Manuk kurung

Permainan Manuk Kurung adalah permainan tradisional dari Jawa Tengah.

Manuk Kurungan apabila diterjemahkan satu persatu adalah sebagai berikut, manuk =burung; kurungan = sebuah alat untuk mengurung sesuatu yang dalam permainan ini menggunakan sarung sebagai alat kurung.Jadi Manuk Kurungan memiliki arti burung yang dikurung.

Manuk Kurungan apabila diterjemahkan satu persatu adalah sebagai berikut,manuk artinya burung/ayam; kurungan mempunyai arti sebuah alat untuk mengurung sesuatu.Jadi Manuk Kurungan memiliki arti burung yang dikurung. Permainan Manuk Kurungan ini biasanya dilakukan untuk mengisi waktu luang dimalam hari ketka terang bulan,setelah selesei membantu orang tua di mana para pemainnya biasanya anak laki-laki usia 6-12 tahun.

Tata cara permainan

Cara permainannya biasanya berkelompok, kemudian setiap anak mencari pasangan untuk melakukan undian.Pemenang undian akan menjadi satu kelompok,demikian juga yang kalah. Baik yang kalah atau yang menang masing-masing menunjuk ketuanya yang disebut Pakembar. Setiap regu yang sudah memiliki ketua tadi akan bersembunyi untuk memilih pemeran sebagai burung/ayam. Setelah terpilih ayam/burung maka akan dikurung dengan sarung,yang kemudian akan dibawa ke arena oleh kedua pakembar. Si ayam dalam kurungan mengelabui lawan dengan mengembangkan kain sarung lebih besar. Biasanya anak yang bentuk badannya di ketahui lawan tidak akan di tunjuk.Kemudian kedua pekembar akan berdialog sekitar ayam/burung dari mana,keturunan berapa kali diadu,makanannya,dan sebagainya. Setelah berdialog,masing-masing disuruh berkokok.Biasanya ayam/burung mengubah suaranya supaya tidak dikenal.Setelah berkokok masing-masing pekembar menebak siapa yang akan menjadi ayam/burung.Jika tertebak,maka ayam/burung akan menjadi regu penebak. Kalau tidak tertebak,masih tetap menjadi regu asal.Jika kedua tebakan adalah tepat,maka terjadi seri atau masing-masing kembali pada regunya. Permainan ini diulang sampai salah satu regu habis anggotanya atau kalah. Regu yang kalah harus menggendong pemenang pada jarak yang disepakati sebelumnya.[1]

Referensi

  1. ^ Manuk Kurung. DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN DIREKTORAT PERMUSEUMAN. 1998. hlm. 267.