Not My Responsibility (bahasa Indonesia: Bukan Tanggung Jawabku) adalah sebuah film pendek Amerika Serikat tahun 2020 yang ditulis dan diproduksi oleh penyanyi-pencipta lagu Billie Eilish. Sebuah komentar terhadap celaan fisik dan standar ganda yang ditujukan pada penampilan wanita muda, film ini berisi sebuah monolog oleh Eilish mengenai pengawasan media seputar tubuhnya. Film ini merupakan sepotong karya spoken word dan menampilkan Eilish berada di ruangan gelap, perlahan membuka pakaiannya sebelum menenggelamkan diri dalam suatu zat berwarna hitam.
Film ini tayang perdana selama salah satu konser dalam rangkaian Where Do We Go? World Tour pada 9 maret 2020 sebagai sebuah selingan konser, dan dirilis secara daring pada 26 Mei. Para kritikus menyambut film ini dengan positif, memuji komentar dan nada di dalamnya, yang mereka anggap memberdayakan. Audio film ini kemudian disertakan sebagai salah satu lagu dalam album studio kedua Eilish, Happier Than Ever (2021). Beberapa jurnalis musik menggambarkannya sebagai pusat tematik album tersebut, sedangkan sejumlah lainnya mempertanyakan penyertannya, merasa bahwa ia telah kehilangan dampak emosional tanpa visualnya.
Latar belakang dan perilisan
Penyanyi-pencipta lagu asal Amerika Serikat Billie Eilish merilis album perdananya, When We All Fall Asleep, Where Do We Go?, pada Maret 2019 menuju kesuksesan komersial; album tersebut membantunya melesat menuju pengakuan internasional.[1][2] Gaya modenya, terutama pilihannya mengenakan pakaian longgar, menyita perhatian publik dan memicu pengawasan publik.[3][4] Ia mengenakan pakaian serupa guna menghindari objektifikasi seksual, amat sadar akan tubuhnya sebagai seorang remaja yang telah berjuang dengan citra dirinya sejak umur 11 tahun.[5][6][7] Eilish menghadapi sejumlah komentar tentang bagaimana ia tidak menggairahkan dan tidak feminin dan bagaimana ia perlu "bersikap layaknya seorang wanita" agar lebih menarik.[8]
Setelah menginjak usia 18 tahun, Elish mempertimbangkan akan mengurangi berpakaian longgar. Ia meyakini bahwa orang-orang yang membencinya tidak akan berhenti mencela fisiknya apa pun yang terjadi, mungkin disebut jalang, seekor "sapi gemuk", atau seorang munafik yang tengah menjual tubuhnya, apabila ia merubah caranya berpakaian.[7][8] Menanggapi hal ini, Eilish, yang telah menggunakan platformnya untuk menyerbarkan positivitas tubuh dan melawan budaya celaan fisik, menulis dan memproduksi film pendek berjudul Not My Responsibility. Film tersebut mewacanakan standar ganda misoginis yang ditujukan pada penampilan wanita muda, dengan fokus terhadap diskusi publik seputar tubuh Eilish.[9][10][11]
Sepotong karya spoken word,[12] film ini tayang perdana selama konser Miami dalam rangkaian Where Do We Go? World Tour pada 9 Maret 2020, sebagai sebuah pertunjukan selingan.[13][14] Filmnya kemudian diunggah menuju kanal YouTube Eilish pada 26 Mei 2020.[12] Editor musik Uproxx Derrick Rossignol menulis bahwa, pada masa perilisannya, Not My Responsibility menandai "pernyataan terbesar" Eilish tentang celaan fisik sepanjang kariernya.[9]
Not My Responsibility berlatar di sebuah ruangan yang remang-remang dan dimulai dengan menunjukkan Eilish mengenakan jaket hitam. Sementara musik elektronik dimainkan sayup-sayup, ia membuka pakaiannya satu per satu sampai hanya mengenakan kaus tidak berlengan dan sebuah kalung. Ia melepaskan kaus tersebut dan mengungkapkan sebuah bra hitam di baliknya. Perlahan, Eilish menenggelamkan dirinya di sebuah kolam berisi air berwarna hitam sebelum kembali ke permukaan, sepenuhnya merlumur zat hitam tersebut.
Film ini berisi komentar oleh Eilish sementara ia melepas pakaian. Ia mengomentari diskusi publik seputar penampilan fisiknya dan mengakui beragam opini yang dilayangkan orang-orang mengenai dirinya, tetapi ia mempertanyakan apakah mereka cukup mengenalnya untuk melontarkan asumsi tentang tubuhnya. Eilish membicarakan standar ganda yang ia hadapi karena memakai apa yang ia suka: "Apabila saya mengenakan apa yang nyaman bagi saya, saya bukan seorang wanita. Apabila saya mengupas lapisannya, saya seorang pelacur." Ia mengakhiri filmnya dengan baris, "Apakah nilaiku hanya didasarkan dari persepsimu? Ataukah pendapatmu tentangku bukan tanggung jawabku."
Tanggapan kritis
Not My Responsibility menerima pujian dari para kritikus. Lars Brandle menulis untuk Billboard bahwa Eilish dapat mencontohkan "sari kreatifnya" melalui visual film ini, dan ia berkomentar positif tentang musik latarnya.[15] Beberapa jurnalis musik lain, seperti Althea Legaspi dari Rolling Stone,[10] Ruth Kinane dari Entertainment Weekly,[16] dan Dorany Pineda dari Los Angeles Times, mendapati Not My Responsibility sebagai sebuah kecaman yang efektif nan ampuh terhadap standar kecantikan yang seksis.[17]
Riley Runnells, seorang penulis Paper, memuji Eilish yang mengungkapkan kerentanannya melalui tesis film ini,[18] sementara caranya yang intens dalam menggambarkan sentimen ini merupakan sebuah titik pujian bagi Carolyn Twersky dari Seventeen.[19] Laura Pitcher dari Teen Vogue berbagi empatinya untuk pengalaman panjang Eilish menghadapi celaan fisik. Dengan film ini, ia merasa terinspirasi oleh dedikasi berkelanjutan Eilish dalam bersuara melawan pengaturan misoginis terhadap penampilan wanita.[20]
Audio film pendek ini tampil sebagai lagu kesembilan dalam album studio kedua Eilish, Happier Than Ever.[21][22] Album tersebut dirilis pada 30 Juli 2021 melalui Darkroom dan Interscope Records.[23] Tema lirik dalam albumnya mendiskusikan perjuangan yang wanita muda hadapi di industri hiburan: penganiayaan emosional, ketimpangan kekuasaan, dan misogini.[24][25][26] Dalam sebuah komentar Happier Than Ever untuk Spotify, Eilish menggambarkan lirik lagu ini sebagai "beberapa kata kegemaran saya yang pernah saya tulis", meski ia merasa bahwa tidak ada yang memperhatikan pesan di dalamnya.[27]
Sebuah lagu bergenre ambiens dan pop elektro yang berisikan permainan penyintesis,[26][28][29] "Not My Responsibility" sebagian ditulis oleh Eilish; saudaranya, Finneas O'Connell, turut didaftar sebagai pencipta dan sang produser. Dave Kutch dan Rob Kinelski masing-masing mengerjakan mastering dan pencampurannya.[30] Instrumental lagu ini disampel untuk lagu selanjutnya, "Overheated";[31] musik pada akhir "Not My Responsibility" bertransisi menuju lagu tersebut.[32]
Beberapa kritikus menganggap "Not My Responsibility" sebagai pusat tematik Happier Than Ever. Menurut mereka, lagu ini mencontohkan motif penting dalam albumnya: gosip media yang intens seputar Eilish sebagai seorang wanita muda, serta refleksi Eilish terhadap dampak negatif dari fenomena tersebut.[26][36][37] Menganalisis Happier Than Ever untuk Slate, Carl Wilson menulis bahwa di tengah-tengah semua spekulasi mengenai kehidupan pribadi Eilish, "fokus terhadap tubuhnya tentu telah berdampak paling besar".[38] Bagi Quinn Moreland dari Pitchfork, "Not My Responsibility" menetapkan nada untuk paruh kedua albumnya, yang mewacanakan topik seperti dinamika kekuasaan, voyeurisme, dan sesksualitas.[39] Sophie Williams dari NME berpendapat bahwa pendekatannya terhadap pengawasan media yang dialami Eilish menjadikannya salah satu "lagu terkuat dan paling menghantui" dari diskografinya.[40]
Di sisi lain, beberapa kritikus menyampingkan "Not My Responsibility" sebagai tambahan yang tidak perlu dalam Happier Than Ever. Dalam sebuah ulasan untuk The A.V. Club, Alex McLevy menganggap lagu ini lebih mirip sebuah pidato TED alih-alih lagu yang mengandung kesenian.[41] Callie Ahlgrim dari Insider, meski mengapresiasi komentar di dalamnya, merasa bahwa lagu ini kehilangan dampak tanpa visual dari film pendeknya—suatu sentimen yang digemakan oleh Moreland dan McLevy.[32][39][41] Courteney Larocca, menanggapi Ahlgrim, menulis: "Menamparnya menuju sebuah daftar lagu resmi hanya menggugah juling mata dan penekanan tombol lewati."[32] Kritikus lainnya menggambarkan lirik "Not My Responsibility" muluk atau berlebihan sehubungan dengan albumnya.[31][42]
^"The ARIA Report: Week Commencing 9 August 2021". The ARIA Report (dalam bahasa Inggris). No. 1640. Asosiasi Industri Rekaman Australia. 9 Agustus 2021. hlm. 4.