Pada tanggal 13 Maret 2016, pukul 18:35 (EET), sebuah bom meledak di Kızılay, Ankara.[1][2] 37 orang tewas dan 125 lainnya luka-luka, 19 di antaranya luka berat.[3][4][5] Sebuah mobil penuh bahan peledak digunakan dalam serangan ini[4] untuk menyerang bus yang berisi warga sipil.[6] Pengeboman terjadi di Atatürk Boulevard, dekat Güvenpark, di tempat yang penuh dengan halte bus. Beberapa bangunan dan mobil rusak.[7] Menurut laporan awal, sebuah bus secara utuh terbakar, bersama dengan sepuluh mobil.[8] Wilayah ini langsung dikosongkan untuk mencegah serangan susulan.[1]
Setelah serangan tersebut, pemerintah Turki memberlakukan larangan media. Sejumlah wartawan menyatakan bahwa beberapa media siar dilarang meliput serangan ini,[9] dan badan penyiaran Turki RTÜK mengeluarkan larangan liputan tentang peristiwa ini.[10] Para analis juga mengatakan bahwa akses ke situs media sosial seperti Facebook dan Twitter "sangat lambat atau diblokir setelah ledakan terjadi". Media sosial kabarnya diblokir di Turki dengan alasan mengandung foto-foto korban ledakan.[9][11]
Menurut pejabat Turki, satu dari dua terduga pelaku adalah anggota PKK perempuan.[12] Menurut harian Turki, Sözcü', pelaku pengeboman bernama Seher Çağla Demir, mahasiswa Universitas Balıkesir yang memiliki hubungan dengan PKK. Sözcü mengklaim bahwa identitas pelaku "hampir pasti benar".[13]