Menyelipkan catatan di Tembok Ratapan

Seorang gadis menyelipkan catatan ke sebuah celah Tembok Ratapan di Yerusalem.

Menyelipkan catatan di Tembok Ratapan merujuk kepada praktik menyelipkan potongan kertas berisi doa tertulis kepada Allah di bagian celah-celah Tembok Ratapan, sebuah tempat suci Yahudi di Kota Lama Yerusalem.

Peristiwa tersebut diklaim bermula sejak awal abad ke-18 dan menjadi kebiasaan orang Yahudi saat mengunjungi Tembok Ratapan. Namun, terdapat persengketaan soal apakah hukum Yahudi memperbolehkan potongan-potongan kertas diselipkan pada celah-celah.[1] Beberapa orang berpendapat bahwa praktik tersebut menodai kesucian Tembok dan penyelipan catatan-catatan seharusnya tak diteruskan.[1]

Sebanyak sejuta catatan diselipkan setiap tahun dalam apa yang telah menjadi kebiasaan, tak hanya untuk para wisatawan, namun juga para tamu negara tingkat tinggi yang mengunjungi Israel dari luar negeri. Catatan tersebut dikumpulkan dua kali setiap tahun dan dikuburkan di dekat Bukit Zaitun.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Journal of Halacha and Contemporary Society. 43-44. Yeshiva Rabbi Jacob Joseph School. 2001. hlm. 94. A practical issue in connection with the kotel ha'maravi is whether it is permitted to insert one's fingers or notes into the crevices of the wall" and "Others have argued that since this pollutes the kotel, and there is no halachic reasoning for this practice, that it is not proper to allow it to continue. 

Pranala luar