Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Elektronegativitas

Elektronegativitas atau keelektronegatifan (Simbol: χ) adalah sebuah sifat kimia yang menjelaskan kemampuan sebuah atom (atau lebih jarangnya sebuah gugus fungsi) untuk menarik elektron (atau rapatan elektron) menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen.[1] Konsep elektronegativitas pertama kali oleh Linus Pauling pada tahun 1932 sebagai bagian dari perkembangan teori ikatan valensi.[2] Elektronegativitas tidak bisa dihitung secara langsung, melainkan harus dikalkulasi dari sifat-sifat atom dan molekul lainnya. Beberapa metode kalkulasi telah diajukan. Walaupun pada setiap metode terdapat perbedaan yang kecil dalam nilai numeris elektronegativitasnya, semua metode memiliki tren periode yang sama di antara unsur-unsur. Elektronegativitas merupakan salah satu sifat periodisitas unsur, selain afinitas elektron, jari-jari atom, dan energi ionisasi.

Metode yang umumnya sering digunakan adalah metode Pauling. Hasil perhitungan ini menghasilkan nilai yang tidak berdimensi dan biasanya dirujuk sebagai skala Pauling dengan skala relatif yang berkisar dari 0,7 sampai dengan 4,0 (hidrogen = 2,2). Bila metode perhitungan lainnya digunakan, terdapat sebuah konvensi (walaupun tidak diharuskan) untuk menggunakan rentang skala yang sama dengan skala Pauling: hal ini dikenal sebagai elektronegativitas dalam satuan Pauling.

Elektronegativitas bukanlah bagian dari sifat atom, melainkan hanya merupakan sifat atom pada molekul.[3] Sifat pada atom tunggal yang setara dengan elektronegativitas adalah afinitas elektron. Elektronegativitas pada sebuah unsur akan bervariasi tergantung pada lingkungan kimiawi,[4] namun biasanya dianggap sebagai sifat yang terpindahkan, yaitu sebuah nilai elektronegativitas dianggap akan berlaku pada berbagai situasi yang bervariasi.

Elektronegativitas unsur-unsur

Jari-jari atom berkurang → Energi ionisasi bertambah → Elektronegativitas bertambah →
Golongan (vertikal) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Periode (horizontal)
1 H
2,20
He
 
2 Li
0,98
Be
1,57
B
2,04
C
2,55
N
3,04
O
3,44
F
3,98
Ne
 
3 Na
0,93
Mg
1,31
Al
1,61
Si
1,90
P
2,19
S
2,58
Cl
3,16
Ar
 
4 K
0,82
Ca
1,00
Sc
1,36
Ti
1,54
V
1,63
Cr
1,66
Mn
1,55
Fe
1,83
Co
1,88
Ni
1,91
Cu
1,90
Zn
1,65
Ga
1,81
Ge
2,01
As
2,18
Se
2,55
Br
2,96
Kr
3,00
5 Rb
0,82
Sr
0,95
Y
1,22
Zr
1,33
Nb
1,6
Mo
2,16
Tc
1,9
Ru
2,2
Rh
2,28
Pd
2,20
Ag
1,93
Cd
1,69
In
1,78
Sn
1,96
Sb
2,05
Te
2,1
I
2,66
Xe
2,60
6 Cs
0,79
Ba
0,89
*
 
Hf
1,3
Ta
1,5
W
2,36
Re
1,9
Os
2,2
Ir
2,20
Pt
2,28
Au
2,54
Hg
2,00
Tl
1,62
Pb
2,33
Bi
2,02
Po
2,0
At
2,2
Rn
2,2
7 Fr
0,7
Ra
0,9
**
 
Rf
 
Db
 
Sg
 
Bh
 
Hs
 
Mt
 
Ds
 
Rg
 
Cn
 
Nh
 
Fl
 
Mc
 
Lv
 
Ts
 
Og
 
Lantanida *
 
La
1,1
Ce
1,12
Pr
1,13
Nd
1,14
Pm
1,13
Sm
1,17
Eu
1,2
Gd
1,2
Tb
1,1
Dy
1,22
Ho
1,23
Er
1,24
Tm
1,25
Yb
1,1
Lu
1,27
Aktinida **
 
Ac
1,1
Th
1,3
Pa
1,5
U
1,38
Np
1,36
Pu
1,28
Am
1,13
Cm
1,28
Bk
1,3
Cf
1,3
Es
1,3
Fm
1,3
Md
1,3
No
1,3
Lr
1,291
Tabel periodik elektronegativitas unsur-unsur menggunakan skala Pauling
Lihat pula tabel periodik

Metode kalkulasi

Elektronegativitas Pauling

Pauling pertama kali mengajukan[2] konsep elektronegativitas pada tahun 1932 sebagai penjelasan dari fenomena lebih kuatnya ikatan kovalen antar dua atom berbeda (A–B) dari yang diperkirakan dengan mengambil kekuatan rata-rata ikatan A–A dan B–B. Menurut teori ikatan valensi, "stabilisasi tambahan" dari ikatan heteronuklir ini disebabkan oleh kontribusi bentuk kanonis ion kepada ikatan.

Perbedaan elektronegativitas antara dua atom A dan B dapat dihitung dengan:

dengan Energi disosiasi (Ed) ikatan A–B, A–A dan B–B diekspresikan dalam elektronvolt. Faktor (eV)−½ disisipkan untuk menghasilkan nilai yang tidak berdimensi. Dengan metode ini, perbedaan elektronegativitas antara hidrogen dan bromin adalah 0,73 (energi disosiasi: H–Br 3,79 eV; H–H 4,52 eV; Br–Br 2,00 eV)

Oleh karena hanya perbedaan elektronegativitas yang dapat dihitung, kita perlu memilih sebuah titik acuan untuk membangun skala. Hidrogen dijadikan acuan karena ia membentuk ikatan kovalen dengan hampir semua unsur. Nilai elektronegativitasnya pertama kali ditentukan[2] sebagai 2,1, tetapi kemudian direvisi[5] menjadi 2,20. Selain itu, kita juga perlu memutuskan unsur manakah (dari dua unsur) yang memiliki elektronegativitas lebih besar. Pemutusan ini dapat dilakukan dengan menggunakan "intuisi kimia", misalnya pada hidrogen bromida yang terlarut dalam air membentuk H+ dan Br, kita dapat berasumsi bahwa bromin lebih elektronegatif daripada hidrogen.

Untuk menghitung elektronegativitas Pauling sebuah unsur, kita memerlukan data energi disosiasi dari paling sedikit dua jenis ikatan kovalen yang dibentuk oleh unsur tersebut. Allred memutakhirkan nilai elektronegativitas Pauling pada tahun 1961 dengan melibatkan data-data termodinamika.[5] Nilai-nilai elektronegativitas Pauling yang direvisi inilah yang biasanya sering digunakan.

Elektronegativitas Mulliken

Korelasi antara elektronegativitas Mulliken (sumbu x dalam kJ/mol) dengan elektronegativitas Pauling (sumbu y).

Mulliken mengajukan bahwa purata aritmetik dari energi ionisasi pertama dan afinitas elektron haruslah adalah sebuah perhitungan dari kecenderungan sebuah atom menarik elektron-elektron.[6][7] Karena definisi ini tidak bergantung pada skala relatif sembarang, ia juga disebut sebagai elektronegativitas relatif,[8] dengan satuan kilojoule per mol atau elektronvolt.

Namun biasanya kita menggunakan transformasi linear untuk melakukan transformasi nilai absolut tersebut menjadi nilai yang lebih mirip dengan nilai Pauling. Untuk energi inonisasi dan afinitas elektron dalam elektronvolt,[9]

dan untuk energi dalam kilojoule per mol,[n 1]

Elektronegativitas Mulliken hanya dapat dihitung pada unsur-unsur yang afinitas elektronnya telah diketahui. Sampai dengan tahun 2006, terdapat 57 unsur yang afinitas elektronnya telah diketahui.

Elektronegativitas Allred–Rochow

Korelasi antara elektronegativitas Allred–Rochow (sumbu x dalam Å−2) dengan elektronegativitas Pauling (sumbu y).

Allred dan Rochow beranggapan[10] bahwa elektronegativitas haruslah berhubungan dengan muatan sebuah elektron pada "permukaan" sebuah atom: semakin tinggi muatan per satuan luas permukaan atom, semakin besar kecenderungan atom tersebut untuk menarik elektron-elektron. Muatan inti efektif, Z* yang terdapat pada elektron valensi dapat diperkirakan dengan menggunakan kaidah Slater. Sedangkan luas permukaan atom pada sebuah molekul dapat dihitung dengan asumsi luas ini proposional dengan kuadrat jari-jari kovalen (rcov). rcov memiliki satuan ångström,

Elektronegativitas Sanderson

Korelasi antara elektronegativitas Sanderson (sumbu x dalam satuan sembarang) dengan elektronegativitas Pauling (sumbu y).

Sanderson menemukan bahwa terdapat hubungan antara elektronegatvitas dengan ukuran atom dan mengajukan sebuah metode perhitungan yang didasarkan pada timbalbalikan volume atom.[11] Dengan panjang ikatan yang telah diketahui, elektronegativitas Sanderson memperbolehkan kita memperkirakan energi ikatan pada berbagai senyawa.[12] Selain itu, elektronegativitas Sanderson juga digunakan dalam berbagai investigasi kimia organik.[13][14]

Elektronegativitas Allen

Korelasi antara elektronegativitas Allen (sumbu x dalam in kJ/mol) dengan elektronegativitas Pauling (sumbu y).

Definisi elektronegativitas Allen adalah salah satu yang paling saderhana. Ia mengajukan bahwa elektronegativitas berhubungan dengan energi rata-rata dari elektron valensi pada sebuah atom bebas,[15]

dengan εs,p adalah energi satu elektron dari elektron-elektron s dan p pada atom bebas dan ns,p adalah jumlah elektron s dan p pada kelopak valensi. Biasanya nilai tersebut diberikan faktor skala, 1,75×10−3 untuk energi dalam kilojoule per mol atau 0,169 untuk energi dalam elektronvolt, untuk menghasilkan nilai yang secara numeris mirip dengan elektronegativitas Pauling.

Energi satu elektron dapat ditentukan secara langsung dari data spektroskopi, sehingga elektronegativitas yang dihitung dengan metode ini kadang kala dirujuk sebagai elektronegativitas spektroskopik. Data-data yang diperlukan tersedia untuk hampir semua unsur, sehingga memperbolehkan kita memperkirakan nilai elektronegativitas unsur-unsur yang tidak bisa dihitung dengan metode lainnya, misalnya fransium dengan nilai elektronegativitas allen = 0,67.[n 2] Namun tidaklah jelas apa yang seharusnya dianggap sebagai elektron valensi untuk unsur-unsur blok d dan f, sehingga menyebabkan ambiguitas dalam perhitungan elektronegativitas menggunakan metode Allen.

Dalam skala ini, Neon memiliki elektronegativitas yang paling besar, diikuti oleh fluorin dan helium.

Daftar elektronegativitas Allen untuk golongan-golongan unsur utama

Baru-baru ini, sebuah skala elektronegativitas baru yang didasarkan pada elektrofilisitas sistem kimia diajukan oleh Noorizadeh and Shakerzadeh.[16] Dalam skala ini terlihat bahwa ia mempunyai korelasi yang signifikan dengan elektronegativitas Pauling dan Allred-Rochow.

Korelasi elektronegativitas dengan sifat-sifat lainnya

Variasi gesaran isomer (sumbu y dalam mm/s) dari anion [SnX6]2− diukur menggunakan 119Sn Spektroskopi Mössbauer terhadap jumlah elektronegativitas Pauling dari substituen halida (sumbu x).

Metode yang bervariasi dalam perhitungan elektronegativitas namun semuanya memberikan hasil yang berkorelasi dengan baik mengindikasikan bahwa beberapa sifat-sifat kimia kemungkinan besar dipengaruhi oleh elektronegativitas. Aplikasi paling besar dari elektronegativitas ada pada polaritas ikatan yang diperkenalkan oleh Pauling. Secara umum, semakin besar perbedaan elektronegativitas antara dua atom, semakin polar ikatan yang akan terbentuk dengan atom yang memiliki elektronegativitas lebih besar sebagai kutub negatif dari dipol. Pauling mengajukan sebuah persamaan yang menghubungkan "karakter ion" dari sebuah ikatan terhadap perbedaan elektronegativitas dua atom,[3] namun persamaan ini telah sangat berkurang penggunaannya.

Beberapa korelasi tampak di antara frekuensi regangan inframerah ikatan dengan elektronegativitas atom yang terlibat:[17] namun ini tidaklah mengherankan karena frekuensi regangan bergantung secara parsial dengan kuat ikat yang diperhitungkan dalam perhitungan elektronegativitas Pauling. Korelasi yang lebih meyakinkan terlihat pada korelasi antara elektronegativitas dengan geseran kimia pada spektroskopi NMR[18] atau geseran isomer pada spektroskopi Mössbauer[19] (lihat gambar). Kedua pengukuran ini bergantung pada rapatan elektron s pada inti atom, sehingga merupakan indikasi yang baik bahwa pengukuran-pengukuran elektronegativitas yang berbeda benar-benar menjelaskan "kemampuan sebuah atom pada sebuah molekul untuk menarik elektron menuju dirinya sendiri".[1][3]

Tren pada elektronegativitas

Tren periodik

Variasi elektronegativitas Pauling (sumbu y) terhadap golongan periode tabel dari periode ke-dua sampai dengan periode ke-enam.

Secara umum, elektronegativitas meningkat secara periodik dari kiri ke kanan dan menurun dari atas ke bawah. Sehingga, fluorin tidak diragukan lagi merupakan unsur yang elektronegativitasnya paling besar, sedangkan sesium adalah yang paling kecil berdasarkan data hasil percobaan (nilai 0,7 Fransium didapatkan dari hasil ekstrapolasi).[n 2]

Terdapat beberapa pengecualian dari kaidah umum ini, Galium dan germanium memiliki elektronegativitas yang lebih besar daripada aluminium dan silikon karena kontraksi blok d. Unsur-unsur periode ke-empat setelah baris pertama dari logam transisi memiliki jari-jari atom yang lebih kecil dari biasanya karena elektron-elektron 3d tidak efektif dalam pemerisaian peningkatan muatan inti, sehingga ukuran atom yang lebih kecil berkorelasi dengan nilai elektronegativitas yang lebih besar (lihat Elektronegativitas Allred-Rochow dan Elektronegativitas Sanderson di atas). Anomali pada unsur timbal yang mempunyai elektronegativitas yang lebih besar daripada talium dan bismut tampaknya merupakan artefak seleksi data (dan ketersediaan data)—metode perhitungan selain metode Pauling memberikan hasil tren periodik yang normal.

Variasi elektronegativitas dengan bilangan oksidasi

Dalam kimia anorganik, umumnya kita menganggap sebuah nilai elektronegativitas tunggal berlaku untuk kebanyakan situasi "normal". Pendekatan ini membuat perhitungan sangatlah sederhana. Namun adalah jelas bahwa elektronegativitas sebuah unsur bukanlah sifat atom yang invariabel. Secara khusus, elektronegativitas bergantung pada keadaan oksidasi sebuah unsur.

Allred menggunakan metode Pauling untuk menghitung elektronegativitas secara terpisah untuk keadaan oksidasi yang berbeda-beda dari unsur-unsur yang umumnya dijumpai (termasuk pula timah dan timbal).[5] Namun, untuk kebanyakan unsur, tidaklah terdapat senyawa kovalen yang berbeda yang cukup untuk memperbolehkan pendekatan ini dapat dilakukan. Hal ini tampak dengan jelas pada unsur-unsur transisi yang nilai elektronegativitasnya merupakan nilai rata-rata dari beberapa keadaan oksidasi yang berbeda, sehingga menyebabkan tren elektronegativitas sulit dilihat.

Asam Rumus Keadaam
oksidasi
klorin
pKa
Asam hipoklorit HClO +1 +7,5
Asam klorit HClO2 +3 +2,0
Asam klorat HClO3 +5 −1,0
Asam perklorat HClO4 +7 −10 

Akibat dari peningkatan elektronegativitas ini dapat terlihat pada struktur oksida dan halida, dan pada keasaman oksida dan asam okso. CrO3 dan Mn2O7 merupakan asam oksida yang titik lelehnya rendah, sedangkan Cr2O3 merupakan oksida amfoterik dan Mn2O3 adalah oksida basa.

Efek lainnya juga terlihat jelas pada tetapan disosiasi asam asam okso klorin. Semakin tinggi keadaan oksidasi atom sentral klorin, semakin banyak rapatan elektron tertarik dari atom oksigen menuju klorin, sehingga menurunkan muatan parsial negatif atom oksigen dan meningkatkan keasaman.

Elektronegativitas gugus

Dalam kimia organik, elektronegativitas diasosiasikan lebih kepada gugus fungsi daripada atom individual. Istilah elektronegativitas gugus dan elektronegativitas substituen digunakan secara sinonim. Namun umumnya kita membedakan antara efek induktif dengan efek resonansi, ditandai dengan elektronegativitas σ dan π. Terdapat beberapa hubungan energi bebas linear yang digunakan untuk mengkuantitaskan efek-efek ini. Persamaan Hammet adalah salah satu contoh yang terkenal. Parameter Kabachnik adalah elektronegativitas gugus yang digunakan dalam kimia organofosfor.

Elektropositivitas

Elektropositivitas adalah ukuran kemampuan suatu unsur untuk mendonorkan elektron, sehingga membentuk ion positif. Oleh karena itu, elektropositivitas merupakan lawan dari elektronegativitas.

Sifat ini utamanya dimiliki oleh logam, yang berarti bahwa secara umum, semakin besar karakter logam suatu unsur, semakin kuat elektropositivitasnya. Oleh karena itu, logam alkali adalah yang paling elektropositif. Hal ini karena mereka memiliki satu elektron pada kelopak terluarnya dan, karena jaraknya relatif jauh dari inti atom, mudah mterlepas. Dengan kata lain, logam-logam ini memiliki energi ionisasi yang rendah.[20]

Sementara elektronegativitas naik sepanjang periode dalam tabel periodik, dan menurun sepanjang golongan, elektropositivitas menurun sepanjang periode (dari kiri ke kanan) dan meningkat sepanjang golongan (dari atas ke bawah).

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ This second relation has been recalculated using the best values of the first ionization energies and electron affinities available in 2006.
  2. ^ a b Elektronegativitas Pauling yang sering dikutip memiliki nilai elektronegativitas Fransium 0,7, tetapi nilai ini didapatkan dari hasil ekstrapolasi nilai provenans taktentu. Elektronegativitas sesium adalah 0,66.

Referensi

  1. ^ a b IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, edisi ke-2 ("Buku Emas") (1997). Versi koreksi daring:  (2006–) "Electronegativity".
  2. ^ a b c Pauling, L. (1932). "The Nature of the Chemical Bond. IV. The Energy of Single Bonds and the Relative Electronegativity of Atoms". J. Am. Chem. Soc. 54 (9): 3570–3582. doi:10.1021/ja01348a011. 
  3. ^ a b c Pauling, Linus (1960), Nature of the Chemical Bond (edisi ke-3rd), Ithaca, NY: Cornell University Press, hlm. 88–107 
  4. ^ Greenwood, N.N.; Earnshaw, A. (1984), Chemistry of the Elements, Oxford: Pergamon, hlm. 30, ISBN 0-08-022057-6 
  5. ^ a b c Allred, A. L. (1961). "Electronegativity values from thermochemical data". J. Inorg. Nucl. Chem. 17 (3–4): 215–221. doi:10.1016/0022-1902(61)80142-5. 
  6. ^ Mulliken, R. S. (1934). "A New Electroaffinity Scale; Together with Data on Valence States and on Valence Ionization Potentials and Electron Affinities". J. Chem. Phys.. 2: 782–793. doi:10.1063/1.1749394. 
  7. ^ Mulliken, R. S. (1935). "Electronic Structures of Molecules XI. Electroaffinity, Molecular Orbitals and Dipole Moments". J. Chem. Phys.. 3: 573–585. doi:10.1063/1.1749731. 
  8. ^ Pearson, R. G. (1985). "Absolute electronegativity and absolute hardness of Lewis acids and bases". J. Am. Chem. Soc.. 107: 6801. doi:10.1021/ja00310a009. 
  9. ^ Huheey, J. E. (1978). Inorganic Chemistry (edisi ke-2nd). New York: Harper & Row. hlm. 167. 
  10. ^ Allred, A. L.; Rochow, E. G. (1958). J. Inorg. Nucl. Chem. 5:264.
  11. ^ Sanderson, R.T. (1983), "Electronegativity and bond energy", J. Am. Chem. Soc., 105: 2259 
  12. ^ Sanderson, R.T. (1983), Polar Covalence, New York: Academic Press. 
  13. ^ N. S. Zefirov, M. A. Kirpichenok, F. F. Izmailov, and M. I.Trofimov, Dokl. Akad. Nauk SSSR, 1987, 296: 883 [Dokl.Chem., 1987 (Engl. Transl.)].
  14. ^ Trofimov, M. I.; Smolenskii, E. A. (2005), "Application of the electronegativity indices of organic molecules to tasks of chemical informatics", Russian Chemical Bulletin, 54 (9): 2235–2246, doi:10.1007/s11172-006-0105-6 
  15. ^ Allen, L. C. (1989). J. Am. Chem. Soc. 111:9003.
  16. ^ Noorizadeh, S.; Shakerzadeh, E.J. Phys. Chem. A.; 2008; 112(15); 3486-3491
  17. ^ See, e.g., Bellamy, L. J. (1958). The Infra-Red Spectra of Complex Molecules (2nd Edn.). New York: Wiley. p. 392.
  18. ^ Spieseke, H.; Schneider, W. G. (1961). J. Chem. Phys. 35:722.
  19. ^ Clasen, C. A.; Good, M. L. (1970). Inorg. Chem. 9:817.
  20. ^ "Electropositivity," Microsoft Encarta Online Encyclopedia 2009. (Archived 2009-10-31).

Bibliografi

  • Jolly, William L. (1991). Modern Inorganic Chemistry (2nd Edn.). New York: McGraw-Hill. ISBN 0-07-112651-1. pp. 71–76.
  • Mullay, J. (1987). "Estimation of atomic and group electronegativities." Struct. Bond. 66:1–25.

Pranala luar

Tag:



Apa-itu-Program-Perkuliahan-Jalur-RPL-Rekognisi-Pembelajaran-Lampau-Recognition-of-Past-Learning

RPL adalah pengakuan atas Hasil Belajar yang diperoleh seseorang dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dan untuk melakukan penyetaraan dengan kualifikasi tertentu.Program RPL ini telah disesuaikan dengan Permenristekdikti No. 26 Tahun 2016. Yang menjelaskan bahwa pedoman RPL sangat jelas dan mengacu pada landasan hukum Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Sehingga RPL penting untuk kelangsungan pendidik…

BANGKRUT-Akankah-Amarika-Serikat-akan-menjadi-negara-ke-6-didunia-yang-gagal-bayar-Utang-alias-Bangkrut-Default-

Amerika Serikat (AS) dihadapkan pada ancaman gagal bayar utang sebesar USD 31,45 triliun atau setara Rp. 462.000 triliun, per Maret 2023. Total utang ini menempatkan Amerika sebagai negara pertama dengan utang terbanyak di dunia.Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen kembali mengingatkan jika Amerika Serikat tidak menaikkan plafon utang bisa berdampak pada perekonomian AS.Jika AS tidak menaikkan pagu utang, pemerintah AS berpotensi tidak mampu membayar upah, kesejahteraan, dan pembay…

WOW-Mark-Zuckerberg-Gets-his-first-Gold-Medal-in-the-Jiu-Jitsu-Martial-Arts-Tournament

Meta CEO and Facebook founder, Mark Zuckerberg won a gold medal in his first ever jiu jitsu tournament. Apart from the gold medal, the man who is familiarly called Zuck also brought home a silver medal for his jiu jitsu team, the Guerrilla Jiu Jitsu Team. This achievement was conveyed by Zuckerberg in his latest Instagram post via the official account with the @zuck logo. Through his post, the Meta boss also shared several photos showing his actions in the jiu jitsu tournament which was hel…

Heres-how-to-translate-English-to-Indonesian-in-Word-without-using-Google-Translate

Users generally translate English documents into Indonesian using the help of Google Translate or Google Translate. But now, users can translate documents in Word without using Google Translate. Microsoft Word has an option that allows users to translate documents directly from Word. Compiled from various sources, here are three ways to translate text from English to Indonesian in Word: 1. How to translate part of the text in WordIf the user wants to translate text or a specific part o…

Here-are-4-Important-Steps-How-to-Determine-the-Target-Market

Determining the right marketing strategy is one of the keys to the success of a business. Starting with knowing the target market to be addressed. What is meant by target market? The target market is the group of people who will sell your product. Generally, the target market will have the same characteristics both in terms of habits, demographics, and others. By knowing the target market, the marketing strategy becomes more effective and efficient, as well as saving costs because the promotio…

Do-you-know-why-honey-changes-color-to-black-Is-it-dangerous-to-consume

Honey is one of the most durable food ingredients and can last a long time if stored properly. It is so durable that even honey is said to have no expiration date. Is that true? According to Professor of the Department of Animal Husbandry Production and Technology, Faculty of Animal Husbandry, Bogor Agricultural University (IPB), Prof. Dr. Ir. Asnath Maria Fuah MS., especially pure honey does not have an expiration date. It's just that if it is stored for too long the quality will decrease, s…

The-difference-between-HTTP-and-HTTPS-and-what-they-mean

Currently, almost all websites are advised to use the HTTPS protocol. So, if you want to switch to HTTPS but are still unsure, we will help explain everything, from the differences between HTTP and HTTPS in terms of security, performance, to benefits for SEO. Apart from that, we will also explain how HTTP vs HTTPS protocols transmit data over the internet and the important role of SSL certificates, as well as the advantages and disadvantages of each of these protocols. Difference …

The-difference-between-OLED-AMOLED-Super-AMOLED-Dynamic-AMOLED-and-LTPO-AMOLED

If you want to experience a more pleasant screen visual experience, you should choose a device that offers an OLED panel. OLED panels have a myriad of advantages, such as higher power efficiency, a wider color range, and unmatched contrast ratios. Find sales of phones with Super AMOLED screens here. OLED screens also have several choices, namely AMOLED, Super AMOLED, Dynamic AMOLED, and also LTPO AMOLED. So, each type of OLED panel has unique and diverse characteristics. Here are the different t…

Do-you-know-that-500-Japanese-soldiers-were-killed-by-crocodiles-on-Ramree-Island-during-the-occupation

How does it feel to run injured but end up in a crocodile's mouth?A terrible tragedy occurred about 78 years ago. The tragedy was the massacre of Japanese soldiers on Ramree Island by a giant reptile weighing hundreds of kilograms.The massacre was the deadliest crocodile attack on humans recorded in the Guinness Book of World Records.1945 was the year the Japanese imperial invasion of Asia ended. The Japanese army was attacked by the Allied forces in full force.Ramree Island is located on the So…

DANGER-German-Company-Qualcomm-Chip-Collects-User-Information-Sent-To-Its-Servers

German security firm Nitrokey recently released a report claiming that they have discovered an unrecorded feature in Qualcomm Snapdragon chips that collects and sends user information directly to Qualcomm's servers.This feature is independent of the Android operating system, which means that data is transmitted even if the operating system is not involved. Nitrokey installed a Google-free version of Android on a Sony Xperia XA2 phone equipped with a Qualcomm Snapdragon 630 chip and found that da…

Kembali kehalaman sebelumnya