Perfilman India Selatan digunakan secara kolektif untuk merujuk kepada empat industri film di India Selatan, yakni industri film Telugu, Tamil, Malayalam dan Kannada, sebagai sebuah entitas tunggal. Industri-industri film tersebut masing-masing berbasis di Hyderabad, Chennai, Kochi dan Bengaluru.
Meskipun dikembangkan secara independen dalam tempo jangka panjang, pertukaran keuntungan penampil film dan teknisi serta globalisasi membantu pembentukan identitas baru ini, demi bersaing dengan industri film lainnya di dunia. Industri terbesar-nya adalah industri film Tamil dan Telugu, yang meliputi 55% dari seluruh pengedaran film di India Selatan pada 2013.[1] Industri tersebut diregulasi oleh Dewan Film Komersial India Selatan.
Sejarah
Permulaan awal pada masa Kepresidenan Madras
Pada 1897, seorang penyelenggara pameran berkebangsaan Eropa pertama kali menayangkan sebuah seleksi film bisu pendek di Balai Publik Viktoria di Madras.[2] Seluruh film tersebut menampilkan subyek non-fiksi; kebanyakan diantaranya menampilkan rekaman peristiwa selama berhari-hari. Di Madras (sekarang Chennai), Electric Theatre didirikan untuk menayangkan film-film bisu.[2] Tempat tersebut menjadi sebuah tempat favorit bagi komunitas Inggris di Madras. Bioskop tersebut berhenti beroperasi setelah beberapa tahun. Bangunan tersebut sekarang menjadi bagian dari kompleks kantor pos di Anna Salai (Mount Road). Lyric Theatre juga dibangun di wilayah Mount Road.[2] Tempat tersebut digunakan untuk berbagai acara, yakni permainan panggung dalam bahasa Inggris, konser musik klasik Barat, dan tari-tarian ballroom. Film-film bisu juga ditayangkan sebagai tontonan tambahan. Swamikannu Vincent, seorang karyawan dari Perkeretaapian India Selatan di Trichy, diberi sebuah proyektor film film-film bisu dari Du Pont asal Prancis dan mengadakan sebuah usaha sebagai penyelenggara pameran film.[3] Ia mendirikan tenda-tenda untuk penayangan film. Tenda perfilman miliknya menjadi terkenal dan ia mengadakan perjalanan ke seluruh negara bagian menggunakan kendaraannya.[4] Pada tahun-tahun berikutnya, ia membuat film-film bersuara dan juga membangun sebuah bioskop di Coimbatore.[5]
Untuk menyambut acara kunjungan Raja George V pada 1909, sebuah pameran besar diselenggarakan di Madras. Pertunjukan utamanya adalah penayangan film-film pendek yang disertai dengan suara. Sebuah perusahaan Inggris mengimpor sebuah megafonKron
Chennai menjadi pusat aktivitas studio dengan lebih dari dua studio film dibangun di Chennai, Vijaya Vauhini Studios dan Gemini Studios. Karena Kepresidenan Madras pada saat itu tak terbagi-bagi, membuat ibu kota India Selatan, yakni Chennai, menjadi pusat untuk film-film bahasa India Selatan.
Film India Selatan pertama
Produksi Madras pertama adalah Keechaka Vadham (Penghancuran Keechaka), diproduksi dan disutradarai oleh R. Nataraja, yang mendirikan India Film Company Limited.[6] Pada 1920an, film bisu berbahasa Tamil melakukan pengambilan gambar di tempat-tempat di dalam dan di sekitar Chennai, dan untuk pemprosesan teknikal, hasil pengambilan gambar tersebut dikirim ke Pune atau Kalkuta. Kemudian, film-film yang menampilkan M. K. Thyagaraja Bhagavathar juga melakukan pengambilan gambar di kota-kota tersebut. Artis-artis Telugu menjadi aktif dalam produksi Bhisma Pratighna, sebuah film bisu, pada 1921. Film tersebut disutradarai oleh Raghupathi Venkaiah Naidu dan putranya R. S. Prakash.[7] Dua orang tersebut, bersama dengan Yaragudipati Varada Rao, memproduksi dan menyutradarai film-film sepanjang dekade tersebut dan menentukan aktor-aktor layar lebar dalam peran-peran utama.[8]
Pada 1931, film bersuara India Selatan pertama, Bhakta Prahlada, diproduksi oleh H.M. Reddy.[10] Film-film bersuara bertumbuh dengan cepat dalam hal jumlah dan ketenarannya. Pada 1934, industri tersebut meraih keberhasilan komersial utama pertamanya dengan Lavakusa. Disutradarai oleh C. Pullaiah dan dibintangi oleh Parupalli Subbarao dan Sriranjani dalam peran utama, film tersebut ditonton oleh para penonton yang jumlahnya tak terkira di bioskop-bioskop dan menjadikan industri film remaja masuk dalam budaya umum.[11]
Pada saat yang bersamaan, film bersuara Kannada pertama, Sati Sulochana,[12] ditampilkan di bioskop-bioskop, disusul dengan Bhakta Dhruva (alias Dhruva Kumar). Sati Sulochana dan Bhakta Dhruva meraih kesuksesan besar.
Film bersuara pertama dalam bahasa Malayalam adalah Balan, dirilis pada 1938. Film tersebut disutradarai oleh S. Nottani dengan permainan latar dan lagu-lagu yang ditulis oleh Muthukulam Raghavan Pillai. Pembuatan film-film Malayalam utamanya dilanjutkan oleh para produser Tamil sampai 1947, ketika studio besar pertama, Udaya, didirikan di Alleppey, Kerala oleh Kunchacko, yang dikenal sebagai sutradara dan produser film.
Pengaruh budaya
Kepresidenan Madras terbagi dalam negara-negara bagian linguistik, yang sekarang dikenal sebagai Andhra Pradesh, Telangana, Karnataka, Kerala dan Tamil Nadu. Pembagian tersebut menandai era baru dalam perfilman India Selatan.