Perang Polandia-Lituania adalah konflik bersenjata yang berlangsung antara Lituania dan Polandia yang baru saja merdeka setelah berakhirnya Perang Dunia I. Konflik ini terutama dipicu oleh perebutan Region Vilnius (termasuk kota Vilnius) dan Region Suwałki (termasuk kota Suwałki, Augustów dan Sejny). Konflik ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan Perang Polandia-Soviet dan upaya dunia internasional untuk menengahi Polandia dan Lituania di Konferensi Duta-Duta Besar dan Liga Bangsa-Bangsa. Sejarawan di Polandia dan Lituania melihat peristiwa ini dari sudut pandang yang berbeda. Dalam sejarah Lituania, perang ini dianggap sebagai bagian dari Perang Kemerdekaan Lituania dan berlangsung dari musim semi tahun 1919 hingga November 1920. Menurut Polandia, perang ini hanya mencakup pertempuran di Region Suwałki Region pada September–Oktober 1920 dan merupakan bagian dari Perang Polandia-Soviet.
Pada April 1919, Polandia merebut Vilnius dan mulai berhubungan dengan Angkatan Darat Lituania yang sedang berperang melawan Soviet. Mereka menghadapi musuh bersama, sehingga pada awalnya hubungan Polandia dengan Lituania tidaklah buruk. Polandia ingin mengajak Lituania untuk bersatu seperti yang telah diusulkan dalam konsep federasi "Międzymorze", tetapi Lituania tidak ingin kehilangan kemerdekaannya. Hubungan di antara keduanya mulai memburuk dan pihak Sekutu mencoba untuk menarik garis pembatas agar keduanya tidak saling bentrok. Garis perbatasan ini tidak memuaskan kedua belah pihak dan diabaikan. Setelah upaya kudeta Polandia di Lituania mengalami kegagalan pada Agustus 1919, front di antara keduanya relatif stabil hingga musim panas tahun 1920.
Pada Juli 1920, pasukan Polandia terpaksa mundur karena sedang mengalami kekalahan dalam perang melawan Soviet. Pasukan Lituania mengikuti pergerakan pasukan Polandia yang mundur untuk merebut wilayah-wilayah yang telah diberikan kepada Lituania berdasarkan Perjanjian Perdamaian Soviet-Lituania. Namun, pasukan Soviet terlebih dahulu memasuki Vilnius. Setelah Polandia berhasil memenangkan Pertempuran Warsawa dan memaksa Soviet mundur pada Agustus 1920, Lituania mencoba mempertahankan perbatasan baru mereka. Polandia tidak mengakui perjanjian perdamaian Lituania-Soviet dan mengklaim bahwa Lituania telah menjadi sekutu Soviet. Pertempuran pun pecah di Region Suwałki. Kemudian, selama Pertempuran Sungai Niemen, Polandia menyerbu Lituania di front yang luas. Pertempuran ini sangat mengubah kondisi di medan perang dan Vilnius rentan diserang oleh Polandia. Akan tetapi, akibat tekanan dari Liga Bangsa-Bangsa, Polandia menandatangani Persetujuan Suwałki pada 7 Oktober 1920. Perjanjian tersebut menetapkan garis batas yang baru dan tidak memberikan perlindungan bagi Vilnius.
Pada 8 Oktober 1920, jenderal Polandia Lucjan Żeligowski melancarkan pemberontakan dan menyerbu Vilnius untuk "melindungi hak penentuan nasib sendiri orang Polandia lokal." Pemberontakan ini sebelumnya telah direncanakan dan disetujui oleh kepala negara Polandia, Józef Piłsudski. Pasukan Żeligowski berhasil merebut Vilnius, tetapi upaya untuk meneruskan serangan ke wilayah lain berhasil dihentikan oleh pasukan Lituania. Żeligowski kemudian memproklamirkan pendirian Republik Lituania Tengah yang beribu kota di Vilnius. Pada 29 November, gencatan senjata telah disepakati. Upaya mediasi oleh Liga Bangsa-Bangsa tidak membuahkan hasil dan status quo ditetapkan pada tahun 1923. Republik Lituania Tengah pun digabungkan dengan Polandia sebagai Provinsi Wilno pada tahun 1922. Lituania tidak mengakui perubahan ini dan tetap mengklaim Vilnius sebagai ibu kota konstitusionalnya. Polandia dan Lituania sama sekali tidak membina hubungan diplomatik hingga dilayangkannya ultimatum Polandia kepada Lituania pada tahun 1938.
Catatan kaki
Daftar pustaka
- Ališauskas, Kazys (1953–1966). "Lietuvos kariuomenė (1918–1944)". Lietuvių enciklopedija (dalam bahasa Lituavi). XV. Boston, Massachusetts: Lietuvių enciklopedijos leidykla. OCLC 14547758.
- Borzęcki, Jerzy (2008-04-01). The Soviet–Polish Peace of 1921 and the Creation of Interwar Europe. Yale University Press. ISBN 978-0-300-12121-6.
- Eidintas, Alfonsas; Vytautas Žalys; Alfred Erich Senn (1999). Ed. Edvardas Tuskenis, ed. Lithuania in European Politics: The Years of the First Republic, 1918-1940 (edisi ke-Paperback). New York: St. Martin's Press. ISBN 0-312-22458-3.
- Gerutis, Albertas (1984). "Independent Lithuania". Dalam Ed. Albertas Gerutis. Lithuania: 700 Years. translated by Algirdas Budreckis (edisi ke-6th). New York: Manyland Books. ISBN 0-87141-028-1. LCC 75-80057.
- Lane, Thomas A. (2001). Lithuania: Stepping Westward. Routledge. ISBN 0-415-26731-5.
- Lesčius, Vytautas (2004). Lietuvos kariuomenė nepriklausomybės kovose 1918–1920 (PDF) (dalam bahasa Lituavi). Vilnius: Vilnius University, Generolo Jono Žemaičio Lietuvos karo akademija. ISBN 9955-423-23-4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-01-02. Diakses tanggal 2017-09-01.
- Łossowski, Piotr (1966). Stosunki polsko-litewskie w latach 1918–1920 (dalam bahasa Polski). Warsaw: Książka i Wiedza. OCLC 9200888.
- Rauch, Georg von (1970). The Baltic States: The Years of Independence. University of California Press. ISBN 0-520-02600-4.
- Senn, Alfred Erich (1966). The Great Powers: Lithuania and the Vilna Question, 1920–1928. Studies in East European history. Brill Archive. LCC 67086623.
- Senn, Alfred Erich (1975) [1959]. The Emergence of Modern Lithuania. Greenwood Press. ISBN 0-8371-7780-4.
- Snyder, Timothy (2003). The Reconstruction of Nations: Poland, Ukraine, Lithuania, Belarus, 1569–1999. Yale University Press. ISBN 0-300-10586-X.
- Vilkelis, Gintaras (2006). Lietuvos ir Lenkijos santykiai Tautų Sąjungoje (dalam bahasa Lituavi). Versus aureus. ISBN 9955-601-92-2.