Pada tanggal 22 Mei 2017, sebuah ledakan terjadi di luar Manchester Arena di Manchester, Britania Raya, pada penghujung konser penyanyi asal Amerika Serikat, Ariana Grande. Ledakan terjadi pada pukul 22:33 BST (UTC+01:00), menewaskan 22 orang, dan melukai 59 orang. Seorang laki-laki dikabarkan sebagai pelaku serangan yang menggunakan bom rakitan dengan tujuan melancarkan serangan teroris.
Serangan
Pada tanggal 22 Mei 2017 pukul 22:33 BST (UTC+01:00),[2] sebuah ledakan terjadi di luar Manchester Arena di Manchester, Inggris. Pengeboman ini terjadi di sekitaran lobi stadiun setelah konser Dangerous Woman Tour.[3][4] Penonton konser mencapai 21.000 orang. Banyak di antaranya yang keluar stadion melalui lobi saat ledakan terjadi.[5]
Kepolisian menyatakan bahwa 22 orang, termasuk pelaku, tewas dalam ledakan dan 59 orang lainnya cedera, termasuk anak-anak.[8][9]North West Ambulans Service melaporkan bahwa 60 ambulansnya diterjunkan ke lokasi kejadian dan mengangkut 59 orang ke rumah-rumah sakit terdekat sekaligus merawat beberapa korban cedera ringan di tempat.[10] Grande tidak terluka dalam insiden ini.[11]
Pelaku
Menurut polisi, serangan ini dilancarkan oleh seorang laki-laki menggunakan bom rakitan yang diledakkan sendiri.[6] Pelaku belum diidentifikasi, dan kepala polisi Manchester, Ian Hopkins, mewakili Kepolisian Manchester Raya meminta masyarakat "tidak membuat spekulasi mengenai informasi pribadi atau nama pelaku".
Akibat
Sekitar pukul 01:32 BST, polisi melakukan ledakan terkontrol terhadap sebuah benda mencurigakan di Cathedral Gardens.[6] Benda tersebut terbukti sebagai pakaian yang ditinggalkan penonton.
Penduduk dan perusahaan taksi di Manchester menawarkan transportasi atau penginapan gratis via Twitter kepada orang-orang yang tidak bisa pulang seusai konser.[5] Orang tua yang menghadiri konser terpisah dari anak-anaknya setelah ledakan. Sebuah hotel di dekat stadion menjadi tempat penampungan anak-anak yang hilang akibat pengeboman ini. Polisi mengarahkan orang tua yang kehilangan anaknya ke hotel tersebut.[12]
Stasiun kereta api Victoria Manchester yang terletak tepat di bawah stadion langsung dikosongkan dan ditutup. Semua kereta berhenti beroperasi. Stasiun Victoria tetap ditutup keesokan harinya.[2][11] Dan atas tragedi tersebut, akhirnya pihak manajemen Ariana Grande membatalkan sejumlah konser yang akan diselenggarakan di beberapa negara.[13][14][15]
Wali Kota Manchester Raya, Andy Burnham, menyatakan, "Sulit sekali untuk menerima kenyataan yang terjadi di sini dalam beberapa jam terakhir, dan sulit pula mengungkapkan keterkejutan, kemarahan, dan kekecewaan yang kami rasakan hari ini ... Mereka yang diteror dan dibunuh oleh pelaku adalah anak-anak, pemuda-pemudi, dan keluarganya. Ini tindakan yang keji". Burnham berterima kasih kepada masyarakat setempat dan pertokoan sekitar yang membantu para korban.[17] Ia kemudian mengumumkan bahwa misa akan diadakan di Albert Square, Manchester, keesokan harinya.[18]
Pernyataan dukacita datang dari berbagai kepala negara, termasuk Australia,[21] Belgia,[22] Prancis,[23] Yunani,[24] Iran,[25] Belanda,[26] Norwegia,[27] Palestina,[28] Rusia,[29] Swedia[30] dan Amerika Serikat.[31]