Penjara Sednaya

Penjara Sednaya (Bahasa Arab: سجن صيدنايا Sijn Ṣaydnāyā) yang memiliki nama sebutan "Rumah Pembantaian Manusia", adalah penjara yang digunakan untuk memenjarakan ribuan tahanan politik selama masa pemerintahan rezim presiden Assad di Suriah.[1][2] Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) memperkirakan pada Januari 2021 bahwa 30.000 tahanan dibunuh secara brutal oleh rezim Assad di Sednaya melalui penyiksaan, penganiayaan dan eksekusi massal sejak pecahnya perang saudara Suriah, sementara Amnesty International memperkirakan pada Februari 2017 bahwa antara 5.000 dan 13.000 orang telah dieksekusi di luar hukum di Sednaya antara September 2011 dan Desember 2015.[3]

Sejarah

Pendirian

Proses pembangunan Penjara Sednaya dimulai pada tahun 1978, ketika pemerintah Suriah menyita tanah seluas 1,4 km persegi yang berjarak 30 km dari Damaskus dari warga sekitar dan menyerahkannya kepada Kementerian Pertahanan untuk dibangunkan penjara. Pembangunan dimulai pada tahun 1981 dan selesai pada tahun 1986, dan tahanan pertama tiba pada tahun 1987.[4][5]

Pembantaian 2008

Pada tanggal 5 Juli 2008, telah terjadi kerusuhan di dalam penjara yang dipicu oleh kemarahan tahanan akibat penggeledahan yang dilakukan sipir. Menurut seorang tahanan yang menjadi informan dari organisasi Human Rights Watch melalui telepon seluler di dalam penjara, para petugas sipir menghina narapidana dan menginjak-injak Al-Qur'an yang mereka lempar ke lantai.[6]

Para tahanan, yang sebagian besar adalah penganut Islam, memprotes dengan cara berkelahi dengan para sipir yang juga merupakan anggota polisi militer. Polisi militer dilaporkan membalas dengan melepaskan tembakan ke arah mereka. Human Rights Watch memperoleh nama sembilan tahanan yang diyakini tewas mulai dari: Zakaria Affash, Mohammed Mahareesh, Abdulbaqi Khattab, Ahmed Shalaq, Khalid Bilal, Mo’aid Al – Ali, Mohannad Al – Omar dan Khader Alloush, sementara Komite hak asasi manusia Suriah melaporkan jika sebanyak 25 orang mungkin telah tewas. Seorang anggota polisi militer juga dipastikan tewas setelah dimakamkan di desa Mare`, di sebelah Aleppo.[7]

Perang saudara Suriah

Setelah berbulan-bulan protes anti pemerintah di tahun 2011, banyak tahanan penjara baik itu dari golongan sekuler maupun islamis dibebaskan dengan amnesti. Zahran Alloush, Abu Shadi Aboud (saudara Hassan Aboud) dan Ahmed Abu Issa adalah nama-nama terkenal dari beberapa tahanan yang dibebaskan. Setelah dibebaskan, banyak yang mengangkat senjata melawan pemerintah dan menjadi pemimpin kelompok pemberontak Islam termasuk Jaysh al-Islam, Ahrar ash-Sham dan Brigade Suqour al-Sham dalam Perang Saudara Suriah.[8]

Daftar referensi

  1. ^ Human Slaughterhouse: Mass Hangings and Extermination at Sednaya Prison, Syria. 
  2. ^ "Fakta-Fakta Penjara Sednaya Suriah: Rumah Jagal Assad, Jenazah Tahanan Ditemukan dalam Oven". Kompas.tv. Diakses tanggal 2024-12-10. 
  3. ^ Editorial Board (February 11, 2017). "A 'human slaughterhouse' in Syria". The Washington Post. Diakses tanggal 11 Desember 2024. 
  4. ^ "The Administrative Structure and Organizational Ties of Sednaya Prison" (PDF). ADMSP. October 2022. Diakses tanggal 11 Desember 2024. 
  5. ^ "'Death camp': the haunting history of Syria's Sednaya prison". France 24 (dalam bahasa Inggris). 2024-12-09. Diakses tanggal 2024-12-11. 
  6. ^ "Syria: Investigate Sednaya Prison Deaths | Human Rights Watch" (dalam bahasa Inggris). 2008-07-21. Diakses tanggal 2024-12-11. 
  7. ^ "Sednaya Prison Massacre". www.shrc.org. Diakses tanggal 2024-12-11. 
  8. ^ "The Jihad Next Door - Rania Abouzeid - POLITICO Magazine". web.archive.org. 2016-11-30. Diakses tanggal 2024-12-11.