Pada tanggal 15 April 2019, sekitar pukul 18:50 CEST, api membakar atap Notre-Dame de Paris di Paris, Prancis, dan menimbulkan kerusakan parah pada bangunan katedral. Menara dan atap katedral runtuh di tengah kebakaran.[1][2]
Katedral ini telah berdiri sejak abad ke-12. Perawatan dan pemugaran katedral mulai dilakukan tahun 2018 karena kondisi bangunan dianggap sudah darurat.[3] Perancah dibangun menutupi atap dan patung-patung perunggu sudah diangkut dari katedral ini sebelum renovasi.[4] Philippe Villeneuve, kepala arsitek monumen bersejarah Prancis, mengatakan pada Juli 2017 bahwa buruknya kondisi katedral ini disebabkan oleh polusi udara.[5]
Penyebab kebakaran belum dipastikan. Pihak berwenang menduga ada kaitannya dengan aktivitas renovasi bangunan.[6] Kebakaran diperkirakan mulai terjadi pukul 18:30 CEST menjelang berakhirnya masa kunjungan wisatawan. Sebuah misa rencananya diadakan di Notre Dame pukul 18:15 sampai 19:00 CEST.[7] Menurut saksi mata, pintu katedral mendadak ditutup dan asap putih mulai keluar dari atap. Warna asap berubah menjadi hitam sehingga menandakan ada kebakaran besar di dalam katedral.[8] Polisi dan petugas darurat segera mengevakuasi Île de la Cité dan semua jalan ke sana ditutup.[6][8][9] Warga berkumpul di pinggir Sungai Seine dan gedung-gedung sekitarnya untuk menyaksikan kebakaran.[8] Empat ratus pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api.[10] Mereka mengatakan bahwa pemadaman menggunakan pesawat mustahil dilakukan karena berpotensi meruntuhkan bangunan gereja.[8] Petugas darurat berusaha menyelamatkan karya seni dan relik agama di tengah upaya pemadaman api. Tidak ada laporan korban tewas atau cedera.[11]
Api melalap bagian atas katedral, termasuk dua menara lonceng dan puncak tengahnya,[12][13] dan atap beserta menaranya runtuh.[6] Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, menggambarkan peristiwa ini sebagai kebakaran yang "mengerikan".[14] Juru bicara katedral mengatakan, "[seluruh bangunan ini] terbakar ... tidak ada lagi yang akan tersisa. Kami belum tahu apakah kubah yang melindungi katedral ikut terdampak atau tidak."[6] Ia juga berkata bahwa seluruh kerangka kayu bisa saja runtuh sehingga mengancam seluruh kubah gereja.[15]
Presiden Prancis Emmanuel Macron menunda siaran pidato pada Senin malam setelah menerima kabar terbakarnya Notre-Dame de Paris. Sebelumnya, ia dijadwalkan menyampaikan pidato tentang langkah yang harus diambil usai perdebatan publik pasca-unjuk rasa rompi kuning.[16]
Wali Kota Anne Hidalgo meminta warga menjauh dari lokasi kebakaran dan mengikuti arahan petugas pemadam kebakaran.[6]
Tidak sampai 24 jam setelah kebakaran terjadi, sejumlah pihak berjanji akan menyumbangkan lebih dari €800 juta untuk rekonstruksi katedral.[17] In addition to private individuals, numerous companies have pledged money towards the reconstruction effort.
Lokasi Pengunjung: 3.139.108.13