan pihak kepolisian maupun PSSI dan PT Liga Indonesia pun sudah berulangkali meminta Viking dan The Jak untuk berdamai. Setelah kematian suporter Rangga tanggal 29 Mei 2012[99] dalam laga El Clasico melawan Persija, perdamaian antar kedua kelompok suporter sempat dicanangkan. Akan tetapi permusuhan kembali terjadi hingga akhirnya seorang suporter tewas teraniaya kembali sebelum laga pada tahun 2018. Pada laga melawan Persija tanggal 10 Juli 2019, tidak ada kerusuhan yang terjadi dan kapten Supardi menilai situasinya aman.[100]
Rivalitas
Persib Bandung memiliki persaingan lama di era Perserikatan dengan Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan PSMS Medan yang sekarang disebut sebagai El Classico.[101] Rivalitas dengan PSMS mencapai puncaknya ketika era 1980an saat Persib dua kali dikalahkan pada final musim 1983 dan 1985. Suporter Persib dan Persebaya kini sudah mempunyai tali persahabatan yang kuat.[102] Persib juga mempunyai rivalitas dengan klub Persija Jakarta yang disebut dengan Derbi Indonesia (juga disebut El Clássico), persaingan ini memanas di tahun 2000an setelah Liga 1 profesional dibentuk dan menjadi pertandingan terbesar di Indonesia.[103]
Klub afiliasi
Pada tahun 2019, Persib resmi mengakuisi Blitar United yang berada di Liga 2 dan menjadikannya sebagai klub satelit.[104] Manajemen mengubah nama klub menjadi Bandung United dan memindahkan markas klub dari Blitar ke Bandung. Bandung United memainkan laga kandangnya di stadion Arcamanik dan Stadion Siliwangi.[105]
Melalui PT. PBB, Persib berhubungan dengan Prawira Bandung setelah klub bola basket tersebut diambil alih pada tahun 2018.[106]
^"Mario Gomez Pelatih PERSIB". persib.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Februari 2018. Diakses tanggal 28 November 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
2002 weird fantasy novel by China Miéville For other uses, see Scar (disambiguation). The Scar First edition hardcoverAuthorChina MiévilleCover artistEdward MillerCountryUnited KingdomLanguageEnglishSeriesBas-Lag novelsGenreWeird fantasy, New WeirdPublisherMacmillan PublishersPublication dateJune 2002Media typePrint (hardback & paperback)Pages717AwardLocus Award for Best Fantasy Novel (2003)ISBN0-333-78174-0OCLC49692277Dewey Decimal823/.914 21LC ClassPR6063.I265 S28 2002P...
Artikel ini bukan mengenai aktris film bisu Louise Lorraine. Lillian LorraineLillian di Munsey's Magazine, 1920LahirEalallean De Jacques(1892-01-01)1 Januari 1892San Francisco, California, A.S.Meninggal17 April 1955(1955-04-17) (umur 63)New York City, A.S.MakamSaint Raymond's Cemetery, BronxKebangsaanAmerikaNama lainMary Ann BrennanLillian O'BrienPekerjaanAmerikaTahun aktif1906–1922Suami/istriFrederick M. Gresheimer (m. 1913; annulled ...
Ghanaian politician Hon.Kofi Ahenkorah MarfoMember of Parliamentfor Achiase ConstituencyIncumbentAssumed office 7 January 2021 Personal detailsBornKofi Ahenkorah Marfo (1968-04-26) 26 April 1968 (age 55)Akim Bieni, GhanaPolitical partyNew Patriotic PartyOccupationPoliticianProfessionManaging DirectorCommitteesPrivileges Committee; Roads and Transport Committee Kofi Ahenkorah Marfo is a Ghanaian politician and member of the Eighth Parliament of the Fourth Republic of Ghana representin...
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia.Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus.Artikel ini sebagian besar atau seluruhnya berasal dari satu sumber. Diskusi terkait dapat dibaca pada the halaman pembicaraan. Tolong bantu untuk memperbaiki artikel ini dengan menambahkan rujukan ke sumber lain yang tepercaya. Ignatius His Conclave adalah karya tahun 1611 oleh penyair metafisika abad 16/17 John Donne....
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. Mohon tingkatkan kualitas artikel ini dengan memasukkan rujukan yang lebih mendetail bila perlu. (Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) Institut Desain dan Bisnis BaliIDB BaliMotoEmpowering People to be Creative (Bahasa Inggris)JenisPerguruan tinggi swastaDidirikan12 Februari 2013RektorDr. Ni Kadek Suryani, S.E...
This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Leek Wootton – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2008) (Learn how and when to remove this template message) Human settlement in EnglandLeek WoottonLeek Wootton from the main roadLeek WoottonLocation within WarwickshireCivil parishLeek Wootton a...
Component of the US Army and military of the U.S. state of North Carolina North Carolina Army National GuardArmy National Guard Element, Joint Force Headquarters North Carolina Shoulder Sleeve InsigniaActive1663–presentCountry United StatesAllegiance North CarolinaBranch ArmyType Army National GuardRoleOrganized militiaArmed forces reservePart of North Carolina National GuardHeadquartersRaleigh, North CarolinaCommandersCommander in ChiefGovernor Roy CooperAdjutant Genera...
آنا ماريا بيريز دي تاغلي (بالإنجليزية: Anna Maria Francesca Enriquez Perez de Tagle) بيريز دي تاغلي في عام 2008. معلومات شخصية اسم الولادة (بالإنجليزية: Anna Maria Francesca Enriquez Perez de Tagle) الميلاد 23 ديسمبر 1990 (العمر 33 سنة)[1]سان فرانسيسكو، كاليفورنيا, الولايات المتحدة.[1] مواطنة الولايات ال�...
2007 single by T2 HeartbrokenSingle by T2 featuring Jodie AyshaReleased12 November 2007GenreBasslineLength4:48 (original mix)3:01 (radio edit)6:37 (extended mix)LabelAll Around the WorldSongwriter(s)Jodie AyshaProducer(s)T2T2 singles chronology Heartbroken (2007) Gonna Be Mine (2008) Alternative cover Heartbroken is the debut single by British record producer T2. It was written by British singer Jodie Aysha, who also provides the vocals. The song spent three weeks at number two on the UK ...
A competitor in the 2004 Horse Trials shows good form over the first fence on the cross-country course. The Defender Burghley Horse Trials is an annual three-day event held at Burghley House near Stamford, Lincolnshire, England, currently in early September. Defender Burghley Horse Trials is classified by the FEI as one of the seven leading three-day events in the world (the others being the Badminton Horse Trials, the Kentucky Three-Day Event, the Australian International Three Day Event, t...
ExxonMobil NigeriaCompany typeSubsidiaryIndustryPetroleumFounded1955; 69 years ago (1955)HeadquartersVictoria Island, Lagos, NigeriaArea servedNigeriaKey peopleShane Harris (MD)ProductsCrude OilNatural GasParentExxonMobil ExxonMobil has offshore oil production in Nigeria, and is the country's second largest crude oil producer.[1] Mobil Producing Nigeria (MPN) began shallow water operations in 1955, and owns over 90 platforms and 300 producing wells covering 3,200 squ...
Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Tanah BumbuDewan Perwakilan RakyatKabupaten Tanah Bumbu2019-2024JenisJenisUnikameral Jangka waktu5 tahunSejarahSesi baru dimulai26 Agustus 2019PimpinanKetuaAndrean Atma Maulani, S.H. (PDI-P) sejak 15 Mei 2023 Wakil Ketua ISaid Ismail Kholil Alaydrus (Gerindra) sejak 28 Januari 2021 Wakil Ketua IIAgoes Rakhmadi, S.A.P. (Golkar) sejak 18 September 2019 KomposisiAnggota35Partai & kursi PDI-P (13) NasDem (1) ...
Sistemas de governo Formas de governo republicanas: Repúblicas presidenciais com um presidencialismo total Repúblicas presidenciais semipresidencialistas Repúblicas parlamentaristas com uma presidência executiva dependente da legislatura Repúblicas parlamentaristas com um(a) presidente cerimonial/não executivo(a), em que um(a) chefe de governo separado(a) lidera o executivo Formas de governo monárquicas: Monarquias constituci...
American soccer player (born 2001) For the Australian musician, see Duncan McGuire (musician). Duncan McGuire McGuire in 2024Personal informationFull name Duncan MacAllister McGuire[1]Date of birth (2001-02-05) February 5, 2001 (age 23)[2]Place of birth Omaha, Nebraska, United StatesHeight 6 ft 1 in (1.85 m)Position(s) ForwardTeam informationCurrent team Orlando CityNumber 13Youth career2014–2018 Sporting Omaha FCCollege careerYears Team Apps (Gls)2019–...
This is a list of accidents and incidents involving military aircraft grouped by the year in which the accident or incident occurred. Not all of the aircraft were in operation at the time. Combat losses are not included except for a very few cases denoted by singular circumstances. This transport-related list is incomplete; you can help by adding missing items. (August 2008) Aircraft terminology Information on aircraft gives the type, and if available, the serial number of the operator in it...
Esoteric farming from Rudolf Steiner's ideas Part of a series onAnthroposophy General Anthroposophy Rudolf Steiner Ita Wegman Anthroposophical Society Goetheanum Anthroposophically inspired work Waldorf education Biodynamic agriculture Anthroposophic medicine Camphill Movement Eurythmy The Christian Community Philosophy Social threefolding vte Biodynamic agriculture is a form of alternative agriculture based on pseudo-scientific and esoteric concepts initially developed in 1924 by Rudolf Stei...
Annual music festival in Brighton and Hove, England This article is about the UK music festival. For the Australian music festival, see The Great Escape (festival). The Great EscapeGenreRock, alternative rock, indie rock, punk rock, hard rock, dance, techno, electronic, acoustic, hip hopLocation(s)Brighton and Hove, EnglandYears active18 yearsMost recent2023Next event15–18 May 2024Websitegreatescapefestival.com The Great Escape Festival is a four-day music festival held in Brighton and Hove...