Higiene industri (disebut juga dengan higiene okupasi atau higiene perusahaan) adalah langkah-langkah antisipasi, pengenalan, evaluasi, pengendalian, dan konfirmasi untuk mewujudkan perlindungan dari bahaya di tempat kerja yang dapat mengakibatkan cedera, penyakit, atau hal lain yang memengaruhi kesejahteraan pekerja. Bahaya-bahaya atau stresor ini biasanya dibagi menjadi bahaya biologis, kimia, fisik, ergonomis dan psikososial.[1] Risiko kesehatan dari stresor tertentu adalah dampak dari bahaya yang dikalikan dengan paparan terhadap individu atau kelompok.[2] Untuk bahan kimia, bahaya dapat dipahami dengan gambaran respons dosis yang didasarkan pada studi atau model toksikologi. Ahli higiene industri bekerja sama dengan ahli toksikologi untuk memahami bahaya kimia, fisikawan untuk bahaya fisik, serta dokter dan ahli mikrobiologi untuk bahaya biologis.
Orang yang bekerja di bidang ini disebut ahli higiene industri dan lingkungan, yang memahami ilmu paparan dan manajemen risiko paparan. Tergantung pada jenis pekerjaannya, mereka menerapkan ilmunya untuk melindungi pekerja, konsumen, dan/atau masyarakat. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) berkaitan erat dengan higiene industri. Selain itu, bidang ini juga menjadi aspek kedokteran pencegahan dan kedokteran okupasi.
Pencegahan terhadap paparan jam kerja yang panjang difokuskan dalam higiene industri ketika sebuah studi Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa bahaya ini mengakibatkan sekitar 745.000 kematian-akibat-pekerjaan per tahun di seluruh dunia, dan menjadi beban penyakit terbesar yang dikaitkan dengan sebuah bahaya pekerjaan.[3]