Penodaan hosti adalah sebuah bentuk sakrilegi dalam Kekristenan (kebanyakan diidentifikasikan semacam itu dalam tradisi Anglikan, OrtodoksTimur dan Oriental, Lutheran, Methodis, dan Katolik Roma) yang melibatkan perbuatan senonoh atau penggunaan tidak semestinya terhadap hosti terkonsekrasi—roti kudus yang digunakan dalam layanan EkaristiLiturgi Ilahi atau Misa. Dalam Katolik, dimana hosti telah tertransbustansiasi ke dalam tubuh Yesus Kristus, penodaan hosti adalah dosa mematikan. Penodaan hosti intensional tak hanya dosa berat namun juga merupakan tindakan ekskomunikasilatae sententiae. Sepanjang abad, sejumlah kelompok dituduh menodai Ekaristi, sering kali dengan konsekuensi kematian karena pengaruh spiritual dari hosti terkonsekrasi.
Contoh peristiwa penodaan hosti
Di Larantuka, Indonesia, pada tanggal 11 Juni1995, jemaat Katolik mengeroyok seorang pendatang bernama Taman yang beragama Kristen karena meremat hosti hingga hancur, yang berakibat terjadinya kerusuhan. Kerusuhan terjadi karena penodaan hosti telah terjadi secara berulang di kawasan tersebut.[1]
Christopher Ocker, Ritual Murder and the Subjectivity of Christ: A Choice in Medieval Christianity, The Harvard Theological Review, Vol. 91, No. 2 (Apr., 1998), pp. 153–192
Jacob Rader Marcus, The Jew in the Medieval World: A Source Book: 315–1791, Atheneum, 1938, pp. 155–58. Primary source in respect of the Christian atrocities against the Jewish community living in Passau, Bavaria, in 1478.
Gavin I. Langmuir, Toward a Definition of Anti-Semitism, Berkeley, University of California Press, 1990.
Gavin I. Langmuir, History, Religion, and Anti-Semitism, Berkeley, University of California Press, 2000.
Miri Rubin, Gentile Tales: The Narrative Assault on Late Medieval Jews, Yale University Press; London and New Haven, 1999.
Stow, Kenneth (2006). Jewish Dogs, An Imagine and Its Interpreters: Continiuity in the Catholic-Jewish Encounter. Stanford: Stanford University Press. ISBN 0-8047-5281-8.