Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pemandian Air Soda Tarutung

Panorama Pemandian Air Soda Tarutung
Pemandian Air Soda Tarutung
Plakat Pemandian Air Soda Tarutung

Pemandian Air Soda Tarutung adalah salah satu tempat wisata pemandian di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Mata Air Soda Tarutung terletak di kaki bukit daerah Tarutung, di Desa Parbubu I, Kabupaten Tapanuli Utara. Mata air soda ini hanya berjarak satu kilometer dari pusat kota Tarutung. Pemandain Air Soda hanya ada dua dunia ini, yakni di Tarutung dan di Venezuela.

Sejarah Pemandian Air Soda Tarutung

Pemandian Air Soda yang ada di daerah Parbubu Tarutung adalah pemandian air soda satu-satunya yang ada di Indonesia. Pemandian ini sudah dikelola dan dikembangkan sejak tahun 1976 menjadi Objek Wisata, yang dikelola oleh Minar Sihite (Op. Ridoi Tobing/br Sihite).

Minar Shite adalah seorang bidan yang pulang ke kampung ng halaman di Tarutung. Tanpa diduga ibu tersebut berjalan ke lokasi air soda yang ditumbuhi semak belukar dan menemukan air soda di daerah tersebut.

Suatu waktu dia pernah bermimpi didatangi oleh Sahala Oppung yang mengatakan bahwa dia diberikan wasiat untuk mengembangkan tempat itu. Dengan mempersiapkan tujuh pohul itak (lampet) dibungkus daun pisang sebagai persembahan untuk permisi kepada pengisi alam saat itu.

Dengan usaha sendiri kala itu jadilah suatu tempat pemandian air soda yang ramai didatangi oleh pengunjung dan masyarakat sekitar. Tempat ini pernah efektif digunakan beberapa ketika tanggal 29 April 1989 di timpa longsor. Tanpa ada campur tangan dari pemerintah setempat untuk memperbaiki kerusakan saat itu. Dan dengan usaha sendiri ibu minar membangun kembali tempat tersebut. Meski banyak tantangan serta larangan dari pemerintah setempat mau pun dari masyarakat sekitar yang mengklaim itu adalah milik dari pemerintah serta milik warisan dari marga-marga, ibu Minar boru Sihite tetap mempertahankan serta mengembangkan tempat ini menjadi objek wisata yang terkenal dari Tapanuli Utara sampai saat ini.

Geologi

Mata air soda bisa terbentuk secara alami melalui proses geologi yang melibatkan air, gas, dan batuan di dalam bumi. Semuanya berawal dari aktivitas magma di dalam perut Bumi. Saat lempeng tektonik bergerak atau gunung berapi aktif, batuan karbonat yang terpendam di kerak atau mantel Bumi terpapar panas dan tekanan ekstrem. Panas ini menyebabkan batuan karbonat terurai, melepaskan gas karbon dioksida (CO2) ke dalam magma atau cairan hidrotermal.

Gas CO2 ini kemudian merambat naik melalui retakan, patahan, atau celah batuan menuju lapisan tanah yang lebih dangkal. Di bawah tanah, tekanan tinggi memaksa CO₂ larut ke dalam air tanah, mirip seperti cara karbonasi buatan pada minuman soda. Larutnya CO₂ dalam air ini membentuk asam karbonat (H₂CO₃) yang bersifat sedikit asam. Air asam ini kemudian mengalir melalui batuan, melarutkan mineral seperti kalsium dari batu kapur atau silika dari batuan vulkanik, sehingga memperkaya air dengan ion-ion mineral alami.

Air yang sudah "terkarbonasi" ini terakumulasi di akuifer (lapisan batuan berpori) yang tertutup oleh lapisan kedap air, seperti tanah liat atau batuan padat. Tekanan tinggi di dalam akuifer menjaga CO₂ tetap terlarut dalam air. Ketika air ini akhirnya menemukan jalan ke permukaan—misalnya melalui mata air, retakan tanah, atau sumur—tekanannya turun. Penurunan tekanan ini menyebabkan CO₂ keluar dari larutan dalam bentuk gelembung, menciptakan efek berbuih alami seperti air soda.

Ciri khas Pemandian Air Soda

  • Warna airnya nyaris berwarna merah sehingga nama Pemandian Air Soda Tarutung dalam bahasa batak toba disebut Aek Rara Tarutung, aek adalah air dan rara adalah merah.
  • Bila kita mandi di air soda maka tubuh kita akan berbusa dan mata akan perih jika terkena percikan airnya.
  • Airnya tidak lengket di badan seperti minuman bersoda, karena yang menyebabkan lengket adalah kandungan gula pada minuman bersoda.
  • Air soda ini seperti membuat badan kita halus dan terasa ringan.
  • Bila airnya dikecap terasa sedikit asin.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya