Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pemberontakan Trunajaya

Pemberontakan Trunajaya

Pertempuran antara tentara VOC dan Trunajaya, digambarkan di sebuah buku cerita Belanda tahun 1890.
Tanggal16741680 (peperangan utama);
Pemberontakan Pangeran Puger hingga 1681
LokasiPulau Jawa (sekarang bagian Indonesia)
Hasil Kemenangan Mataram dan VOC
Pihak terlibat
  • Pasukan pemberontak
  • Pasukan dari Makassar

Pengklaim tandingan terhadap takhta Mataram (setelah 1677)
Tokoh dan pemimpin

Kekuatan
  • Pasukan Mataram:
  • "Jauh lebih besar" dari 9.000 (1676)[1]
  • 13.000 (akhir 1678)[2]
  • Pasukan Ponorogo:
  • 1.000 (1677)[3]
  • Pasukan VOC:
  • 1.500 (1676)[4]
  • 1.750 (1678)[5]
  • Pasukan Bugis (sekutu VOC):
  • 1.500 (1678)[6]
  • 6.000 (1679)[7]
  • Pasukan Trunajaya:
  • 9.000 (1676)[1]
  • 14.500 (1678, Klaim Pangeran Sampang - sekutu Trunajaya)[5]

  • Pasukan Pangeran Puger:
  • 10.000 (Agu 1981)[8]

Pemberontakan Trunajaya (atau Perang Trunajaya, juga dieja Pemberontakan Trunojoyo) adalah pemberontakan yang dilakukan oleh bangsawan Madura, Raden Trunajaya, dan sekutunya, pasukan dari Makassar, terhadap Kesultanan Mataram yang dibantu oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) di Jawa pada dekade 1670-an, dan berakhir dengan kemenangan Mataram dan VOC.

Perang ini berawal dengan kemenangan pihak pemberontak: pasukan Trunajaya mengalahkan pasukan kerajaan di Gegodog (1676), lalu berhasil menduduki hampir seluruh pantai utara Jawa dan merebut keraton Mataram di Keraton Plered (1677). Raja Amangkurat I meninggal ketika melarikan diri dari keraton. Ia digantikan oleh anaknya, Amangkurat II yang meminta bantuan kepada VOC dan Bupati Ponorogo serta menjanjikan pembayaran dalam bentuk uang dan wilayah. Keterlibatan VOC berhasil membalikkan situasi. Pasukan VOC dan Mataram merebut kembali daerah Mataram yang diduduki, dan merebut ibu kota Trunajaya di Kediri (1678). Pemberontakan terus berlangsung hingga dekat keraton yang dijaga pasukan Ponorogo hingga Trunajaya ditangkap VOC pada akhir 1679, dan juga kekalahan, kematian atau menyerahnya pemimpin pemberontakan lain (1679–1680). Trunajaya menjadi tawanan VOC, tetapi dibunuh oleh Amangkurat II saat kunjungan raja pada 1680.[9]

Selain Trunajaya dan sekutunya, Amangkurat II juga menghadapi upaya-upaya lain untuk merebut takhta Mataram pasca kematian ayahnya. Rival paling serius adalah adiknya, Pangeran Puger (kelak Pakubuwana I) yang merebut Keraton Plered setelah ditinggalkan pasukan Trunajaya pada 1677 dan baru menyerah pada 1681.

Latar belakang

Peta Jawa, menggambarkan ekspansi Mataram tepat sebelum Amangkurat I naik takhta pada 1646.

Amangkurat I naik takhta Mataram pada 1646, menggantikan Sultan Agung, yang telah memperluas wilayah Mataram hingga mencakup sebagian besar Jawa Tengah dan Timur, serta beberapa vasal seberang lautan di Sumatera bagian selatan dan Kalimantan.[10] Tahun-tahun awal pemerintahan Amangkurat ditandai dengan eksekusi dan pembantaian terhadap musuh-musuh politiknya. Menanggapi usaha kudeta yang gagal dari saudaranya Pangeran Alit, dia memerintahkan pembantaian terhadap ulama yang dia percaya terlibat dalam pemberontakan Alit.[11] Alit sendiri terbunuh dalam kudeta yang gagal itu.[11] Pada tahun 1659 Amangkurat mencurigai Pangeran Pekik, ayah mertuanya dan putra Adipati Surabaya yang ditaklukkan yang tinggal di keraton Mataram setelah kekalahan Surabaya, yang memimpin sebuah persekongkolan mengancam hidupnya.[12] Dia memerintahkan untuk membunuh Pekik dan para kerabatnya.[12] Pembantaian wangsa kebangsawaan Jawa Timur yang paling penting ini menciptakan keretakan antara Amangkurat dan para kawula Jawa Timur dan menyebabkan konflik dengan putranya, putra mahkota (kelak Amangkurat II), yang juga merupakan cucu Pekik.[12] Selama beberapa tahun berikutnya, Amangkurat melakukan sejumlah pembunuhan lainnya terhadap anggota bangsawan yang telah kehilangan kepercayaannya.[12]

Raden Trunajaya (juga dieja Trunojoyo) adalah keturunan penguasa Madura, yang dipaksa tinggal di keraton Mataram setelah kekalahan dan pencaplokan oleh Mataram pada 1624.[13] Setelah ayahnya dieksekusi oleh Amangkurat I pada 1656, dia meninggalkan keraton, pindah ke Kajoran, dan menikahi putri dari Raden Kajoran, kepala dari keluarga yang berkuasa di sana.[14][13] Keluarga Kajoran adalah keluarga ulama kuno dan terikat pernikahan dengan keluarga kerajaan.[14] Raden Kajoran khawatir dengan kebrutalan pemerintahan Amangkurat I, termasuk eksekusi para bangsawan di keraton.[13] Pada 1670, Kajoran memperkenalkan menantunya, Trunajaya kepada putra mahkota, yang baru saja diusir oleh raja karena skandal, dan keduanya menempa persahabatan yang meliputi ketidaksukaan bersama terhadap Amangkurat.[13] Pada 1671 Trunajaya kembali ke Madura, di mana dia memanfaatkan dukungan putra mahkota untuk mengalahkan gubernur setempat dan menjadi penguasa Madura.[15]

Direbutnya Makassar oleh VOC pada 1669 menyebabkan emigrasi para pejuang Makassar ke Jawa, banyak dari mereka kemudian bergabung dengan pihak pemberontak.

Makassar adalah pusat perdagangan utama di sebelah timur Jawa.[15] Setelah kemenangan VOC tahun 1669 atas Kesultanan Gowa dalam Perang Makassar, sekelompok prajurit Makassar meninggalkan Makassar untuk mencari peruntungan di tempat lain.[15] Awalnya, mereka menetap di wilayah Kesultanan Banten, tetapi pada 1674 mereka diusir, dan beralih ke pembajakan, merompak kota-kota pesisir di Jawa dan Nusa Tenggara.[15] Putra mahkota Mataram kemudian mengizinkan mereka menetap di Demung, sebuah desa di Tapal Kuda, Jawa Timur.[15] Pada 1675 sekelompok pejuang dan perompak Makassar tambahan tiba di Demung yang dipimpin oleh Karaeng Galesong.[15] Para pejuang pengembara Makassar ini kelak bergabung dalam pemberontakan tersebut sebagai sekutu Trunajaya.[14]

Pasukan-pasukan terlibat

Pasukan Bugis di bawah Pangeran Arung Palakka (foto) termasuk di antara mereka yang bersekutu dengan VOC untuk memadamkan pemberontakan tersebut.

Karena tidak memiliki tentara tetap, sebagian besar pasukan Mataram ditarik dari tentara yang dibangun oleh para vasal raja, yang juga menyediakan senjata dan perbekalan.[16][17] Mayoritas prajurit tersebut adalah para petani yang diwajibkan oleh penguasa setempat (Jawa: sikep dalem).[17] Selain itu, tentara tersebut termasuk sejumlah kecil prajurit profesional yang ditarik dari para penjaga istana oleh Warok yang didatangkan dari Ponorogo.[16][9] Tentara ini menggunakan meriam, senjata api kecil termasuk senapan sundut (Jawa: senapan, dari Belanda snaphaens) dan karabin, kavaleri, dan benteng.[18] Sejarawan M. C. Ricklefs mengatakan pengalihan teknologi militer Eropa kepada orang Jawa "cukup mendesak", dengan bubuk mesiu dan senjata buatan Jawa setidaknya pada 1620.[17] Orang-orang Eropa dipekerjakan untuk melatih pasukan tentara Jawa dalam penanganan senjata, keterampilan kepemimpinan militer, dan teknik konstruksi.[17] Namun, terlepas dari pelatihan ini, para petani wajib militer dari tentara Jawa sering kali kurang disiplin dan melarikan diri selama pertempuran.[19][20] Pasukan Mataram berjumlah "jauh lebih besar" daripada pemberontak berjumlah 9.000 di Gegodog pada September 1676,[1] jatuh menjadi hanya "rombongan kecil" setelah jatuhnya ibu kota Plered pada Juni 1677,[21] dan meningkat menjadi lebih dari 13.000 saat bergerak menuju ibu kota Trunajaya di Kediri pada akhir 1678.[2]

VOC memiliki tentara profesionalnya sendiri.[17] Setiap prajurit VOC memiliki pedang, senjata ringan, peluru, membawa kantong dan sabuk, bom asap, dan granat.[17] Mayoritas prajurit tetap VOC adalah orang Indonesia, dengan sejumlah kecil prajurit dan marinir orang Eropa, semuanya berada di bawah komando perwira Eropa.[22] Sementara dalam pengertian teknologi, pasukan VOC tidak lebih unggul dari rekan-rekan pribumi mereka,[18] mereka umumnya memiliki pelatihan, disiplin, dan peralatan yang lebih baik daripada tentara pribumi Indonesia.[17] Pasukan VOC juga berbeda dalam hal logistik: pasukannya bergerak selangkah demi selangkah diikuti oleh karavan panjang gerobak yang membawa perbekalan.[18] Ini memberi mereka keuntungan atas pasukan Jawa, yang sering bertahan hidup dengan mengumpulkan atau mencuri makanan saat bepergian melalui pedesaan dan sering menghadapi kekurangan pasokan.[18] Pasukan VOC berjumlah 1.500 pada 1676,[23] tetapi kemudian ditambah oleh sekutu Bugis di bawah kepimpinan Arung Palakka. Rombongan pertama dari 1.500 orang Bugis tiba di Jawa pada akhir 1678,[6] dan per tahun 1679 terdapat 6.000 prajurit Bugis di Jawa.[7]

Sama dengan perang lainnya, tentara Trunajaya dan sekutunya juga menggunakan meriam, kavaleri, dan benteng.[18] Ketika VOC merebut Surabaya dari Trunajaya pada bulan Mei 1677, Trunajaya melarikan diri dengan dua puluh meriam perunggunya, dan meninggalkan 69 meriam besi dan 34 meriam perunggu.[24] Pasukan Trunajaya terdiri dari orang Jawa, Madura, dan Makassar.[1] Ketika para pemberontak menyerbu Jawa pada 1676, mereka berjumlah 9.000[1] dan terdiri dari para pengikut Trunajaya dan para pejuang Makassar. Kemudian, pemberontakan tersebut diikuti oleh para bangsawan Jawa dan Madura lainnya. Khususnya, penguasa Giri, salah satu penguasa spiritual Islam yang paling menonjol di Jawa, bergabung pada awal 1676.[25] Ayah mertua Trunajaya, Raden Kajoran, kepala dari keluarga Kajoran yang berpengaruh, bergabung setelah kemenangan Trunajaya di Gegodog pada September 1676,[26] dan paman Trunajaya, Pangeran Sampang (kelak Cakraningrat II) bergabung setelah jatuhnya ibu kota Mataram pada Juni 1677.[27]

Kampanye militer

Permulaan dan kemenangan pemberontak awal

Pemberontakan mulai dengan serangkaian serangan dari para perompak Makassar yang berbasis di Demung terhadap kota-kota perdagangan di pantai utara Jawa.[28] Serangan pertama terjadi pada 1674 di Gresik tetapi dipukul mundur.[28] Trunajaya mengadakan pakta dan aliansi pernikahan dengan Karaeng Galesong, pemimpin orang Makassar, pada 1675 dan merencanakan penyerangan lebih lanjut. Pada tahun yang sama, para perompak orang Makassar-Madura merebut dan membakar kota-kota utama di timur laut Jawa, dari Pajarakan hingga Surabaya dan Gresik.[28] Mengingat kegagalan kekuatan loyalis melawan pemberontak, Raja Amangkurat I menunjuk seorang gubernur militer di Jepara, ibu kota provinsi di pantai utara, dan memperkuat kota tersebut.[28] Pasukan Mataram yang bergerak di Demung dikalahkan, dan aksi gabungan oleh kapal Mataram dan VOC di pantai yang dikuasai oleh para perompak tidak selalu berhasil.[28] Karaeng Galesong pindah ke Madura, wilayah dari sekutunya, Trunajaya. Pada 1676 Trunajaya menganugerahkan dirinya sendiri gelar Panembahan (Penguasa) Maduretna dan mendapat dukungan dari sunan (penguasa spiritual) Giri, dekat Gresik. Serangan armada VOC kemudian menghancurkan basis perompak di Demung, tetapi mereka tidak melancarkan aksi terhadap Trunajaya di Madura.[29]

Pertempuran Gegodog

Pada September 1676, tentara pemberontak berkekuatan 9.000[1] dipimpin oleh Karaeng Galesong menyeberang dari Madura ke Jawa dan kemudian merebut Surabaya, kota utama Jawa Timur.[30] Mataram mengirim pasukan besar, yang diperintahkan oleh pangeran mahkota (kelak Amangkurat II untuk menemui para pemberontak.[30] Sebuah pertempuran terjadi di Gegodog, sebelah timur Tuban, pada 1676, mengakibatkan kekalahan total pasukan Mataram yang jauh lebih besar.[30][31] Tentara loyalis dikerahkan, paman raja, Pangeran Purbaya tewas, dan pangeran mahkota melarikan diri ke Mataram.[30] Pangeran mahkota disalahkan atas kekalahan ini karena keragu-raguannya yang panjang sebelum menyerang para pemberontak.[30] Selain itu, ada rumor bahwa dia berkolusi dengan musuh, termasuk mantan pengikutnya, Trunajaya.[30] Dalam beberapa bulan setelah kemenangan di Gegodog, para pemberontak dengan cepat merebut kota-kota perdagangan di utara Jawa, mulai dari Surabaya hingga ke barat di Cirebon, termasuk kota-kota Kudus dan Demak.[30] Kota-kota tersebut jatuh dengan mudah, sebagian karena benteng mereka telah dihancurkan karena penaklukan mereka oleh Sultan Agung Mataram sekitar 50 tahun sebelumnya.[30] Hanya Jepara yang berhasil menahan serangan, karena upaya gabungan gubernur militer baru dan pasukan VOC baru yang memperkuat kota tepat pada waktunya.[30] Pemberontakan tersebut menyebar ke pedalaman ketika Raden Kajoran, ayah mertua Trunajaya yang berpengaruh yang berpusat di sebelah timur ibu kota Mataram, bergabung dalam pemberontakan tersebut.[26] Pasukan Kajoran dan Trunajaya bergerak menuju ibu kota, tetapi dipukul mundur oleh pasukan loyalis.[26]

Intervensi VOC dan jatuhnya ibu kota Mataram

Cornelis Speelman, yang memimpin pasukan VOC dalam perang tahun 1677, dan kelak Gubernur Jenderal VOC

Pertempuran Surabaya

Sebagai tanggapan atas permintaan intervensi oleh Mataram, VOC mengirim armada besar yang berisi pasukan Indonesia dan Eropa, yang dikomandoi oleh Laksamana Cornelis Speelman.[26] Pada April 1677 armada tersebut berlayar ke Surabaya, tempat pangkalan Trunajaya.[26] Setelah perundingan gagal, pasukan Speelman menyerbu Surabaya dan merebutnya setelah pertempuran sengit.[32] Pasukan tersebut melanjutkan membersihkan para pemberontak dari daerah sekitar Surabaya.[32] Pasukan VOC juga merebut Madura, pulau asal Trunajaya, dan menghancurkan kediamannya di sana.[33] Trunajaya melarikan diri ke Surabaya dan mendirikan ibu kotanya di Kediri.[32]

Jatuhnya Plered

Meskipun para pemberontak dikalahkan di Surabaya, pasukan pemberontak yang berkampanye di pedalaman Jawa Tengah dan Timur lebih berhasil. Kampanye militer pemberontak mencapai puncaknya dalam jatuhnya ibu kota Plered pada Juni 1677.[33] Raja dalam kondisi sakit, dan ketidakpercayaan di antara para pangeran kerajaan menghalangi perlawanan yang terencana dengan baik.[33] Raja melarikan diri ke barat dengan pangeran mahkota dan pengiringnya, membiarkan pemberontak memasuki dan menjarah ibu kota dengan sedikit perlawanan, hal ini dibiarkan saja karena dalam budaya kerajaan Jawa bilamana istana pernah diserang harus pindah untuk membangun istana baru.[33] Para pemberontak kemudian mundur ke Kediri, membawa harta kekayaan kerajaan bersama mereka.[34]

Bertakhtanya Amangkurat II dan aliansi dengan VOC

Makam Amangkurat I di Kompleks Tegal Arum, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Amangkurat II, bertakhta sejak 1677, dalam sebuah lukisan Jawa.

Raja Amangkurat I wafat semasa bergerak mundur di Tegal pada Juli 1677.[33][23] Putra mahkota menggantikan ayahnya dan memakai gelar Amangkurat II, dan diterima oleh bangsawan Jawa di Tegal (kampung halaman neneknya) dan juga oleh VOC.[35][23] Namun, dia gagal untuk mengukuhkan kekuasaannya di kota terdekat, Cirebon, yang penguasanya memutuskan untuk menyatakan kemerdekaan dari Mataram dengan dukungan dari Kesultanan Banten.[35] Selanjutnya, adik laki-lakinya Pangeran Puger (kelak Pakubuwana I) merebut ibu kota yang kini hancur, menolak bergabung sebagai loyalis Amangkurat II, dan menyatakan dirinya sebagai raja dengan gelar Ingalanga Mataram.[35]

Karena tidak memiliki tentara dan harta kekayaan dan tidak dapat mengukuhkan kekuasaannya, Amangkurat memutuskan untuk bersekutu dengan VOC.[36] Pada saat ini, Laksamana Speelman berada di Jepara, berlayar ke sana dari Surabaya setelah mendengar jatuhnya ibu kota.[35] Pasukannya telah merebut kembali kota-kota pesisir penting di Jawa Tengah, termasuk Semarang, Demak, Kudus, dan Pati.[37] Amangkurat pindah ke Jepara dengan kapal VOC pada September 1677. Raja harus menyetujui konsesi luas yang dituntut VOC sebagai imbalan untuk memulihkan monarkinya.[36] Dia menjanjikan VOC pendapatan dari semua kota pelabuhan di pantai utara.[36] Dataran tinggi Priangan dan Semarang akan diserahkan kepada VOC.[34] Raja juga setuju untuk mengakui yurisdiksi kekuasaan VOC atas semua orang non-Jawa yang tinggal di wilayahnya.[36] Sejarawan Belanda H. J. de Graaf berkomentar bahwa dengan melakukan ini, VOC, sebagai sebuah korporasi, terlibat dalam "spekulasi berbahaya", yang mereka harapkan akan terbayar di masa depan ketika rekan mereka akan memperoleh kembali kekuasaannya atas Mataram.[36]

Pasukan VOC–Mataram membuat kemajuan yang lamban melawan para pemberontak.[34][36] Pada awal 1678 penguasaan mereka terbatas pada beberapa kota di pantai utara bagian tengah. Pada 1678, Speelman menjadi Direktur Jenderal VOC, menggantikan Rijcklof van Goens, yang menjadi Gubernur Jenderal (Speelman kelak menjadi Gubernur Jenderal pada 1681).[34] Komandonya di Jepara diserahkan kepada Anthonio Hurdt, yang tiba pada Juni 1678.[34]

Kemenangan loyalis dan kematian Trunajaya

Pasukan VOC menyerbu ibu kota Trunajaya di Kediri pada 1678. Digambarkan dalam sebuah buku cerita anak-anak Belanda pada 1890.

Pasukan VOC dan Mataram bergerak ke pedalaman melawan Kediri pada September 1678. Sesuai saran raja, pasukan tersebut dipecah menjadi tiga barisan, tanpa rute langsung, dengan tujuan untuk mencakup lebih banyak lokasi dan menimbulkan rasa kagum pada orang-orang yang merasa ragu untuk berpihak.[38] Ide raja berhasil, dan saat kampanye militer berlanjut, kelompok-kelompok lokal bergabung dengan pasukan, yang sangat menginginkan barang rampasan.[22] Kediri direbut pada 25 November oleh pasukan penyerangan yang dipimpin oleh Kapten François Tack.[22][34] Pasukan yang menang tersebut melanjutkan ke Surabaya, kota terbesar di Jawa Timur, tempat Amangkurat mendirikan keratonnya.[39] Di tempat lain, para pemberontak juga dikalahkan. Pada September 1679, gabungan pasukan VOC, Jawa, dan Bugis di bawah Sindu Reja dan Jan Albert Sloot mengalahkan Raden Kajoran dalam pertempuran di Mlambang, dekat Pajang.[8][40] Kajoran menyerah tetapi dieksekusi atas perintah Sloot.[40] Pada November, VOC dan pasukan Bugis bersekutu di bawah Arung Palakka menghancurkan benteng para pemberontak Makassar di Keper, Jawa Timur.[8] Pada April 1680, setelah apa yang oleh VOC anggap sebagai pertempuran sengit dalam perang, penguasa Giri yang memberontak dikalahkan dan sebagian besar keluarganya dieksekusi.[8] Karena VOC dan Amangkurat meraih lebih banyak kemenangan, semakin banyak orang Jawa menyatakan kesetiaan mereka kepada raja.[8]

Setelah bentengnya jatuh di Kediri, Trunajaya berhasil melarikan diri ke pegunungan di Jawa timur.[41] Pasukan VOC dan raja mengejar Trunajaya, yang terkucil dan kekurangan makanan, menyerah kepada VOC pada akhir 1679.[42][8] Awalnya, dia diperlakukan dengan hormat sebagai tawanan komandan VOC. Namun, saat melakukan kunjungan seremonial ke kediaman bangsawan di Payak, Jawa Timur, pada 2 Januari 1680,[42] dia ditikam oleh Amangkurat sendiri, dan orang istana raja menghabisinya.[42][8] Raja membela pembunuhan seorang tahanan VOC ini dengan mengatakan bahwa Trunajaya telah mencoba membunuhnya.[43] VOC tidak yakin dengan penjelasan ini, tetapi memilih untuk tidak menghukum raja.[44] Sebuah cerita romantis mengenai kematian Trunajaya muncul dalam babad Jawa Tengah abad ke-18.[41]

Akhir pemberontakan Pangeran Puger

Selain pasukan Trunajaya, Amangkurat II terus menghadapi tentangan dari saudaranya Pangeran Puger, yang telah merebut ibu kota lama di Plered dan telah merebut takhta untuk dirinya sendiri pada 1677.[35] Sebelum kekalahan Trunajaya, pasukan Amangkurat tidak mengambil tindakan terhadapnya.[36] Setelah Trunajaya dikalahkan, Amangkurat masih belum bisa meyakinkan saudaranya untuk menyerah.[8] Pada September 1680, Amangkurat membangun ibu kota baru di Kartasura.[8] Pada November, pasukan Amangkurat dan VOC mengusir Puger dari Plered.[8] Namun, Puger dengan cepat membangun kembali pasukannya, merebut Plered lagi pada Agustus 1681, dan hampir merebut Kartasura.[8] Pada November 1681, pasukan VOC dan Mataram kembali mengalahkan Puger, dan kali ini dia menyerah dan diampuni oleh abangnya.[8][45]

Kesudahan

Amangkurat II menusuk Trunajaya yang disaksikan oleh kedua istrinya dan perwira VOC.

Amangkurat II mengamankan pemerintahannya dengan kekalahan para pemberontak. Karena direbut pemberontak dan kemudian penghancuran ibu kota di Plered, dia membangun sebuah ibu kota baru, Kartasura, di distrik Pajang, dan memindahkan keratonnya ke sana.[45] Sebuah benteng VOC dibangun di ibu kota, di samping kediaman kerajaan, untuk mempertahankannya dari invasi.[45] Sedangkan untuk VOC, keterlibatannya memungkinkan Amangkurat II yang terpojok dan hampir kalah tetap bertahan di atas takhtanya.[46] Hal ini menjadi awal preseden VOC yang mendukung raja-raja dan pengklaim Jawa dengan imbalan konsesi.[46] Namun, pada 1680, kebijakan ini membutuhkan tingkat pengeluaran yang tinggi untuk mempertahankan kehadiran militer di Jawa Tengah dan Timur, dan ini menyebabkan merosotnya keuangan VOC.[46] Pembayaran yang dijanjikan oleh Amangkurat tidak ditepati, dan pada 1682 hutang raja kepada VOC melebihi 1,5 juta real, sekitar lima kali jumlah harta kekayaan kerajaan.[47] Penyerahan Semarang ditunda karena perselisihan,[47] dan ketentuan lainnya dalam kontrak sebagian besar diabaikan oleh pejabat Jawa setempat.[48] Selanjutnya, sebuah faksi anti-VOC berkembang di keraton Mataram, dan seorang anggota faksi ini, Nerangkusuma, menjadi patih (menteri utama) dari 1682 hingga 1686.[49][48] Hubungan yang buruk antara Mataram dan VOC berlanjut dengan melindungi Surapati, musuh VOC, pada 1684,[50] dan kematian kapten VOC, François Tack di keraton Mataram pada 1686.[50]

Adik raja, Pangeran Puger, yang mencoba merebut takhta saat pemberontakan Trunajaya, diampuni oleh raja.[45] Namun, setelah kematian raja pada 1703 dan digantikan putranya Amangkurat III, Puger merebut takhta lagi.[51] Klaim Puger didukung oleh VOC, dan aliansi VOC-Puger memenangkan Perang Suksesi Jawa Pertama (1704–1708) berikutnya.[51] Puger naik takhta dengan gelar Pakubuwana I dan Amangkurat III diasingkan ke Sri Lanka.[51]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b c d e f Andaya 1981, hlm. 214–215.
  2. ^ a b Ricklefs 1993, hlm. 50.
  3. ^ babad Yogyakarta via Humas DIY 2019, hlm. 01.
  4. ^ Ricklefs 1993, hlm. 35.
  5. ^ a b Ricklefs 1993, hlm. 51.
  6. ^ a b Andaya 1981, hlm. 218.
  7. ^ a b Andaya 1981, hlm. 221.
  8. ^ a b c d e f g h i j k l Ricklefs 2008, hlm. 94.
  9. ^ a b Mahany, Andry Trisandy (2019-08-25). "Muhibah Budaya di Ponorogo, Ngumpulke Balung Pisah". Portaljogja (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-29. 
  10. ^ Pigeaud 1976, hlm. 56–57.
  11. ^ a b Pigeaud 1976, hlm. 55.
  12. ^ a b c d Pigeaud 1976, hlm. 66.
  13. ^ a b c d Pigeaud 1976, hlm. 67.
  14. ^ a b c Ricklefs 2008, hlm. 90.
  15. ^ a b c d e f Pigeaud 1976, hlm. 68.
  16. ^ a b Houben & Kolff 1988, hlm. 183.
  17. ^ a b c d e f g Taylor 2012, hlm. 49.
  18. ^ a b c d e Houben & Kolff 1988, hlm. 184.
  19. ^ Houben & Kolff 1988, hlm. 183–184.
  20. ^ Taylor 2012, hlm. 49–50.
  21. ^ Pigeaud 1976, hlm. 74.
  22. ^ a b c Pigeaud 1976, hlm. 79.
  23. ^ a b c Ricklefs 2008, hlm. 92.
  24. ^ Ricklefs 1993, hlm. 39.
  25. ^ Ricklefs 1993, hlm. 40.
  26. ^ a b c d e Pigeaud 1976, hlm. 71.
  27. ^ Ricklefs 1993, hlm. 41.
  28. ^ a b c d e Pigeaud 1976, hlm. 69.
  29. ^ Pigeaud 1976, hlm. 69–70.
  30. ^ a b c d e f g h i Pigeaud 1976, hlm. 70.
  31. ^ Andaya 1981, hlm. 215.
  32. ^ a b c Pigeaud 1976, hlm. 72.
  33. ^ a b c d e Pigeaud 1976, hlm. 73.
  34. ^ a b c d e f Ricklefs 2008, hlm. 93.
  35. ^ a b c d e Pigeaud 1976, hlm. 76.
  36. ^ a b c d e f g Pigeaud 1976, hlm. 77.
  37. ^ Pigeaud 1976, hlm. 76–77.
  38. ^ Pigeaud 1976, hlm. 78-79.
  39. ^ Pigeaud 1976, hlm. 80.
  40. ^ a b Pigeaud 1976, hlm. 89.
  41. ^ a b Pigeaud 1976, hlm. 82.
  42. ^ a b c Pigeaud 1976, hlm. 83.
  43. ^ Pigeaud 1976, hlm. 84.
  44. ^ Pigeaud 1976, hlm. 83–84.
  45. ^ a b c d Pigeaud 1976, hlm. 94.
  46. ^ a b c Ricklefs 2008, hlm. 95.
  47. ^ a b Ricklefs 2008, hlm. 99.
  48. ^ a b Pigeaud 1976, hlm. 95.
  49. ^ Ricklefs 2008, hlm. 100.
  50. ^ a b Ricklefs 2008, hlm. 101.
  51. ^ a b c Pigeaud 1976, hlm. 103.

Daftar pustaka

Baca informasi lainnya:

Egyptian football club This article relies largely or entirely on a single source. Relevant discussion may be found on the talk page. Please help improve this article by introducing citations to additional sources.Find sources: Football Club of Greeks of Alexandria – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (June 2010) The Football Club of Greeks of Alexandria or Greek Football Club, often mentioned, was founded in 1910 by Greek of the city gather ever…

19th Abgeordnetenhaus of Berlin ←18th 19th (2023–26)→Preußischer Landtag building in 2009OverviewLegislative bodyAbgeordnetenhaus of BerlinJurisdictionBerlinMeeting placePreußischer Landtag building, BerlinTerm4 November 2021 – 15 March 2023Election26 September 2021Members147PresidentDennis Buchner (SPD) This is a list of members who sat in the 19th Abgeordnetenhaus of Berlin, the state parliament of Berlin, between 2021 and 2023. These members were elected in the 26 Septe…

1981 studio album by Kool & the GangSomething SpecialStudio album by Kool & the GangReleasedSeptember 24, 1981Recorded1980-1981StudioHouse of Music (West Orange, New Jersey)Kendun Recorders (Los Angeles)Secret Sound Studios (New York City)GenrePost-disco, funk, urban, R&BLength36:18LabelDe-Lite RecordsProducerEumir DeodatoKool & the Gang chronology Celebrate!(1980) Something Special(1981) As One(1982) Singles from Something Special Steppin' OutReleased: September 1981 Tak…

Анджела Іглангл. Angela Eagle Народилася 17 лютого 1961(1961-02-17) (62 роки)Брідлінгтонd, Східний Йоркширський Райдінг[d], Східний Йоркширський Райдінг, Йоркшир і Гамбер, Англія, Велика БританіяКраїна  Велика Британія[1]Діяльність політична діячкаAlma mater Колледж Святого Іоанна …

Video distribution method This article includes a list of general references, but it lacks sufficient corresponding inline citations. Please help to improve this article by introducing more precise citations. (March 2010) (Learn how and when to remove this template message) P2PTV overlay network serving three video streams. P2PTV refers to peer-to-peer (P2P) software applications designed to redistribute video streams in real time on a P2P network; the distributed video streams are typically TV …

Timbal(II) fluorida Nama Nama lain Timbal difluorida Penanda Nomor CAS 7783-46-2 Y Model 3D (JSmol) Gambar interaktif 3DMet {{{3DMet}}} ChemSpider 22955 Nomor EC PubChem CID 124123 Nomor RTECS {{{value}}} CompTox Dashboard (EPA) DTXSID60896961 InChI InChI=1S/2FH.Pb/h2*1H;/q;;+2/p-2Key: FPHIOHCCQGUGKU-UHFFFAOYSA-L SMILES F[Pb]F Sifat Rumus kimia PbF2 Massa molar 245.20 g/mol Penampilan serbuk putih Bau tak berbau Densitas 8.445 g/cm3 (orthorhombic) 7.750 g/cm3 (cubic)…

Australian former politician For other people named Stephen Conroy, see Stephen Conroy (disambiguation). Senator Conroy redirects here. For other uses, see Senator Conroy (disambiguation). The HonourableStephen ConroyDeputy Leader of The Opposition in The SenateIn office18 September 2013 – 30 September 2016LeaderPenny WongPreceded byGeorge BrandisSucceeded byDon FarrellLeader of the Government in the SenateIn office4 February 2013 – 26 June 2013Preceded byChristopher EvansS…

  لمعانٍ أخرى، طالع كليفلاند (توضيح). كليفلاند   الإحداثيات 45°14′39″N 90°43′34″W / 45.244166666667°N 90.726111111111°W / 45.244166666667; -90.726111111111  [1] تقسيم إداري  البلد الولايات المتحدة[2]  التقسيم الأعلى مقاطعة تايلور  خصائص جغرافية  المساحة 35.7 ميل مربع  ارت

بوغري   الإحداثيات 60°04′16″N 30°23′48″E / 60.071111111111°N 30.396666666667°E / 60.071111111111; 30.396666666667  تقسيم إداري  البلد روسيا[2][1]  خصائص جغرافية ارتفاع 16 متر  عدد السكان  عدد السكان 6154 (2010)[3]9185 (2017)[4]  معلومات أخرى منطقة زمنية ت ع م+03:00  188660  رمز اله

株式会社雪国まいたけYUKIGUNI MAITAKE CO.,LTD. 雪国まいたけ本社種類 株式会社機関設計 監査等委員会設置会社[1]市場情報 東証プライム 13752020年9月17日上場 本社所在地 日本〒949-6695新潟県南魚沼市余川89番地 北緯37度4分41.3秒 東経138度52分30秒 / 北緯37.078139度 東経138.87500度 / 37.078139; 138.87500座標: 北緯37度4分41.3秒 東経138度52分30秒 / 北緯37.078139…

主要地方道 広島県道82号 広島空港本郷線主要地方道 新広島空港本郷線 路線延長 7.7 km 制定年 1993年(一般県道認定)1994年(主要地方道昇格) 起点 三原市本郷町善入寺【北緯34度26分25.0秒 東経132度55分8.2秒 / 北緯34.440278度 東経132.918944度 / 34.440278; 132.918944 (県道82号起点)】 終点 三原市本郷町船木【北緯34度25分56.9秒 東経132度57分51.1秒 / …

Collection of short stories by Franz Kafka Contemplation Betrachtung, first edition, 1912AuthorFranz KafkaOriginal titleBetrachtungLanguageGermanGenreShort storiesPublisherRowohlt VerlagPublication date1912Published in English1958 (1958) New York, Schocken BooksMedia typePrint (hardback)Original textBetrachtung at German Wikisource Betrachtung (published in English as Meditation or Contemplation) is a collection of eighteen short stories by Franz Kafka written between 1904 an…

Докладніше: Історія Ємену اتحاد الجنوب العربي Федерація Південної Аравії Британський протекторат ↓ 1962 – 1967 Прапор Герб Південна Аравія: історичні кордони на картіМапа ФПА Столиця Аден Мови арабська Державний устрій Британський протекторат Історичний період Хол…

Indian actress (1947–2019) GeethanjaliBornMani[1]1947 (1947)Kakinada, Madras Presidency, British IndiaDied31 October 2019(2019-10-31) (aged 71–72)Hyderabad, Telangana, IndiaOccupationActressYears active1947–2019SpouseRamakrishna[1]Children1ParentsSri Rama Murthy[1] (father)Shyamalamba [1] (mother) Geethanjali (1947 – 31 October 2019) was an Indian actress who worked in Telugu, Tamil, Malayalam, and Hindi films.[2] In a career spannin…

Australian rules footballer, coach and media personality Australian rules footballer Danny Frawley Frawley during a pre-season match in 2017Personal informationFull name Daniel Patrick FrawleyNickname(s) SpudDate of birth (1963-09-08)8 September 1963Place of birth Ballarat, VictoriaDate of death 9 September 2019(2019-09-09) (aged 56)Place of death Millbrook, VictoriaOriginal team(s) Bungaree (CHFL)Debut Round 4, 1984, St Kilda vs. Hawthorn, at Princes ParkHeight 191 cm (6…

Clusters of neurons in the peripheral nervous system This article is about neuron clusters. For other uses, see Ganglion (disambiguation). Ganglia redirects here. For other uses, see Ganglia (disambiguation). GanglionMicrograph of a ganglion. H&E stain.DetailsSystemNervous systemIdentifiersLatinganglionMeSHD005724TA98A14.2.00.002FMA5884Anatomical terminology[edit on Wikidata] A dorsal root ganglion (DRG) from a chicken embryo (around stage of day 7) after incubation overnight in NGF grow…

Former administrative division of Greece This article is part of a series onPolitics of Greece Constitution Constitutional history Human rights Executive Head of state President of the Republic (list): Katerina Sakellaropoulou Presidential Departments Government Prime Minister (list): Kyriakos Mitsotakis Cabinet: Kyr. Mitsotakis II Legislature Speaker: Konstantinos Tasoulas Presidium Conference of Presidents Parliamentary committees Constituencies Apportionment Judiciary Supreme courts Special H…

Arab navigator and cartographer Not to be confused with Ahmad Majid. You can help expand this article with text translated from the corresponding article in Arabic. (July 2013) Click [show] for important translation instructions. View a machine-translated version of the Arabic article. Machine translation, like DeepL or Google Translate, is a useful starting point for translations, but translators must revise errors as necessary and confirm that the translation is accurate, rather than simp…

American poker player, writer, and lawyer This article relies largely or entirely on a single source. Relevant discussion may be found on the talk page. Please help improve this article by introducing citations to additional sources.Find sources: Andy Glazer – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (May 2010) Andy GlazerBornAndrew Norman Glazer(1955-12-28)December 28, 1955Amityville, New York, United StatesDiedJuly 4, 2004(2004-07-04) (aged 48)L…

American rapper This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article may require cleanup to meet Wikipedia's quality standards. The specific problem is: poor article code. Please help improve this article if you can. (December 2021) (Learn how and when to remove this template message) This article may need to be rewritten to comply with Wikipedia's quality standards. You can help. Th…

Former Métis community Rooster Town was a Métis community in Manitoba, Canada, located in modern-day Winnipeg. Copper kettle sculpture in north Fort Garry marking the former Rooster Town community. This Métis settlement existed from the early 1900s to the late 1950s. The difficulty of procuring affordable housing close to other members of the Métis community had led families to the decision to build their own housing on the land.[1] The peak population of Rooster Town was from about …

For other people named Diodorus, see Diodorus (disambiguation). Diodoros or Diodorus Greek: Διόδωρος; born Damianos G. Karivalis Greek: Δαμιανός Γ. Καρίβαλης (14 August 1923 – 20 December 2000) was the Patriarch of Jerusalem in the Eastern Orthodox Patriarchate of Jerusalem from 1980 to 2000. He was born on the Greek island of Chios on 14 August 1923. He became a monk in 1943 and was renamed Diodoros. Three years later he became a priest, then an archbishop of Hierapo…

Television series Power of 10Created byMichael DaviesPresented bySteven JacobsCountry of originAustraliaOriginal languageEnglishNo. of seasons1No. of episodes2 (6 unaired)ProductionRunning time60 minutes(Including commercials)Production companiesFremantleMedia AustraliaSony Pictures TelevisionOriginal releaseNetworkNine NetworkRelease31 March (2008-03-31) –7 April 2008 (2008-04-07) Power of 10 is a short-lived Australian game show which is based on the original American version …

Non-profit German artificial intelligence organization LAIONTypeNon-profitIndustryArtificial intelligenceFounderChristoph SchuhmannJenia JitsevRichard VencuRobert KaczmarczykTheo CoombesMehdi ChertiAarush KattaJan EbertWebsitelaion.ai  LAION (acronym for Large-scale Artificial Intelligence Open Network) is a German non-profit which makes open-sourced artificial intelligence models and datasets.[1] It is best known for releasing a number of large datasets of images and captions scrap…

Functional programming language This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article includes a list of general references, but it lacks sufficient corresponding inline citations. Please help to improve this article by introducing more precise citations. (September 2016) (Learn how and when to remove this template message) The topic of this article may not meet Wikipedia's general no…

Surgical removal of part of the iris IridectomyLarge peripheral iridectomy deforms pupilOther namesSurgical iridectomyICD-9-CM12.1MeSHD032801[edit on Wikidata] An iridectomy, also known as a surgical iridectomy or corectomy,[1] is the surgical removal of part of the iris.[2][1] These procedures are most frequently performed in the treatment of closed-angle glaucoma and iris melanoma.[1] Comparison with Nd:YAG laser iridotomy Ancient Hindu and modern iridectomy…

American businessman This article has multiple issues. Please help improve it or discuss these issues on the talk page. (Learn how and when to remove these template messages) This article is an orphan, as no other articles link to it. Please introduce links to this page from related articles; try the Find link tool for suggestions. (November 2018) The topic of this article may not meet Wikipedia's notability guideline for biographies. Please help to demonstrate the notability of the topic by cit…

American college football season 1980 Ohio State Buckeyes footballFiesta Bowl, L 19–31 vs. Penn StateConferenceBig Ten ConferenceRankingCoachesNo. 15APNo. 15Record9–3 (7–1 Big Ten)Head coachEarle Bruce (2nd season)Offensive coordinatorGlen Mason (1st season)Defensive coordinatorDennis Fryzel (2nd season)MVPCalvin MurrayCaptains Doug Donley Ray Ellis Keith Ferguson Calvin Murray Home stadiumOhio Stadium(Capacity: 83,112)Seasons← 19791981 →…

Capital city of Alagoas, Brazil Municipality in Alagoas, BrazilMaceióMunicipalityMunicipality of MaceióFrom the top, clockwise: Aerialview of Maceió; Alagoas State Museum; Álvaro Otacílio Avenue; Pajuçara beach; Ipioca beach and Ponta Verde seen from above. FlagCoat of armsNickname: Brazilian CaribbeanLocation of Maceió in the State of AlagoasMaceióLocation in BrazilCoordinates: 9°39′57″S 35°44′06″W / 9.66583°S 35.73500°W / -9.66583; -35.73500Coun…

Chrysler New Yorker Descrizione generale Costruttore  Chrysler Produzione dal 1940 al 1996 Serie Prima (1940–1942)Seconda (1946–1948)Terza (1949–1954)Quarta (1955–1956)Quinta (1957–1959)Sesta (1960–1964) Settima (1965–1968) Ottava (1969–1973) Nona (1974–1978) Decima (1979–1981) Undicesima (1982) Dodicesima (1983–1988) Tredicesima (1988–1993) Quattordicesima (1994–1996) Sostituita da Chrysler LHS La New Yorker è un'autovettura full-size prodotta dalla Chrysler…

Kembali kehalaman sebelumnya

Lokasi Pengunjung: 18.188.20.56