Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Indianisasi Asia Tenggara

Prasasti Võ Cạnh adalah prasasti tertua yang pernah ditemukan di Asia Tenggara. Prasasti ini ditemukan di desa Võ Cạnh dekat kota Nha Trang, Provinsi Khanh Hoa, Vietnam. Replikanya ada di Museum Khanh Hoa.

Indianisasi Asia Tenggara adalah proses penyebaran budaya India di wilayah Asia Tenggara yang telah dimulai sejak abad ke-1 Masehi.[1] Istilah ini pertama kali digunakan oleh seorang arkeolog Prancis bernama George Coedes dalam bukunya yang berjudul Histoire ancienne des états hindouisés d'Extrême-Orient. Dia mengartikan istilah indianisasi sebagai ekspansi dari sebuah budaya yang terorganisir yang berdasarkan kepada sistem kerajaan yang ada di India dengan ciri-ciri pengaruh Hinduisme, Buddhisme, negara-negara hasil indianisasi aliran Asia tenggara, mitologi dalam Purana serta Dharmasastra yang menyebar dalam bahasa sanskerta.[2] Fenomena ini pun menyebabkan sanskritisasi di Asia tenggara,[3] kemunculan kerajaan dengan corak India, [4] penyebaran agama Hindu[5] dan perdagangan sutra.[6]

Karena Indianisasi, diduga bahwa honorifik India juga diserap di wilayah Asia Tenggara dalam penggunaan kata b/vraḥ dalam bahasa Khmer tua yang merupakan turunan dari kata brā́hmaṇa (Dewanagari: ब्राह्मण; , ब्राह्मण, ब्राह्मण) sebagai honorifik untuk dewa atau anggota kerajaan.[7] Penggunaan honorifik India lain juga ditemukan di kerajaan Funan dalam bentuk penambahan kata -varman sebagai bagian dari nama raja yang berkuasa.[8]

Penyebaran indianisasi

Ada beragam teori tentang bagaimana indianisasi menyebar di Asia Tenggara yang semua pendapat terbagi dalam pembagian kasta yang menjadi penyebar utama dari bahasa dan budaya India ke Asia Tenggara.[butuh rujukan]

Teori pedagang dari kasta waisya

Pada studi kasus di negara Indonesia, teori pertama berfokus pada kemungkinan indianisasi dibawa oleh kasta waisya sebagai pedagang. Postulat ini menekankan bahwa para pedagang menggunakan penetrasi damai.[9] Penetrasi damai adalah masuknya kebudayaan kepada suatu wilayah yang tidak menghasilkan konflik sehingga tidak menghapus budaya satu sama lain dan bertujuan memperkaya keberagaman budaya wilayah tersebut.[10]

Para pedagang ini datang ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia karena reputasi daerah ini sebagai Daratan Emas atau juga dikenal sebagai Subarnavumi yang mampu membuat mereka bisa kaya tujuh turunan.[11] Mereka menikah dengan wanita setempat dan membangun lokasi perdagangan.[12] Menurut Nicolaas Johannes Krom, para pedagang ini memamerkan artefak serta pencapaian kebudayaan untuk bisa masuk dan menyatu dengan para elit di wilayah tersebut sehingga mampu membuat budaya mereka masuk ke wilayah ini.[3] Selain Krom, Coedes yang juga merupakan pendukung teori ini, berkata bahwa para pedagang yang menikah dengan keluarga setempat ini menjadi pemimpin populasi setempat, lalu menjadi raja dengan nuansa India. Lalu, dengan berkuasanya para pemimpin ini, para brahmana pun datang ke daerah tersebut untuk dipekerjakan dalam menggabungkan kepercayaan setempat dengan agama Hindu dan juga menciptakan sebuah kepercayaan bahwa para penguasa tersebut merupakan Awatara.[12] Namun, teori ini memiliki beberapa kritik:[12]

  1. Para pedagang tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menyebarkan budaya tinggi ataupun melakukan kontak dengan para bangsawan.
  2. Mereka hanya fasih dalam berkomunikasi dengan bahasa vernakular, bukan bahasa sanskerta yang menjadi bahasa yang digunakan dalam pengajaran agama Hindu.
  3. Ciri skolastik terhadap budaya India dipelajari secara independen dan tidak dibawa oleh bangsa India.
  4. Bila para pedagang memiliki peran besar dalam penyebaran ini, maka seharusnya pusat awal peradaban India ditemukan di wilayah pesisir, sedangkan penemuan-penemuan ini ditemukan di bagian dalam Pulau Jawa dan lagipula tempat tinggal para bangsawan tidak berada di wilayah pesisir.
  5. Kontak perdagangan tidak akan cukup untuk melakukan perpindahan peradaban.

Salah satu orang yang tidak setuju dengan teori ini adalah J. C. van Leur. Leur berpendapat bahwa ada perbedaan signifikan antara penyebaran agama Hindu dan agama Islam. Penyebaran Agama Islam melalui pedagang karena tiap penyebar tidak memiliki eksklusivitas karena setiap individu pemeluk merupakan penyebar dari agama tersebut. Kondisi berbeda dengan agama Hindu yang memiliki ekslusivisitas pemilik kharisma magis yang dibatasi oleh pembagian kasta. Lagipula, para pedagang tidak memiliki misi ekspansi soteriologi dan nubuat pada masa tersebut sehingga posisi pedagang sebagai penyebar agama tidak dapat diterima dan hanya dilaksanakan oleh kasta Brahmana.[13]

Meskipun teori ini memiliki beberapa kritik, namun teori ini tidak sepenuhnya salah. Kasta Brahmana tidak hanya melakukan pekerjaan sebagai pendeta, tetapi juga bisa melakukan pekerjaan sampingan seperti berdagang. Begitu juga dengan kasta kesatria yang tidak hanya melakukan pekerjaan sebagai prajurit karena banyak contoh raja dan pangeran yang mahir dalam sastra sehingga untuk menihilkan kemampuan pedagang dalam menggunakan bahasa sanskerta tidak bisa sepenuhnya benar. Terkait asumsi karakter skolastik, asumsi ini juga tidak dapat diterima baik bagi orang India yang datang ke Asia Tenggara ataupun orang Asia Tenggara yang menerima pengajaran dari orang India.[12]

Tidak hanya wilayah bagian dalam saja yang mengalami pengaruh India. Pada beberapa lokasi yang merupakan pelabuhan seperti Oc eo, Kota Palembang, Provinsi Trang dan Kedah yang merupakan pelabuhan, lokasi ini juga ditemukan bukti pengaruh India. Lagipula, tempat-tempat ini bukan hanya sebagai lokasi perdagangan, tetapi juga lokasi terjadinya pertukaran budaya. Bila budaya India datang dari agama Hindu, penghilangan hambatan kasta dan Kala Pani ( tindakan menyeberang lautan yang menurunkan karma) pada agama Hindu meningkatkan kedatangan pelaut yang meyakini agama ini. Maka dari itu, kemungkinan indianisasi dari jalur perdagangan masih bisa terjadi.[12]

Teori prajurit dari kasta Kesatria

Teori ini memperkirakan bahwa indianisasi terjadi karena pengaruh yang disebabkan oleh para prajurit atau penakluk dari India yang berasal dari kasta kesatria. Mereka pindah dalam jumlah yang besar ke Asia Tenggara dan membuat koloni-koloni di wilayah tersebut. Mereka pun menikah dengan keluarga penguasa setempat dan selanjutnya mempekerjakan para brahmana untuk memperkuat kuasa politiknya.[12]

Salah satu teori migrasi besar-besar ini terjadi akibat kondisi politik yang tidak stabil akibat tekanan yang terjadi saat invasi oleh Kushan pada abad ke satu A.D, yaitu saat Yuezhi yang telah menguasai Baktria memperluas wilayah kekuasaannya. Kanishka yang saat itu menjadi Kaisar memperluas kekuasaanya di India dari ibukota negaranya, yaitu Peshawar dengan berhasil menguasai wilayah bagian utara India, yaitu Punjab, Gujarat hingga Daratan Gangga. Selain Yuezhi, penaklukan Kalingga yang dilakukan oleh Asoka yang merupakan Kaisar dari Kekaisaran Maurya pada abad ke-3 ini juga diduga menjadi penyebab migrasi besar-besaran yang terjadi[14] Selain invasi, migrasi ini juga diperkirakan terjadi karena tujuan perdagangan karena para para kesatria ini ingin mencari uang di negeri seberang.[15]

Salah satu pendukung dan pencetus teori ini adalah Cornelis Christiaan Berg.[16] Berg berhipotesis bahwa para kesatria ini melakukan peran sebagai baron perampok untuk wilayah setempat dan menciptakan lingkungan yang terdiri dari masyarakat darah campuran.[12] Kepala suku wilayah tersebut juga mengundang para kesatria untuk menyelesaikan masalah mereka dengan memberikan janji hadiah yang dengan jumlah yang besar.[16] Hipotesis Berg didasarkan pada cerita-cerita rakyat yang berkembang di Indonesia terkait raja asing, seperti cerita panji yang berkaitan dengan cerita kolonisasi awal Agama Hindu.[17] Kisah cerita terkait Raja Asing atau yang juga dikenal dengan istilah raja sabrang dan kalana ini dapat dilihat dalam legenda Aji Saka.[18]

Selain Berg, Majumdar menjadi pendukung keras hipotesis ini. Majumdar berpendapat cukup keras dengan berpendapat bahwa percampuran budaya terjadi melalui perdagangan dan berlanjut menjadi kolonisasi. Kolonis Hindui ini pun membawa budaya dan peradaban mereka ke orang-orang yang dijajah dan membawa mereka keluar dari barbarisme.[1] Pendapatnya itu pun dipertegas dengan menyatakan bahwa dia mengacu kisah Jataka, Kathasaritsagara dan cerita lainnya sering menceritakan bahwa para-para pangeran dari kasta kesatria ini mengunjungi Subarnavumi yang diduga adalah Asia Tenggara. Setelah kunjungan ini, kemungkinan para pangeran mempengaruhi kerajaan-kerajaan di wilayah ini. Menurutnya, hal ini dibuktikan dengan banyaknya para raja yang memiliki nuansa nama India sehingga dia menyimpulkan bahwa kerajaan ini merupakan kerajaan koloni India. Kerajaan-kerajaan ini dapat ditemukan di Semenanjung Malaka, Kamboja, Vietnam dan pulau-pulau Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Budaya Hindu pun menjadi ciri dominan dari kerajaan ini, bahkan masa kekuasaanya melebihi kerajaan-kerajaan Hindu yang ada di India.[19]

Sama seperti Teori Waisya, Teori Ksatria pun memiliki beberapa kelemahan:[20]

  1. Tidak adanya bukti arkeologis seperti prasasti yang memberikan bukti terjadinya ekspansi para Kesatria ke Asia tenggara, apalagi ketika suatu negara menaklukkan wilayah, maka mereka akan meninggalkan prasasti.
  2. Tidak adanya literatur yang mencatat kedatangan para ksatria untuk menginvasi.
  3. Para ksatria tidak bisa berbahasa sanskerta dan aksara pallawa, sedangkan di Indonesia, kerajaan-kerajaan ini hanya menggunakan bahasa dan aksara tersebut.

Ada dua peneliti yang menolak teori Kesatria, yaitu Frederik David Kan Bosch dan Krom.[21] Menurut Bosch, bila para kesatria ini melakukan pernikahan dengawan wanita setempat, maka tidak logis bila ciri khas dari Bangsa Dravida, yaitu dolikosefalik, warna kulit hitam, keriting dan ikal yang menjadi bangsa mayoritas orang yang datang hilang dan tidak dapat ditemukan di Jawa dan Bali yang menjadi lokasi kerajaan Hindu-Budha berkuasa. Selain itu, para kesatria ini kemungkinan tidak bisa berbahasa sanskerta yang merupakan bahasa ilmiah dan bahasa religi. Bahasa-bahasa yang diserap ke dalam Bahasa Jawa, Bahasa Bali dan Bahasa Melayu pun menunjukkan serapan dari bentuk murni sanskerta dan tidak menunjukkan adanya bahasa serapan dari Bahasa Prakerta dan Bahasa Tamil yang menjadi bahasa yang mereka gunakan.[22]

Daftar pustaka

  1. ^ a b Acharya, Amitav (2008), The "Indianization of Southeast Asia" Revisited: Initiative, Adaptation and Transformation in Classical Civilizations (PDF), diarsipkan dari versi asli tanggal 24 November 2021 – via Univerzita Karlova 
  2. ^ Coedes, George (1975). Vella, Walter R, ed. The Indianized States of Southeast Asia (PDF) (dalam bahasa Inggris). Diterjemahkan oleh Cowing, Susan Brown. Canberra: Australian National University Press. hlm. 15–16. ISBN 0708101402. 
  3. ^ a b Mabbett, I. W. (1977). "The 'Indianization' of Southeast Asia: Reflections on the Historical Sources". Journal of Southeast Asian Studies. 8 (2): 143–161. ISSN 0022-4634. JSTOR 20070221. 
  4. ^ Coedes & George, hlm. xvii.
  5. ^ "Hinduism in Bali". Indianisation in SEA. Diakses tanggal 26 Agustus 2022. 
  6. ^ Bellina, Bérénice; Favereau, Aude; Dussubieux, Laure (2019). "Southeast Asian early Maritime Silk Road trading polities' hinterland and the sea-nomads of the Isthmus of Kra". Journal of Anthropological Archaeology (dalam bahasa Inggris). 54: 102–120. doi:10.1016/j.jaa.2019.02.005. ISSN 0278-4165. 
  7. ^ Pain, Frédéric (2019). ""Brāhmaṇa" as an honorific in "Indianized" mainland Southeast Asia: a linguistic approach". Bulletin of the School of Oriental and African Studies (dalam bahasa Inggris). 82 (1): 111–141. doi:10.1017/S0041977X19000284. ISSN 0041-977X. 
  8. ^ Hall, Kenneth R. (1985). The “Indianization” of Funan, Southeast Asia’s First State. University of Hawai'i Press. hlm. 52–84. doi:10.2307/j.ctv9zckps.10. ISBN 978-0-8248-0843-3. 
  9. ^ Lukas, Helmut (2004). Theories of Indianization Exemplified by Selected Case Studies. Wien: Verlag der Österreichischen Akademie der Wissenschaften. hlm. 1. doi:10.1553/soawp1. 
  10. ^ Sriyana (2020). Antropologi Sosial Budaya. Klaten: Lakeisha. hlm. 231. ISBN 978-623-6573-69-3. 
  11. ^ Sharmin, Akhtar; Khondaker, M. Shahidul Islam (2021). "Mapping Bengal's factors and Indianization of Southeast Asia". Journal of Arts & Humanities. 10 (1): 19–30. doi:10.18533/jah.v10i01.2029. 
  12. ^ a b c d e f g Mishra, Patit Paban (1997). "Critique od Indianization Theory". Proceedings of the Indian History Congress. 58: 799–807. ISSN 2249-1937. 
  13. ^ Leur, J. C. van (1955). "On Early Asia Trade". Indonesian Trade and Society: Essays in Asian Social and Economic History (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-2). Hoeve. hlm. 114–116. 
  14. ^ Hall, D. G. E. (Daniel George Edward) (1968). A history of South-east Asia. London, Melbourne: Macmillan. hlm. 17. 
  15. ^ Coedes 1975, hlm. 19.
  16. ^ a b Subroto, Lukman Hadi (7 Februari 2022). Ningsih, Widya Lestari, ed. "Kelebihan dan Kelemahan Teori Ksatria". Kompas.com. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  17. ^ Bosch, F. D. K. (1956-01-01). "C.C. Berg and ancient Javanese history". Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia (dalam bahasa Inggris). 112 (1): 1–24. doi:10.1163/22134379-90002329. ISSN 0006-2294. 
  18. ^ Jordaan, Roy E. (2006). "Why the Śailendras were not a Javanese dynasty". Indonesia and the Malay World. 34 (98): 3–22. doi:10.1080/13639810600650711. ISSN 1363-9811. 
  19. ^ Majumdar, Ramesh Chandra; Raychaudhuri, Hemchandra; Datta, Kalikinkar (1948). An Advanced History of India (dalam bahasa Inggris). https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.279506/page/n215/mode/2up?q=kshatriya: Macmillan. hlm. 2006. ISBN 978-81-7023-145-5. 
  20. ^ Restu (18 November 2021). "Pengertian Teori Kesatria & Penemu Teori Kesatria". Gramedia Literasi. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  21. ^ Maarif, Syamsul Dwi (1 Februari 2022). Aditama, Oryza, ed. "Penjelasan Teori Ksatria: Sejarah dan Tokoh Pencetusnya". Tirto.id. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  22. ^ Bosch, F. D. K. (1961). Selected Studies in Indonesian Archaeology (dalam bahasa Inggris). Springer-Science+Business Media, B.V. hlm. 8–9. doi:10.1007/978-94-017-6006-5. ISBN 978-94-017-6006-5. 
Baca informasi lainnya:

Kampus Utama Institut Teknologi BandungKampus ITB dilihat dari Taman Ganesha (masa kolonial)Nama sebelumnyaTechnische Hoogeschool te BandoengNama lainKampus GaneshaOn-G campusInformasi umumAlamatJl. Ganeća 10KotaBandungNegaraIndonesiaKoordinat6°53′27.25″LS,107°36′37.36″BT[note 1]Ketinggian775 m (2.543 ft)[note 1]Peletakan batu pertama4 Juli 1919Mulai dibangun1919Dibuka3 Juli 1920Diresmikan3 Juli 1920PemilikKemenristekdiktiTuan tanahDirektorat Pengembangan, Wa…

  لمعانٍ أخرى، طالع قيم (توضيح). إن تغير القيم شهد تدمير ودفن هذا النصب التذكاري عام 1991، وفي عام 2010 أعلن أنه من المخطط له قطع رأس النصب التذكاري ووضعه في متحف للتماثيل المخزية[1] يتم تعريف القيم التي يتم تجسيدها في التراث الثقافي من أجل تقييم مغزاها ووضع الأولويات للمو…

هل الكواكب التي تدعم الحياة, مثل الأرض, نادرة؟ في علم الفلك الكوكبي وعلم الأحياء الفلكي، تقول فرضية الأرض النادرة (بالإنجليزية: Rare Earth hypothesis)‏ بأن الحياة متعددة الخلايا والمعقدة (الحيوانات) التي ظهرت على الأرض تحتاج إلى دمج من الظروف الفيزيائية الفلكية والجيولوجية صعبة الحد

هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (يونيو 2022) بين أهلنا يظهر في الصورة حيدر عبد ثامر , حيدر أبو العباس , طارق زياد النوع برنامج تلفزيون،  ومغامرة  تأليف علي زامل إخراج محمد حسناوي تقديم حيدر عبد ثامر حي…

Historical development of the Mediterranean Bacino del Mediterraneo, dall'Atlante manoscritto del 1582–1584 ca. Biblioteca Nazionale Centrale Vittorio Emanuele II, Rome (cart. naut. 2 – cart. naut 6/1-2). The history of the Mediterranean region and of the cultures and people of the Mediterranean Basin is important for understanding the origin and development of the Mesopotamian, Egyptian, Canaanite, Phoenician, Hebrew, Carthaginian, Minoan, Greek, Persian, Illyrian, Thracian, Etruscan, Iberi…

Brisa – Autoestradas de Portugal, S.A. Logo Rechtsform Aktiengesellschaft ISIN PTBRI0AM0000 Gründung 1972 Sitz São Domingos de Rana, Portugal Leitung Vasco Maria Guimarães José de Mello Mitarbeiterzahl 2.843 (2009)[1] Branche Verkehrsinfrastruktur Website www.brisa.pt Brisa – Autoestradas de Portugal, S.A. ist ein börsennotiertes Verkehrsinfrastruktur-Unternehmen mit Sitz in Portugal. Das Unternehmen wurde 1972 gegründet und betreibt hauptsächlich Autobahnverwaltungen, wo es a…

العالم القديم ذو اللون الأخضر. العالم القديم مصطلح يعبر عن القارات التي كانت معروفة منذ ما قبل رحلة كريستوفر كولمبوس، وهي آسيا وأوروبا وأفريقيا، والجزر المحيطة بهذه القارات.[1] في حين هناك مصطلح آخر هو العالم الجديد، وهي قارة أمريكا الشمالية وقارة أمريكا الجنوبية.[2] …

../.. | Ve millénaire av. J.-C. | IVe millénaire av. J.-C. | IIIe millénaire av. J.-C. | ../.. XXXVe siècle av. J.-C. | XXXIVe siècle av. J.-C. | XXXIIIe siècle av. J.-C. | XXXIIe siècle av. J.-C. | XXXIe siècle av. J.-C. Liste des millénaires | Liste des siècles Le XXXIIIe siècle av. J.-C. du calendrier julien proleptique couvre la période allant de l'an -3299 (= 3300 av. J.-C.) à l'an -3200 (…

Governing body of association football in Kosovo Football Federation of KosovoUEFAFounded 1946; 77 years ago (1946) 20 August 1991; 32 years ago (1991-08-20) (current form) HeadquartersPristinaFIFA affiliation13 May 2016; 7 years ago (2016-05-13)UEFA affiliation3 May 2016; 7 years ago (2016-05-03)PresidentAgim AdemiVice-PresidentBakir BurriAgim DibraniPredrag JovićGeneral SecretaryMarkus Weidner (acting)Websitewww.ffk-kosov…

Map all coordinates using: OpenStreetMap Download coordinates as: KML GPX (all coordinates) GPX (primary coordinates) GPX (secondary coordinates) This list is of the Cultural Properties of Japan designated in the category of archaeological materials (考古資料, kōko shiryō) for the Prefecture of Tokushima.[1] National Cultural Properties As of 1 January 2015, three Important Cultural Properties have been designated, being of national significance.[2][3][4] Pr…

  ميّز عن تخلخل العظم. تصخر العظم تصخر العظم معلومات عامة الاختصاص علم الوراثة الطبية  من أنواع تصلب العظم،  ومرض  الإدارة أدوية أنترفيرون نوع2  [لغات أخرى]‏  تعديل مصدري - تعديل   تصخر العظم (بالإنجليزية: Osteopetrosis )‏ ويسمى أيضا مرض العظم الرخامي (بالإنج…

City in LithuaniaŠvenčionysCityChurch Coat of armsŠvenčionysLocation of ŠvenčionysCoordinates: 55°08′00″N 26°09′20″E / 55.13333°N 26.15556°E / 55.13333; 26.15556Country LithuaniaCounty Vilnius CountyMunicipalityŠvenčionys district municipalityEldershipŠvenčionys eldershipCapital ofŠvenčionys district municipalityŠvenčionys eldershipFirst mentioned1800Granted city rights1961Population (2020) • Total4,065Time zoneUTC+2 (EET)&#…

Scottish Australian philosopher (1893–1962) For American philosopher, see John Mueller Anderson. John AndersonJohn Anderson, University of Sydney, 1926Born(1893-11-01)1 November 1893Stonehouse, Lanarkshire, ScotlandDied6 July 1962(1962-07-06) (aged 68)Sydney, New South Wales, AustraliaAlma materUniversity of GlasgowEra20th-century philosophyRegionWestern philosophySchoolAnalytic philosophyAustralian realismLibertarianismNotable studentsJohn Passmore, A. J. Baker, David Armstrong, Fut…

Токийский университет東京大学 Аудитория Ясуда Международное название University of Tokyo Девиз Into a Sea of Diversity: Creating the Future through Dialogue[1], 多様性の海へ:対話が創造する未来[2], Discover Excellence.[3] и 志ある卓越。[4] Год основания 1877 Ректор Тэруо Фудзии[5] Студенты 28 787(2021)[6] Бак…

Protein-coding gene in humans ELF4IdentifiersAliasesELF4, ELFR, MEF, E74 like ETS transcription factor 4, AIFBL2External IDsOMIM: 300775 MGI: 1928377 HomoloGene: 31036 GeneCards: ELF4 Gene location (Human)Chr.X chromosome (human)[1]BandXq26.1Start130,063,955 bp[1]End130,110,716 bp[1]Gene location (Mouse)Chr.X chromosome (mouse)[2]BandX|X A5Start47,499,923 bp[2]End47,552,009 bp[2]RNA expression patternBgeeHumanMouse (ortholog)Top expressed inbl…

Elnec s.r.o.TypePrivateIndustryElectronics, TechnologyFounded1991HeadquartersPresov, Slovakia, European UnionProductsDevice programmersWebsiteElnec.com Elnec is a Slovak manufacturer of device programming systems for programmable integrated circuits.[1] History Since its founding in 1991, the company has been oriented towards developing and manufacturing developer tools like device programmers, emulators, simulators and logic analyzers.[2] Core business of the company today is on…

José Mari Manzanares (hijo) José María Manzanares, en Melilla.Información personalNombre de nacimiento José María Dols Samper Nacimiento 3 de enero de 1982 (41 años)España España, AlicanteNacionalidad españolaFamiliaPadres José Mari ManzanaresResurrección SamperCónyuge Rocío Escalona (2010-presente)Información profesionalOcupación torero, modelo.Seudónimo José María Manzanares Debut becerrista 29 de abril de 2001, CampotéjarDebut novillero 22 de febrero de 2002, pla…

Demeter transforms Lyncus into a lynx In Greek mythology, King Lyncus (Greek: Λύγκος, pronounced [ˈlyŋkos]) of the Scythians was taught the arts of agriculture by Triptolemus but he refused to teach it to his people and then tried to kill Triptolemus. Demeter turned him into a lynx as punishment.[1] Mythology The myth is not known from any extant Greek sources, but it is found in Ovid's Metamorphoses 5.648-661 Now the youth [i.e. Triptolemus] was carried high over Europe …

Gypsy WomanEP by Eleni FoureiraReleased17 May 2019GenrePopLength14:28LanguageEnglish, SpanishLabelPanikEleni Foureira chronology Vasilissa(2017) Gypsy Woman(2019) Poli_Ploki(2022) Singles from Gypsy Woman El Ritmo PsicodélicoReleased: 2019 Gypsy Woman is the first extended play by Greek singer Eleni Foureira. Hit Channel reported on 14 May 2019.[1] that the EP was going to be released exclusively to Spotify[2] on 17 May 2019 with 5 tracks, a cover of Crystal Waters 1991 song…

Miss Tibet is an annual beauty pageant held in McLeod Ganj, India.[1] It is produced by Lobsang Wangyal Productions. History The first-ever Miss Tibet Pageant was produced by Lobsang Wangyal in October 2002. The pageant was criticized as aping western culture and un-Tibetan. The pageant has continued yearly since then. In 2017 director Lobsang Wangyal announced that he would not continue organising the Pageant, and it could be sold to someone who would carry on its ideals.[2] In …

Kembali kehalaman sebelumnya

Lokasi Pengunjung: 44.204.204.14