Istilah "Khalifah Berdiri" mengacu pada jenis ikonografi eksperimental dalam koin-koin periode Abd al-Malik ibn Marwan, khalifah Umayyah ke-5, yang digunakan dalam periode singkat antara 72 dan 77 H (692 dan 697 M). Koin-koin ini dianggap sebagai koin Islam tertua, karena sebelumnya umat Islam masih menggunakan dirham Sasanian(koin Arab-Sasanian ) dan dinar Bizantium (koin Arab-Bizantium).[1] Koin Khalifah-Tegap dan sejumlah koin lain yang memiliki unsur koin Bizantium juga dikenal dengan sebutan koin Arab-Bizantium.[2]
Menurut beberapa sumber bahwa pencetakan gambar khalifah yang sedang berdiri pada koin-koin tersebut sebagai tanggapan atas pencetakan koin baru oleh Kaisar Justinian II, dengan gambar Yesus Kristus di satu sisi dan gambar kaisar memegang salib di sisi lain. Koin Justinian II itu sendiri mungkin dicetak sebagai tanggapan atas modifikasi solidus (koin) Bizantium yang dihiasi dengan tulisan syahadat.[3]
Hanya beberapa tahun setelah dirilis, produksi koin dengan ikonografi khalifah berdiri dihentikan dan diganti dengan jenis koin baru yang hanya menggunakan ornamen tulisan dalam bahasa Arab.[4] Penghapusan ikonografi khalifah dalam koin diduga terkait dengan isu anikonisme atau larangan membuat gambar dalam Islam.[5]
Hingga akhir abad ke-7, koin-koin di wilayah bekas Kekaisaran Bizantium masih merupakan modifikasi dari koin Bizantium. Terbitnya koin Khalifah Berdiri, baik emas maupun tembaga, menandai era baru koin Islam.[6]
Ornamen
Ciri khas dari koin Khalifah-Berdiri adalah ornamen pria Arab berjanggut yang mengenakan topi dan jubah, seraya membawa cambuk dan pedang bersarung. Sebagian besar peneliti percaya bahwa sosok merupakan ikon dari Khalifah Bani Umayyah, tetapi beberapa menganggapnya gambar simbolis dari tokoh Islam.[7] Adapun pada sisi sebelahnya terdapat beberapa baris anak tangga yang menopang sebuah tiang dengan bola di atasnya. Simbol ini, selain modifikasi dari salib pada koin Bizantium, dipandang sebagai penekanan monoteisme Islam terhadap Trinitas Kristen.[8]
Pada koin-koin dinar, tulisannya memuat slogan-slogan keagamaan seperti syahadat (Laa ilaha illallah, Muhammadar-rasulullah).[4] Sedangkan kon-koin dirham, khususnya yang masih menggunakan ornamen Sasania, kita masih menemukan ikonografi Khosrow Parvez pada satu sisi dengan tulisan dalam aksara Arab Kufi; dan di bagian belakangnya terdapat ornamen Khalifah Berdiri dengan tulisan "amirul mu'minin" dan "khalifahullah" terukir di samping tubuhnya.[9]
Tempat Pencetakan Koin
Tujuh belas tempat telah diidentifikasi sebagai tempat mencetak koin-koin ini. Koin emas (dinar) kemungkinan hanya dicetak di Damaskus.[10] Adapun tempat pencetakan koin tembaga terdapat di Damaskus, Aleppo, Homs, Raha, Haran, Amman dan Yerusalem.[11]
Dinar emas seri Khalifah-Berdiri memiliki berat sekitar 4 hingga 4,5 gram; berbeda dengan koin dinar sesudahnya yang hanya bertuliskan huruf Arab, beratnya dikurangi menjadi 4,25 gram yang kemudian menjadi standar bobot dinar selama berabad-abad.[12] Adapun berat rata-rata koin tembaga Khalifah-Berdiri adalah sekitar 3 gram.[13]
Galeri Foto
Dinar emas dengan ikonograsfi Khalifah-Berdiri.
Foto dua sisi dinar dari era khalifah Abdul-Malik bin Marwan.
Versi solidus (dinar) Arab-Bizantium dengan teks syahadat. Koin ini dianggap sebagai koin Islam pertama dan diduga berasal dari tahun 692 M.[14]
Koin Bizantium dengan gambar kaisar Justinian II, sebagai tanggapan atas koin Arab-Bizantium.