J. A. Motyer dari Trinity College, Bristol menggambarkan bahwa: "Perpaduan kasih sayang seorang bapa yang tidak pernah berubah dan pemerintahan kerajaan kekal yang tidak pernah berakhir merupakan tekanan unik mazmur ini."[3]
Mazmur ini menggunakan berbagai citraan, yang terkenal antara lain dalam ayat 12: "...Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita..." Mazmur 103:12.
Mazmur ini secara tradisional dinyanyikan pada peringatan Matin Sabtu oleh ordo St. Benedict, kemungkinan sejak pendiriannya tahun 530.[12]
Dalam Liturgy of Hours saat ini, Mazmur 103 dinyanyikan atau dibacakan pada pembacaan "Office of Sunday" minggu deuxième. juga sering dipakai pada pembacaan Mass. Merupakan mazmur yang dibacakan pada pesta "Sacred Heart". Untuk waktu biasa, dipakai pada hari Minggu ke-7 dan ke-2 tahun A7 dan hari Minggu ke-8 pada tahun B. Dalam Lent, dipakai pada hari Minggu ke-3 dan ke-7. Akhirnya, merupakan Psalm Easter Sunday ke-7.
Ortodoks
Dalam Gereja Ortodoks Timur mazmur ini merupakan satu dari enam mazmur Orthro (Matin) yang dibaca setiap pagi di luar Bright Week. Juga merupakan "Typical Psalms" pertama dari Typica, yang dibacakan sebagai pengganti Divine Liturgy ketika tidak diperingati pada hari-hari yang diizinkan. Seringkali dinyanyikan sebagai antiphon pertama dalam Divine Liturgy, tetapi sering digantikan oleh antiphon lain pada hari raya agung dan banyak hari-hari kerja, serta selalu digantikan dalam praktik Yunani (kecuali di Mount Athos).[13]
Protestan
Thesman mencatat bahwa mazmur ini merupakan deklarasi bahwa Allah tidak pernah mengkhianati kita, tidak pernah meninggalkan kita, dan tidak pernah lupa ..... Kasih sayangnya menutupi semua kesalahan kita dan tendensi manusiawi kita,[14]
sementara Coke menyebutnya penampilan ekskkuisit, sangat dapat diterapkan dalam setiap penyelamatan: patut dikatakan untuk menggambarkan keajaiban anugerah.[15]
Mazmur ini merupakan suatu nyanyian pujian yang berkepanjangan, dan mencakup pandangan komprehensif mengenai kebaikan Yahweh, dalam semua karya agung penciptaan dan penebusan[16] sementara Barnes menyebutnya luar biasa regular dalam struktur dan komposisinya; indah dalam bahasa dan konsepsinya; dapat diadaptasi untuk seluruh waktu dan zaman; cocok untuk menyatakan perasaan syukur kepada Allah atas penyelamatan dari kesusahan, dan untuk manifestasi kasih sayang-Nya; pantas untuk mengangkat jiwa, dan mengisinya dengan pandangan yang ceria.[17]
Sarjana Perjanjian Lama, Bernhard Duhm, menganggap Mazmur ini merupakan "kompilasi berbagai kalimat-kaliman indah dari pembacaan yang cukup ekstensif."[18]
Musik
Dalam ibadah gereja-gereja di Indonesia, mazmur ini menjadi dasar lagu rohani Kidung Jemaat KJ. 288 "Mari, Puji Raja Sorga" ("Praise, My Soul, the King of Heaven"; Syair oleh Henry Francis Lyte, 1834; Lagu: John Goss, 1869; Terjemahan: Yamuger, 1982)
Ayat 12 digubah menjadi lagu "Sejauh Timur Dari Barat" oleh Jonathan Prawira[19]
Lagu Bless The Lord dalam musikal Godspell didasarkan pada mazmur ini.
Mendasari lagu rohani bahasa Jerman "Nun lob, my soul, the men" gubangan Johann Gramann.
Mendasari lagu-lagu bahasa Inggris "Sing to the Lord and praise him" dan "Bless the Lord, O my soul".
Referensi
^(Indonesia) Marie Claire Barth, B.A. Pareira, Tafsir Alkitab: Kitab Mazmur 73-150. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1998.
^(Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2, Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
^LePeau, Phyllis J. (2001-08-02). Kindness: Reaching Out to Others. Zondervan. hlm. 55. ISBN978-0-310-23866-9., attributed to The New Bible Commentary, 552.
^Jewish Publication Society (2014) "Psalms" (note on Psalm 103) in Adele Berlin and Marc Zvi Brettler (eds.) The Jewish Study Bible (second edition). New York: Oxford University Press.
^D’après le Complete Artscroll Siddur, compilation des prières juives.