Kitab 1 Tawarikh
Kitab 1 Tawarikh (disingkat 1 Tawarikh; akronim 1Taw.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, terletak sesudah Kitab 1 Raja-raja dan sebelum Kitab 2 Tawarikh.[1] Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Tawarikh", yang merupakan kitab Tanakh yang terakhir dan termasuk dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim. Kitab ini disebut "Βιβλίον Παραλειπομένων Αʹ" (Biblíon Paraleipoménon I) dalam Septuaginta Yunani, dan kemudian diserap ke Vulgata Latin menjadi "Liber I Paralipomenon". IstilahIstilah "Tawarikh" merupakan serapan dari kata تَوَارِيخ (tawārīkh) dalam bahasa Arab, bentuk jamak dari تَارِيخ (tārīkh) yang berarti "penanggalan", "riwayat", atau "catatan sejarah". Nama "Tawarikh" merupakan terjemahan maknawi dari nama kitab דִּבְרֵי הַיָּמִים (Divre Hayyamim), dari gabungan bentuk jamak dari kata דָּבָר (davar, har. "kata") dan יוֹם (yom, "hari"), yang bermakna harfiah "perkataan hari-hari", tetapi bermakna kiasan "catatan sejarah" atau "kronik". Penamaan "Tawarikh" telah terbukti digunakan untuk berbagai versi terjemahan Alkitab bahasa Melayu dan bahasa Indonesia sejak zaman Hindia Belanda.[2][3][4][5] Nama "Tawarikh" dan Divre Hayyamim selaras dengan isi kitab ini yang berbentuk catatan silsilah dan riwayat bangsa Israel kuno dari Adam sampai masa pembuangan ke Babel. Nama kitab Paraleipoménon (Παραλειπομένων), yang berarti harfiah "dari hal-hal yang terlewatkan", berasal dari kata kerja παραλείπω (paraleípō) yang berarti "melewatkan" atau "mengesampingkan". Vulgata dan beberapa versi terjemahan Alkitab (yang merupakan terjemahan turunan dari Vulgata atau Septuaginta) mengadopsi nama Paralipomenon sebagai judul kitab ini. Menurut dugaan beberapa ahli, nama Paralipomenon digunakan untuk mewakili ciri kitab ini yang "melengkapi Kitab Samuel dan Kitab Raja-raja yang terlewatkan". Namun, banyak pula pakar yang menolak penggunaan istilah Paraleipoménon yang dianggap salah kaprah. IsiIsi dari Kitab 1 Tawarikh dimulai dengan menampilkan daftar silsilah dari orang-orang Israel, dimulai dari Adam hingga suku-suku Israel pada masa raja-raja, beserta beberapa daftar dengan topik tertentu, seperti "daftar kepemilikan kota oleh orang-orang Lewi" dan "daftar penyanyi dalam rumah TUHAN".[6][7] Setelah riwayat singkat mengenai akhir hidup Saul,[8] kitab ini kemudian menceritakan pencapaian-pencapaian dan keberhasilan-keberhasilan pada masa pemerintahan Raja Daud, dimulai dari waktu ia naik takhta hingga ketika ia mangkat.[9] Garis besar dalam kitab ini meliputi:
Kepengarangan![]() ![]() Talmud (Baba Bathra 15a) mencatat Ezra sebagai penulis untuk Kitab Tawarikh. Namun, kitab ini sendiri sebenarnya tidak memuat nama penulis dan tidak ada bukti kuat yang mendukung teori-teori mengenai penulisnya. Fokus atas orang-orang Lewi dalam kitab ini mengindikasikan adanya keterlibatan kelompok itu dalam penulisan kitab, meskipun tidak dapat dipastikan. Peristiwa terakhir yang dicatat di Kitab 2 Tawarikh, yaitu di 2 Tawarikh 36:22–23, adalah kembalinya orang Israel dari pembuangan ke Babel, sehingga dapat disimpulkan kitab ini ditulis tidak lama sesudahnya. Silsilah pada Kitab 1 Tawarikh, yaitu di 1 Tawarikh 3:17-24, yang memuat keturunan raja Yoyakhin yang tampaknya meliputi 6 generasi buangan, mengindikasikan bahwa waktu penulisan kitab ini sekurang-kurangnya pada 400 SM. TujuanKitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang telah dituliskan dalam Kitab Samuel dan Raja-raja. Namun di dalam Kitab Tawarikh, riwayat-riwayat tersebut diceritakan dari sudut pandang lain. Sejarah kerajaan Israel dalam kitab Tawarikh ditulis dengan dua maksud utama.
SumberLebih dari setengah isi kedua Kitab Tawarikh diambil dari kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain, terutama Kitab Samuel dan Raja-raja. Sumber-sumber lain yang disebut dalam Kitab 1 Tawarikh termasuk:
PerikopJudul perikop dalam Kitab 1 Tawarikh menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.
Kaitan dengan kitab lainKitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang juga tertulis dalam Kitab Samuel dan Raja-raja, sehingga banyak ceritanya yang saling tumpang tindih dan melengkapi satu sama lain. Referensi
Lihat pula |