Geomungo atau hyeon-geum adalah alat musik dawai dari Korea. Senarnya dipetik menggunakan tongkat bambu kecil yang bernama suldae dengan tangan kanan, sementara itu tangan kiri menekan senar untuk menghasilkan nada. Suara senar Geomungo bernada "maskulin" berlawanan dengan senar gayageum yang feminin, tetapi keduanya bisa dimainkan oleh pria maupun wanita.
Sejarah
Alat musik ini berasal dari dinasti Goguryeo dan secara historis kadang diartikan sebagai "kecapi Goguryeo". Berdasarkan Samguk Sagi (Babad Tiga Kerajaan), yang diterbiktan tahun 1145, geomungo diciptakan oleh Perdana Menteri Wang San-ak setelah mempelajari guqin, alat musik Tionghoa. Lukisan pemusik yang memetik geomungo ditemukan di Kuburan Goguryeo.
Karena disamakan dengan "guqin"-nya Korea, dahulu geomungo biasanya tidak dimainkan secara sembarangan dan hanya dimiliki oleh kaum bangsawan.[1] Alat musik ini pun adalah salah satu dari "pungryu".[1] Ada aturan-aturan yang ditaati untuk memainkannya, antara lain:[1]
- tidak memainkannya dengan ribut atau tempo yang cepat.
- tidak memainkannya di depan orang-orang yang tidak pantas.
- tidak memainkannya di pasar.
- duduk dengan tegak.
- mengenakan pakaian yang pantas.
Pada akhir tahun 1800-an, kelompok rakyat biasa mulai memainkan geomungo dan menciptakan musik tersendiri bernama sanjo yang keluar dari batas musik bangsawan. Geomungo yang dimainkan untuk musik bangsawan dinamakan Geomungo Jeong-ak dan geomungo musik rakyat dinamakan Geomungo Sanjo.
Ukuran
Geomungo memiliki panjang 162 cm dan lebar 23 cm, dan memiliki kaki-kaki "Anjok" dengan badan yang terbuat dari kayu paulownia, dilengkapi 6 senar sutera.
Lihat pula
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai
Geomungo.