Iwan Piliang, yang bernama lengkap Narliswandi Piliang, kini seorang pengusaha, traveler, blogger. Ia mantan wartawan, di grup Tempo, pernah terlibat sebagai reporter Zaman diubah Menjadi Matra lalu terakhir di SWA, hingga 1989.
Sejak 10 November 1989 ia mendirikan PT Potlot Nasional bergerak di bidang Marketingnya Communications; sempat Memiliki klien multinasional co; melakukan terobosan iklan produk sarung pertama beriklan di televisi: Sarung Mangga.
Berpedoman bila berbisnis tanpa modal dan “bintang” kudu berjibaku dengan ide kreatif dan deferensiasi, Iwan fokus ke Industri Serial Animasi, 1994. Menurutnya serial animasi memiliki pasar besar. Jika 1 episode saja US $ 1.000 maka untuk 52 episode sudah US $ 52.000, maka ketika serial animasi carangan yang digagasnya didukung Burbank Sydney untuk dipasarkan ke global market, digaransi untuk 1.000 stasiun teve, maka seluruh equity ia amiliki kala itu dia belanjakan membuat serial, hingga dapat 6x 24 menit. Sayang untuk melanjutkan Iwan kehabisan modal. Era venture capital real belum ada. Sejak itulah ia berusaha melobby siapa saja mau melalukan venture di ekonomi kreatif. Sampai-sampai iya mendirikan AINAKI, asosiasi industri animasi dan Konten Indonesia, yang membawanya duduk sebagai Ketua Pokja Konten dan Aplikasi di Kadin Indonesia di masa Hidayat, Ketua Umum Kadin. Semasa di Potlot pula ia pernah membuat film dokumenter Masjid Bersejarah on air selama 30 episode jelang buka puasa, 1995.
Jelang reformasi, Iwan pernah bekerja di High end Post, jasa post production. Perhatiannya kepada dinuia penulisan ia salurkan untuk terus di sosial media terutama blog sebagai Citumenggung journalism (jurnalisme warga i Indonesia. Ia pernah menyandang jabatan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia IndReformasi (PWI-R).
Iwan Piliang mulai dikenali ada publ Indonesia ketika ia ikut aktif menyelidiki kasus kematian yang diduga pembunuhan terhadap David Hartanto seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura (NTU) pada tahun 2009.[1]
Nama Iwan Piliang, pemilik akun twitter "@Iwanpiliang7" ini,[2] semakin dikenal luas ketika pada Juli 2011 ia melakukan wawancara melalui jaringan skype dengan Muhammad Nazaruddin, seorang buronan pihak kepolisian dalam kasus korupsi. Wawancara tersebut disiarkan oleh salah satu TV swasta nasional dan mendapatkan perhatian besar dari masyarakat.[3]
sebagai private investigator, selain mengungkapkan kasus David Hartanto, Iwan Piliang banyak melakukan investigasi berbagai kasus, diantaranya adalah peretasan data PT. Bumi Resources. Tbk, yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dengan tujuan menguasai aset perusahaan tersebut.[4] keterlibatan Iwan Piliang dalam proses investigasi kasus penyedotan data perusahaan tambang raksasa PT. Bumi Resources TBK itu atas permintaan bantuan dari pihak perusahaan kepada Iwan Piliang sebagai Private Investigator.[5].Iwan Piliang mengungkapkan pencurian data melalui hacking tersebut dilakukan dengan menyusup melalui 3 komputer pejabat Bumi Resources, Direktur Operasional Andrew Beckham dan sekretarisnya, Weni Trijayanti, dan staf akunting Fuad Helmi berhasil mengambil data perusahaan tersebut sebanyak 1,5 terrabyte.[6] Iwan Piliang juga pernah mengungkap sengketa Warisan usai kematian Senyap Teddy Rusdi purnawirawan jenderal bintang dua TNI AU.[7]
Didunia politik, menurut pernyataan Wakil Sekjen Partai Demokrat Saan Mustopa, Iwan Piliang pernah menjadi anggota Partai Demokrat, yang kemudian melepaskan keanggotaannya karena kecewa merasa tidak diperlakukan secara profesional oleh partai tersebut.[8]
Referensi
Pranala luar