Perjanjian Utang London

Perjanjan Utang London (bahasa Jerman: Londoner Schuldenabkommen) adalah perjanjian penghapusan utang antara Republik Jerman Barat dan negara-negara krediturnya. Perjanjian ini disepakati di London setelah mereka berunding sejak 27 Februari sampai 8 Agustus 1953.

Perjanjian Utang London mencakup berbagai jenis utang Jerman sebelum dan setelah Perang Dunia Kedua. Sebagian utang digunakan untuk mendanai sistem reparasi perang, sedangkan sebagian lainnya berupa pinjaman jangka panjang, biasanya dari investor A.S. untuk perusahaan dan pemerintah Jerman.[1]

Selain Jerman Barat, pihak yang terlibat perjanjian ini adalah Belgia, Kanada, Denmark, Prancis, Britania Raya, Yunani, Iran, Irlandia, Italia, Liechtenstein, Luksemburg, Norwegia, Paksitan, Spanyol, Swedia, Swiss, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Yugoslavia, dan lain-lain. Negara-negara Blok Timur tidak dilibatkan. Perundingan berlangsung pada tanggal 27 Februari sampai 8 Agustus 1953.[1]

Total utang yang dirundingkan bernilai 16 miliar mark akibat Perjanjian Versailles setelah Perang Dunia I yang belum dilunasi pada tahun 1930-an; Jerman memutuskan untuk melunasinya untuk mengembalikan reputasinya. Utang tersebut dipegang oleh pemerintah dan bank-bank swasta Amerika Serikat, Prancis, dan Britania Raya. 16 miliar mark lainnya merupakan pinjaman pascaperang dari Amerika Serikat. Sesuai Perjanjian Utang London 1953, jumlah utang yang harus dilunasi dikurangi sebesar 50% sampai 15 miliar mark dengan masa pelunasan selama 30 tahun. Jumlah ini tidak ada apa-apaya jika dibandingkan dengan ekonomi Jerman yang tumbuh pesat.[2]

Poin terpenting dalam perjanjian ini adalah pelunasan baru jatuh tempo apabila Jerman mengalami surplus perdagangan, dan pelunasan dibatasi hingga 3% pendapatan ekspor. Poin ini memberi insentif yang besar bagi kreditur Jerman untuk mengimpor barang-barang Jerman dan membantu proses rekonstruksi nasional.[3]

Perjanjian ini mendorong pertumbuhan ekonomi Jerman pascaperang dan kebangkitan Jerman sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia. Perjanjian ini memungkinkan Jerman bergabung dengan lembaga-lembaga ekonomi internasional seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, dan Organisasi Perdagangan Dunia.

Poin lainnya dalam perjanjian tersebut adalah semua utang tersebut akan dilunasi sesudah penyatuan kembali Jerman. Selama beberapa dasawarsa, poin perjanjian ini seolah tidak kunjung dilaksanakan, namun pada tahun 1990, kupon senilai 239,4 juta mark Jerman dilunaskan. Pada tanggal 3 Oktober 2010, Jerman melunasi utang terakhirnya senilai 69,9 juta euro.[4] Pelunasan tersebut dinyatakan sebagai pelunasan terakhir untuk seluruh utang Jerman yang muncul akibat dua perang dunia.

Lihat pula

Daftar pustaka

  • Osmańczyk, Edmund Jan; Anthony Mango (2003). Encyclopedia of the United Nations and International Agreements: G to M (edisi ke-2003). Taylor & Francis. ISBN 978-0-415-93922-5. 
  • Timothy W. Guinnane, "Financial Vergangenheitsbewältigung: The 1953 London Debt Agreement" (Economic Growth Center, Yale University, 2004) online
  • Ursula Rombeck-Jaschinski: Das Londoner Schuldenabkommen: die Regelung der deutschen Auslandsschulden nach dem Zweiten Weltkrieg. (German with English abstract). Oldenbourg, 2005, ISBN 9783486575804.[5] Originally presented as the author's habilitation (Düsseldorf) under the title: Der Weg zum Londoner Schuldenabkommen. Die Regelung der deutschen Auslandsschulden nach dem Zweiten Weltkrieg.

Catatan kaki

  1. ^ a b Osmańczyk 2003, hlm. 797
  2. ^ Timothy W. Guinnane, "Financial Vergangenheitsbewältigung: The 1953 London Debt Agreement" (Economic Growth Center, Yale University, 2004) pp 17. 20, 21, 27-8, 30 online
  3. ^ Heather Stewart (18 January 2015). "A new idea steals across Europe - should Greece's debt be forgiven?". The Observer. Diakses tanggal 25 January 2015. 
  4. ^ (Jerman) " Deutschland hat keine Kriegsschulden mehr," stern.de (3 October 2010).
  5. ^ (Excerpt)

Pranala luar