Jumlah penduduk kecamatan Kota Waingapu tahun 2020 berjumlah jiwa, dimana laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Kecamatan ini memiliki 172 Rukun Tetangga (RT) dan 63 Rukun Warga (RW), 13 dusun, yang terbagi ke dalam 3 desa dan 4 kelurahan. Penduduk asli Sumba Timur ialah suku Sumba, demikian juga yang ada di kota Waingapu.[4] Selain itu ada juga suku pendatang lain dari sekitar provinsi Nusa Tenggara Timur, seperti suku Alor, suku Flores, dan juga pendatang seperti Jawa, Bugis, Bali, dan lainnya. Sementara itu, bahasa yang digunakan di kawasan itu selain bahasa Indonesia, penduduk lokal memakai bahasa Sumba dengan logat Ligar Kambera, logat yang umumnya dipakai di kabupaten Sumba Timur.[4]
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Sumba Timur 2020 mencatat bahwa masyarakat kecamatan Kota Waingapu mayoritas memeluk agama Kristen yakni 64,47%, dimana Protestan 48,31% sebanyak dan Katolik 16,16%. Pemeluk agama Islam juga banyak dianut warga kota Waingapu, yakni 29,22%, bahkan 68% umat Islam yang ada di kabupaten Sumba Timur berasal atau tinggal di kecamatan ini. Kemudian pemeluk kepercayaan Marapu masih banyak dianut warga Sumba Timur, demikian juga di Kota Waingapu, yakni sebanyak 5,37%. Selebihnya merupakan pemeluk agama Hindu 0,94%, yang umumnya merupakan warga pendatang dari Bali.
Data usia kerja penduduk kota Waingapu memiliki beragam macam atau jenis pekerjaan. Data tahun 2020 mencatat bahwa mayoritas penduduk merupakan petani sebanyak 6.258 orang, kemudian pedagang 3.613 orang, Pegawai Negeri Sipil serta Polisi dan TNI sebanyak 3.064 orang. Kemudian pekerja sebagai nelayan 916 orang, peternak 356 orang, industri kerajinan 36 orang, dan selebihnya pekerja swasta, buruh, penenun sebanyak 16.259 orang, yang umumnya berada di kelurahan Hambala, ibukota kecamatan.[3][4]