Pendidikan ilmu
Latar belakang sejarahOrang pertama yang dianggap bekerja sebagai guru ilmu di sekolah umum Inggris adalah William Sharp, yang meninggalkan pekerjaannya di Sekolah Rugby pada tahun 1850 setelah memasukkan ilmu ke dalam kurikulum. Sharp dikatakan telah menetapkan model untuk ilmu yang akan diajarkan di seluruh sistem sekolah umum Inggris.[1] Akademi Inggris untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan (BAAS) menerbitkan sebuah laporan pada tahun 1867[2] menyerukan pengajaran "ilmu murni" dan pelatihan "kebiasaan ilmiah dalam berpikir." Gerakan pendidikan progresif yang mendukung adicita pelatihan mental melalui ilmu. BAAS menekankan pelatihan pra-profesional yang terpisah dalam pendidikan ilmu tingkat menengah. Dengan cara ini, anggota BAAS di masa mendatang dapat dipersiapkan. Perkembangan awal pengajaran ilmu diperlambat oleh kurangnya guru yang berkualifikasi. Salah satu perkembangan penting adalah pendirian London School Board pertama pada tahun 1870, yang membahas kurikulum sekolah; yang lain adalah dimulainya kursus untuk menyediakan guru ilmu yang terlatih bagi negara. Dalam kedua kasus tersebut, pengaruh Thomas Henry Huxley. John Tyndall juga berpengaruh dalam pengajaran fisika.[3] Di Amerika Serikat, pendidikan ilmu merupakan berbagai mata pelajaran sebelum dibakukan pada tahun 1890-an.[4] Pengembangan kurikulum ilmu muncul secara bertahap setelah perdebatan panjang antara dua adicita, ilmu warga negara dan pelatihan pra-profesional. Sebagai hasil dari konferensi tiga puluh pendidik sekolah menengah dan perguruan tinggi terkemuka di Florida, National Education Association menunjuk Komite Sepuluh pada tahun 1892, yang berwenang untuk menyelenggarakan pertemuan mendatang dan menunjuk komite materi pelajaran dari mata pelajaran utama yang diajarkan di sekolah menengah. Komite tersebut terdiri dari sepuluh pendidik dan diketuai oleh Charles Eliot dari Universitas Harvard. Komite Sepuluh menunjuk sembilan komite konferensi: Latin; Yunani; Bahasa Inggris; Bahasa Modern Lainnya; Matematika; Sejarah; Pemerintahan Sipil dan Ekonomi Politik; fisika, astronomi, dan kimia; sejarah alam; dan geografi. Setiap komite terdiri dari sepuluh ahli terkemuka dari perguruan tinggi, sekolah normal, dan sekolah menengah. Laporan komite diserahkan kepada Komite Sepuluh, yang bertemu selama empat hari di Kota New York, untuk membuat laporan menyeluruh.[5] In 1894, the NEA published the results of the work of these conference committees.[5] Menurut Komite Sepuluh, tujuan sekolah menengah atas adalah mempersiapkan semua siswa agar berhasil dalam hidup, bersumbamgsih pada kesejahteraan mereka dan kebaikan masyarakat. Tujuan lainnya adalah mempersiapkan beberapa siswa agar berhasil di perguruan tinggi.[6] Komite ini mendukung pendekatan sains warga yang diperhatukan pada pelatihan mental dan menahan kinerja dalam kajian ilmiah dari pertimbangan untuk masuk perguruan tinggi.[7] TBAAS mendorong model mereka yang lebih lama bertahan di Inggris.[8] Kurikulum yang diasuh AS memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[5] Ilmu pengetahuan dasar harus fokus pada peristiwa alam (kajian alam) sederhana melalui percobaan yang dilakukan "di lapangan."
Format pelatihan mental bersama dan pelatihan pra-profesional secara konsisten mendominasi kurikulum sejak awal hingga sekarang. Namun, gerakan untuk menggabungkan pendekatan humanistik, seperti penyertaan bidang seni (S.T.E.A.M.), pendidikan ilmu, teknologi, masyarakat, dan lingkungan berkembang dan diterapkan secara lebih luas pada akhir abad ke-20. Laporan oleh American Academy for the Advancement of Science (AAAS), termasuk Project 2061, dan oleh National Committee on Science Education Standards and Assessment merinci tujuan untuk pendidikan ilmu yang menghubungkan sains di kelas dengan pelaksanaan praktis dan penyiratan sosial. Lihat juga
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar![]() Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Pendidikan ilmu. ![]() Wikibooks memiliki buku di:
|