Efek psikologis penggunaan internet

Efek psikologis penggunaan internet dapat disebut juga sebagai kecanduan atau ketergantungan terhadap internet. Penggunaan internet secara berlebihan yang pada awalnya hanya dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang, lalu pada akhirnya akan memakan waktu dan membuat penggunanya mengabaikan lingkungan sosialnya.[1]

Kecanduan internet

Kecanduan internet dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana seseorang kehilangan kendali atas penggunaan internet yang berlebihan hingga mengakibatkan hal buruk dalam kehidupan kesehariannya. Seseorang dikatakan kecanduan internet jika menggunakan internet selama 38 jam per minggu.[2]

Permainan elektronik

Kualitas terpenting dari teknologi informasi modern adalah adanya hubungan yang kompleks antara konten, sistem pengiriman, dan pelantar/platform. Dengan demikian, permainan elektronik dapat dimainkan melalui berbagai pelantar terkomputerisasi, baik bermain sendiri maupun bermain bersama orang lain yang saling terhubung dengan internet.[3]

Beberapa permainan elektronik dirancang dengan desain yang bagus sehingga berdampak pada kemampuan mengolah informasi. Kecakapan dalam menjalankan permainan tersebut pun akan berdampak pada kecakapan menggunakan komputer untuk hal yang lain. Selain itu, permainan elektronik tersebut dapat mengasah kemampuan spasial, misalnya dengan bermain tetris, maka seseorang akan mampu membayangkan secara visual jika benda-bendanya dipindahkan atau diputar.[3]

Dampak internet

Internet dapat diakses kapanpun dan di manapun yang mana kontennya dapat berguna untuk mengerjakan tugas sekolah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan sehari-hari, dan juga informasi umum yang dibutuhkan untuk keperluan pekerjaan. Di sisi lain, penggunaan internet pun dapat berdampak negatif seperti penyebaran konten yang berisi kebencian maupun konten pornografi.[4]

Dampak dari penggunaan internet dapat bersifat positif maupun negatif. salah satu contoh adalah adanya akses informasi yang baru berbasis penggunaan komputer akan meningkatkan peluang-peluang baru di dunia digital, di sisi lain, ada kesenjangan digital di antara mereka yang cakap memanfaatkan teknologi dengan mereka yang kurang kompeten mengaplikasikan teknologi ke dalam kehidupan sehari-hari termasuk pekerjaannya. Selain itu, dengan adanya perkembangan teknologi, pebedaan jarak bukanlah sesuatu hal yang dianggap sebagai kendala karena teknologi dapat menciptakan suatu ruang yang diisi oleh manusia dari berbagai wilayah dan negara, sementara itu, interaksi di dunia nyata menjadi kurang bermakna manakala manusia sibuk dengan dunia maya masing-masing. Dalam dunia kerja, adanya kemajuan teknologi mengakibatkan pola kerja menjadi lebih fleksibel dan memungkinkan adanya komunikasi serta kerjasama dengan pihak-pihak di luar. Kekurangannya adalah tidak adanya pengawasan yang ketat dalam lingkungan kerja yang struktur organisasinya bersifat hierarkis, yang pada akhirnya menimbulkan sikap ketidakpercayaan dalam lingkungan tersebut.[5]

Referensi

  1. ^ Bisen, Shilpa Suresh (2018). The Impact of the Internet in Twenty-First Century Addictions, dalam B. Bozoglan (ed) Psychological, Social, and Cultural Aspects of Internet Addiction. IGI Global. hlm. 4. ISBN 9781522534785. 
  2. ^ Smyth, Shaun Joseph (2018). Internet Addiction, dalam B. Bozoglan (ed) Psychological, Social, and Cultural Aspects of Internet Addiction (PDF). IGI Global. hlm. 22. ISBN 9781522534785. 
  3. ^ a b Subrahmanyam, Kaveri (2001). New Forms of Electronic Media, dalam D.G. Singer (ed) Handbook of Children and the Media. LOndon, California, and New Delhi: SAGE Publications. hlm. 74. ISBN 0-7619-1955-4. 
  4. ^ Subrahmanyam, Kaveri. Digital Youth. Springer. hlm. 124. ISBN 978-1-4419-6278-2. 
  5. ^ Macnamara, Jim (2010). The 21st Century Media Revolution. New York: Peter Lang Publishing, Inc. hlm. 87. ISBN 978-1-4331-0936-2.