Italia adalah salah satu negara dengan tingkat aktivitas seismik tertinggi di Eropa. Italia tengah dan selatan beberapa kali dilanda gempa bumi mematikan dalam kurun waktu 300 tahun terakhir, dengan gempa bumi paling mematikan setidaknya sejak gempa bumi di Sisilia tahun 1693. Guncangan dahsyat juga terjadi pada tahun 1693, 1783, 1908, 1915, 1976, dan 1980 dengan masing-masing telah menewaskan lebih dari 30.000 orang. Kondisi bangunan Italia yang tua dan terbuat dari bahan batu bata, rentan roboh terhadap guncangan gempa yang sangat dahsyat.
Gempa pertama disusul oleh 40 gempa kuat.[4] Menurut USGS, gempa ini diperkirakan terjadi di kedalaman 100 km (62 mi) dengan kekuatan 6,4.[1][5] Kekuatannya kemudian direvisi menjadi 6,2 oleh USGS dan 6,1 oleh European-Mediterranean Seismological Centre.[6][7]
Laporan awal menunjukkan kerusakan parah di kota Amatrice, dekat pusat gempa,[8] serta kota Accumoli dan Pescara del Tronto. Getaran dan gempa susulannya dirasakan di sebagian besar Italia Tengah, termasuk Roma, Napoli, dan Firenze.[9] Sedikitnya 299 orang tewas dan 150 orang hilang.[10]
Kawasan terdampak merupakan daerah yang paling rawan gempa di Italia. Gempa ini merupakan gempa terbesar sejak gempa bumi L'Aquila 2009 yang menewaskan lebih dari 300 orang.[11]
Kontroversi
Setelah gempa bumi di Italia Tengah, pengadilan Rieti menemukan bahwa tidak semua bangunan di kota-kota tersebut dibangun atau direnovasi berdasarkan undang-undang antiseismik tahun 1974 yang menjelaskan semua teknik konstruksi bangunan tahan gempa. Faktanya, sebuah keluarga terbunuh malam itu oleh reruntuhan gereja yang tidak direnovasi berdasarkan undang-undang tersebut.[12] Demikian pula, sekolah dasar Romolo Capranica di Amatrice sebagian runtuh, meskipun pada tahun 2013 kota tersebut menghabiskan 160.000 euro dalam operasi retrofit seismik yang meningkatkan ketahanan gempa bangunan tersebut, namun tidak cukup untuk memenuhi standar gempa tahun 2012 di Italia Utara. Investigasi sedang berlangsung untuk menemukan penyebab yang memungkinkan bangunan menjadi puing-puing alih-alih mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bangunan yang mengikuti peraturan anti-gempa, khususnya Amatrice.[13]